Oleh: Tantri Alia Pitri*

Bumi Minangkabau Rabu 27 September 2023 sangat cerah menyambut pagiku untuk bersiap-siap menjalani rutinitas ke kampus. Sebagai mahasiswi jurusan komunikasi ada dua mata kuliah siang ini yang harus saya ikuti, yaitu “PR Writing” pada jam 13:30 dan kedua “Perkembangan Teknologi Komunikasi” pada jam 16:00 dengan dosen mantan komisioner KPID Sumatera Barat, Ibu Yumi Arianti, S.Sos., M.Si.

Saat memasuki mata kuliah kedua “Perkembangan Teknologi Komunikasi”, lbu Yumi menyampaikan kami akan kedatangan seorang dosen, trainer, inspirator dan penggerak, serta penulis buku-buku motivasi, yang bukan hanya motivator di Sumatra Barat saja, namun sudah sudah keliling kampus di lndonesia. Saya pun sontak kaget dan juga penasaran, “Siapa sih seorang motivator tersebut?”

Sesaat kemudian, lbu Yumi menjemput sang motivator tersebut dan mempersilahkan masuk ke kelas kami. Seorang bapak berpenampilan sederhana memakai kaos lengan panjang warna biru dengan raut wajah santai tetapi membiaskan keseriusan dan ketegasan. Aku awalnya ragu, benarkah bapak ini bisa memotivasi orang atau tidak, apalagi di awal pembicaraan sempat menyoroti teman yang ikut bicara saat Bapak tersebut bicara.

Namun, di situlah kelihaiannya menguasai forum. Setiap pergerakan dan ucapan audience bisa dijadikan narasi yang membuat pendengarnya sadar dan terkagum. Tidak ada celah yang tidak bisa dikemas menjadi narasi inspiratif yang menggugah jiwa kami.

Menanggapi teman yang saling berbicara ketika sedang menjelaskan konsepnya, sang motivator tersebut langsung menguraikan fungsi-fungsi pancaindra manusia. Menurutnya, pancaindra manusia yang paling duluan berfungsi menurut agama adalah telinga manusia. Demikian pula secara medis kedokteran menjelaskan telinga yang paling pertama berfungsi. Dengan fakta ini, sesungguhnya Tuhan berpesan kepada setiap hamba-Nya bahwa, “Tidak ada kesuksesan yang bisa didapat tanpa kemampuan dan kecerdasan untuk mendengar.” Kalau ini dijabarkan lebih jauh, dapat disimpulkan orang yang tidak bisa mendengar adalah sifatnya sombong, angkuh, dan tidak menghargai orang lain. Kenapa penguasa banyak yang diturunkan di tengah jalan? Karena tidak mendengarkan keluhan penderitaan rakyatnya. Kenapa pengusaha banyak gulung tikar? Karena malas mendengarkan suara konsumennya. Jadi hati-hatilah berbicara ketika gurunya sedang menjelaskan konsep keilmuannya.

Setelah mendengar penjelasan fungsi telinga itu, seketika semua terdiam fokus mendengarkan setiap diksi kata dan untaian kalimat inspiratif sang motivator tersebut yang bernama Bapak Ruslan Ismail Mage. Suasana cair, bapaknya ternyata tidak semenyeramkan yang di bayangkan awalnya. Beliau baik, ramah, flaksibel, dan semangatnya itu benar-benar membangunkan jiwa yang selama ini terlelap mimpi.

Motivator hebat yang mampu melahirkan puluhan motivator dalam waktu 30 menit. Aku punya alasan pembenar untuk mengatakan demikian, karena minimal aku dan yakin semua teman-teman yang mengikuti kuliah hari ini spontanitas menjadi motivator untuk dirinya sendiri setelah bertemu Pak Ruslan dalam 30 menit. Karena menurutnya motivator terhebat adalah diri sendiri, dan aku sudah merasakan itu. “Kalau bukan kita memotivasi diri sendiri, lalu siapa lagi?”

Hal menarik lain yang aku catat adalah, “Hidup ini dipenuhi dengan orang-orang yang bergelar akademik, namun sebagian besar masih menganggur. Salah satu penyebabnya karena tidak adanya keberkahan ilmu. Masa depan itu bukan hanya sekadar wilayah ijazah, tetapi juga wilayah keberkahan ilmu. Dan sumber keberkahan ilmu itu hanya dua, yaitu memuliakan orang tua dan menghargai guru.”

Sang motivator Bapak Ruslan Ismail Mage menjelaskan sangat rinci, sehingga bisa membuat aku termotivasi untuk lebih meng-upgrade diri atau lebih memotivasi diri untuk ke depannya. Dalam kesempatan langka ini, Pak Ruslan juga memberikan metode menjadi penulis dalam 30 menit. What? Apa mungkin kataku membatin.

Awalnya aku juga tidak percaya bagaimana bisa kita menjadi penulis hanya dalam 30 menit. Tetapi setelah beliau memberi bagaimana tips-tips menjadi penulis dalam 30 menit, aku langsung tersadar bahwa kita bisa menjadi motivator dan penulis. Buktinya, semangatku membahana lagi dan tulisan ini lahir.

Terima kasih Bapak Ruslan Ismail Mage, sang motivator hebat yang mampu melahirkan puluhan motivator dalam 30 menit.

*Mahasiswi Jurusan Komunikasi Unes

(Visited 93 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Inspirasi Daerah

Inspirasi Daerah memuat narasi pemerintahan daerah seluruh Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.