Oleh : Ruslan Ismail Mage*

Beberapa tahun lalu, ketika hendak melanjutkan studi program doktor ilmu politik, saya menghadap minta restu kepada Guru Besar Hukum Tata Negara Prof. Dr. Andi Mustari Pide, SH. Nasihat-nasihat inspiratifnya pun terus mengalir bagaikan sumber mata air yang tidak pernah kering. Dua nasihat kepemimpinan bernuansa filosifisnya yang kemudian memperkaya buku-buku motivasi kepemimpinan yang saya tulis.

Pertama, nasihatnya yang mengatakan, “Kekuasaan dan pengaruh seorang pemimpin itu berdasarkan ruang dan waktu. Berdasarkan ruang, karena seorang pemimpin berkuasa dan berpengaruh di daerahnya, tetapi ketika keluar daerah lain belum tentu berkuasa. Berdasarkan waktu, karena bisa jadi bulan atau tahun ini berkuasa, tetapi bulan atau tahun depan tidak berkuasa lagi.

Kedua, nasihatnya yang mengatakan, “Kalau pemimpin naik mobil mewah dan berbagai fasilitas mahal lainnya, itu biasa dan memang sepantasnya. Namun ketika ada seorang pemimpin naik mobil biasa atau bahkan naik mobil umum, itu baru luar biasa. Menurut beliau, luar biasanya karena sudah menjadi seorang pemimpin yang memiliki otoritas tetapi masih berperilaku seperti rakyat biasa. Itulah pemimpin sejati yang mampu mengendalikan ego alaminya sebagai manusia yang ingin tampil berlebih dibanding orang lain”.

Kalau tiba-tiba teringat dua dari sekian banyak nasihat inspiratif pendiri Yayasan Perguruan Tinggi Indonesia Padang ini, itu karena melihat gambar Bupati Pesisir Selatan Drs. Rusma Yul Anwar, M.Pd sedang naik mobil sewaan sejenis mobil grab ketika sedang menjalani dinas ke kantor Kementerian Perhubungan Jakarta mengurus pembangunan Pelabuhan Panasahan tanggal 5 Juli 2023 lalu. Menjalankan aktivitas sebagai bupati di ibukota sampai pergi makan lebih memilih naik mobil taxi agar bisa berbincang dan memahami kondisi driver.

Walau sesungguhnya seorang pemimpin daerah dijamin haknya oleh negara untuk menikmati fasilitas kepemimpinan untuk memperlancar semua urusan dinasnya sebagai bupati, tidak terkecuali penggunaan fasilitas kendaraan dalam menjalankan tugas kepemimpinannya. Namun entah kenapa, fasilitas itu tidak dimanfaatkannya. Tentu hal ini tidak lepas dari karakter kepemimpinan beliau yang selalu tampil sederhana.

Kalau dua nasihat Prof. Dr. Andi Mustari Pide, SH di atas dipakai untuk membedah karakter kepemimpinan sang bupati, dapat dikatakan dua hal. Pertama, Bupati Pesisir Selatan termasuk pemimpin yang tahu diri menempatkan di mana kekuasaan dan pengaruhnya berada. Kedua, Bupati Pesisir Selatan bukan pemimpin biasa, tetapi masuk kategori pemimpin luar biasa. Dikatakan luar biasa karena selalu melakukan hal-hal sederhana yang tidak biasa dilakukan oleh pemimpin pada umumnya.

*Inspirator dan penggerak, penulis buku-buku motivasi dan kepemimpinan

(Visited 445 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.