Pertengahan Agustus lalu, salah seorang teman yang biasa saya panggil Pak De’, mempost sebuah video sedang bersama Rijal Djamal di Makassar. Youtuber asal Makassar itu mengajak warga Kolaka Utara mengikuti sebuah event yang akan dihadirinya Tanggal 23 Agustus 2022 di Lasusua. Saya langsung komentar, mudah-mudahan tidak keluar daerah, insyaallah saya akan hadir. Saya kagum dengan anak muda yang satu itu. Sayang, Daeng youtuber tidak jadi datang. Batal Kanda, demikian jawaban Pak De’ waktu saya konfirmasi tanggal dua puluh tiga.

Tidak lama kemudian, saya dikirimi pertanyaan menantang. Bagaimana kalau kita saja yang datangkan Kanda ? Saya cuma jawab, kalau begitu kita ngopi dulu. Kopi darat digelar, tapi pembicaraan tentang Rijal baru seputar tema apa yang cocok, belum mengerucut. keburu magrib bela.

Setelah seminggu berlalu, saya kirim sketsa acara, judulnya “Rijal Djamal go to Lasusua”, isinya sasaran peserta, waktu, tempat dan moderator untuk dua kegiatan. Digital Entrepreneur dan Publik Speaking. Langsung dibalas mantap, kapan ini kanda ? siapa yang adakan ? Saya hanya menghayal sebetulnya. Tapi dibalas, tunggu saya kodong, mauka umroh dulu. Mana berani saya bikin kalau bapak tidak ada. Balasku waktu itu. Ternyata sketsa yang saya kirim ke Pak De’ sudah diteruskan ke Rijal Djamal.

Respon Daeng Rijal bagai mendorong tuas persenelang mobil matic dari P ke D. Sisa digass ini Pa De’ katanya, kebetulan Kolaka juga lagi persiapkan event untuk Rijal. Sekalianmi.

Beberapa hari kemudian, dari kejauhan di Madinah sana, saya diminta bertemu teman-temannya untuk membicarakan persiapan mendatangkan Rijal Djamal. Saya langsung aminkan, gagasan dari tanah suci tidak boleh dibiarkan menguap, ini pasti petunjuk dari langit, tidak usah ragu soal maslahat dan berkah kegiatan. Tidak gampang itu Bos. Hanya orang pilihan yang bisa injakkan kaki di tanah haram itu.

Parenta dari Madinah itu akhirnya menggerakkan kami bertemu teman-teman Pak De. Ada dari KCN, Mata Lensa, JARIKU dan Titik Nol Mangemen. Beberapa saya kenal, selebihnya baru ketemu. Yang kami putuskan dari pertemuan itu, bahwa kita sepakat mendatangkan Rijal Djamal Tanggal 18 September 2022, N Three Kafe ditetapkan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan, sedangkan Kolut Creative Network (KCN) sebagai organizernya.

Terus dari mana uangnya ? iyasi tu. Siapapun mau buat event, pertanyaan klasik ini akan muncul sampai hari kiamat. Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Mendatangkan narasumber dari jauh, minimal kita tanggung transportasi dan akomodasinya. Kemana-mana Rijal Djamal kalau diundang pasti datang bersama tim. Dia tidak pernah jalan sendiri, paling sedikit didampingi empat orang kru. Belum konsumsi pesertanya. Kalau dihitung-hitung, panitia harus siapkan minimal 15Jt, baru kepanitiaan itu masagena.

Angka itu cukup menggoyang optimisme panitia. Setiap kali Pak De’ bertanya dari Madinah terkait progress persiapan, seputar undangan, publikasi, tempat, peserta, dan lain – lain, jawaban ketua panitia selalu mantap. Giliran yang ditanya soal anggaran, nadanya pasti berat, kadang bikin mules. Ada yang langsung izin ke toilet.

Di sinilah pentingnya kolaborasi. Kata Ryusoke Kitoro, Secara individu kita hanyalah setetes, tapi bersama-sama kita adalah lautan. Lewat pengalaman ini pula saya merasakan betapa pentingnya relasi, komunikasi dan reputasi.

Modal kita cuma gagasan dan timwork. Tinggal bagaimana gagasan itu dikomunikasikan dengan baik kepada relasi yang paham dengan reputasi kita. Penipu saja bisa dapat uang dari orang yang baru dia kenal, hanya dengan modal bicara. Kita bukan mau menipu. Ide kita telah dimunajatkan di tanah suci. Tim yang mengorganiser kegiatan terdiri dari anak-anak muda tulus yang nama baiknya belum tercemar. Sehingga peluang dapat sponsor terbuka sangat lebar. Tinggal butuh aksi nyata. Kata Kasman Suherman, ternyata gagasan cemerlang tidak akan terwujud kalau hanya dibicarakan, tapi perlu aksi nyata.

Makin dekat hari H panitia makin prihatin, jadijika ini ? soalnya nominal dana terkumpul tidak beruba-berubah, sementara waktu semakin kasip. Pak De’ orang yang paling dibutuhkan arahannya, masih di tanah suci, tidak enak juga rasanya mengganggu kehusyuan ibadahnya. Beliau pulang nanti Tanggal 12 September sedangkan acara Tanggal 17, waktu injak gas sisa lima hari. Saya sendiri tidak bisa berbuat banyak. Relasi tidak seberapa sementara urusan dinas juga semakin padat.

Namun orang yang berpengalaman mengorganizer kegiatan tidak pernah panik soal anggaran. Apalagi yang luas jaringan pertemanannya. Mereka selalu punya seribu satu macam jurus. Gagal yang satu, satunya lagi. Sebelum semua jurus digunakan, mereka selalu terlihat tenang, penuh optimisme dan tidak pernah menyerah. Betul kata pepatah “Hanya orang tenang yang bisa melihat jalan keluar”. Orang optimis selalu melihat banyak jalan, orang pesimis hanya melihat satu jalan, itupun jalan buntu.

Kepulangan Pak De’ yang masih menyisahkan energy baitullah menguatkan kembali semangat yang hampir tergerus sekaligus menata arah kerja tim untuk kembali tancap gas. Tak ada lagi waktu untuk mengeluh apalagi menyerah, semua momen adalah saat terbaik untuk bekerja. Walhasil, H min 2 kegiatan, angka yang dikejar nyaris tembus. Malam sebelum acara, persoalan maha berat itu akhirnya teratasi. Setelah direkeng-rekeng alhamdulillah semuanya aman. Panita tingggal focus pada teknis pelaksanaan.

Rijal Djamal akhirnya tampil perdana di Lasusua di hadapan ratusan putra putri Kolaka Utara bersama Kasman Suherman pakar IT putra Latali Kolaka Utara yang sukses menciptakan aplikasi primadona untuk Pemerintahan Desa. Apa yang disampaikan Kasman Suherman dan Rijal Djamal di acara Digital Enterpreneur cukup menampar peserta seminar untuk bisa melihat dunia lebih luas lagi.

Era digital memungkinkan semua orang untuk merintis usaha dan menembus batas-batas Negara tanpa perlu tempat strategis apalagi mewah. Cukup punya hp android serta jaringan internet. Kita bisa terkoneksi dengan siapa saja di belahan bumi manapun di planet ini. Termasuk mengorbitkan Lasusua membuka mata dunia. Asalkan tekad kuat dan segera mulai melangkah. Tembok cina yang teramat besar itu di mulai dari satu bata.

(Visited 148 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: