Oleh : Ruslan Ismail Mage
Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia.
Paragraf pembuka di atas adalah bagian dari alinea 4 dari Pembukaan UUD 1945. Kalau membaca dan memaknainya, jelas itu mengandung minimal tiga pesan. Pertama, setiap warga negara wajib melindungi seluruh tumpah darah Indonesia. Kedua, setiap warga negara wajib mencerdaskan kehidupan bangsa. Ketiga, ikut melaksanakan ketertiban dunia.
Tiga pesan itu hanya bisa dilaksanakan oleh pemimpin yang memiliki tiga kompetensi juga. Pertama, pemimpin tangguh yang punya komitmen mengurangi tingkat ketergantungan utang kepada negara lain. Hal ini menjadi penting, karena menurut Bung Hatta, “Negara yang memiliki banyak utang sesungguhnya tidak merdeka”. Kedua, pemimpin yang memiliki tingkat kemampuan intelektual tinggi yang komitmen membangun sumber daya manusia tanpa mengesampingkan pembangunan infrastruktur lainnya. Ketiga, pemimpin yang memiliki kemampuan berbahasa internasional untuk bisa percaya diri berbicara di forum-forum dunia.
Kalau melihat rekam jejak pemimpin, bisa jadi hanya Anies Rasyid Baswedan yang memenuhi ketiga kompetensi itu. Pertama, Anies tidak memiliki jejak penyalahgunaan anggaran yang bisa merugikan negara selama memimpin DKI Jakarta. Artinya Anies tangguh melawan godaan penyalahgunaan wewenang. Ungkapan bijak mengatakan, “Menjalankan kepemimpinan itu tidak susah, karena sudah ada juknis dan juklaknya, yang susah melawan godaan”.
Kedua, Anies pernah dinobatkan rektor termuda di Indonesia, dan inisiator gerakan “Indonesia Mengajar” yang mendistribusikan kecerdasan kepada seluruh anak bangsa di pelosok negeri. Ketiga, kecakapannya berbahasa Inggris, membuat Anies terampil tampil di forum-forum dunia. Kalau dicermati, pentingnya pemimpin memiliki kemampuan bahasa internasional untuk bisa melobi menciptakan ketertiban dunia, itu pesan Pembukaan UUD 1945.
Itulah sebabnya kenapa Soekarno dalam sebuah literatur menyebut sangat antusias ingin mempelajari beberapa bahasa khususnya bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan pemimpin dunia. Saking antusiasnya sampai Bung Karno pernah mengungkapkan bahwa, “Dalam mimpi tidurnya, ia selalu bercakap menggunakan Bahasa Inggris”.
Bayangkan Kalau Empat Menit
Dalam suatu konferensi virtual dunia antara Gubernur dan Wali Kota yang tergabung dalam C40 yang bertema, “Dialogue Between C40 Mayors and UN Secretary General-Advancing Carbon Neutrality and Resilent Recovery for Cities and Nation” yang dihadiri Sekjen Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Gutteres 17 April 2021, Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta waktu itu mampu membuat kejutan.

Dikutip dari kompas.tv, sebelumnya Gubernur Anies Rasyid Baswedan ditunjuk sebagai Wakil Ketua Komite Pengarah C40 Cities bersama Gubernur Tokyo, Yuriko Koike, dalam penetapan di London, Inggris, 4 April 2020. C40 Cities merupakan jaringan yang menghubungkan 97 kota besar dunia yang telah berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah progresif terkait perubahan iklim.
Beberapa media berita mengutip akun instagram@aniesbaswedan, membuat judul berita, “Mengubah Keputusan Dunia dalam Dua Menit”. Satu diantaranya merdeka.com melaporkan, pidato singkat Anies dalam forum virtual dunia itu dipuji dan berhasil mempengaruhi Sekjen Perserikatan Bangsa Bangsa. Usulan Anies tentang kebijakan dampak perubahan iklim langsung diterima saat bicara hanya dalam waktu dua menit.
Dalam pembicaraan C40 Cities itu, Anies menyampaikan dua usulan penting kepada Sekjen PBB. Pertama, supaya PBB dapat mendorong negara-negara untuk mengakui pencapaian aksi iklim yang dilakukan pada tingkat kota dan itu perlu dihitung sebagai bagian dari National Determined Contribution (NDC) dari aksi iklim. Kedua, Anies mengusulkan PBB membantu terjadinya integrasi vertikal dan horizontal pada tingkat aksi, serta PBB perlu mendukung negara mengembangkan arsitektur dan struktur pendanaan komprehensif kepada pemerintah tingkat nasional pada forum global untuk dieksekusi di tingkat lokal.
Hal menarik dari usulan Anies ini adalah Sekjen PBB langsung menerimanya dengan mengatakan, “Kami sepenuhnya siap untuk melakukan yang terbaik dengan organisasi dan tim perwakilan PBB pada berbagai negara untuk sepenuhnya melalui advokasi global dengan para pemerintah untuk melakukan persis seperti yang Anda usulkan kepada kami,” kata Antonio Gutteres.
Respon Sekjen PBB tersebut langsung disambut oleh mantan Walikota Toronto David Miller, yang juga mantan Ketua Jejaring C40. David Miller yang bertindak sebagai moderator acara itu memberikan apresiasi kepada Anies lantaran bisa mempengaruhi Sekjen PBB dalam waktu dua menit. “Gubernur Baswedan, Anda telah berhasil mempengaruhi PBB hanya dalam waktu dua menit, bayangkan apabila Anda mendapatkan waktu empat menit,” pungkasnya.
Melihat aksi Anies di forum dunia seperti di atas, hanya satu kata untuk mantan Gubernur visioner DKI Jakarta tersebut excellence, yang berarti suatu kemampuan atau keterampilan yang luar biasa dan dimiliki oleh seorang individu di suatu bidang. Dalam pencarian di mesin penyimpanan data google tidak ditemukan data pemimpin yang pernah melakukan hal yang sama di forum-forum dunia berbicara dua menit bisa langsung disetujui Sekjen PBB, selain Anies. Selamat untuk Anies, selamat untuk Indonesia memiliki pemimpin yang diakui di pentas dunia. Sekali lagi, excellence.
*Inspirator dan penggerak, penulis buku-buku motivasi dan politik