Oleh: Lolita Eka Putri*

Aku sama sekali tidak bisa membayangkan betapa bahagianya diriku ketika mendapat pesan WhatsApp undangan mengikuti acara “Workshop Menulis Buku bagi Guru di Era Merdeka Belajar”. Antara haru dan bangga melihat namaku terselip di antara penulis-penulis hebat yang ada di Pesisir Selatan. Kubaca berulang kali untuk memastikan bahwa itu adalah namaku.

Tanpa pikir panjang aku langsung memberitahu kepala sekolahku dan memintanya membuatkanku surat tugas, karena aku sudah tidak sabar bertemu dengan teman-teman hebatku. Terlebih dengan narasumber yang pasti sangat luar biasa. Namun hatiku mulai gelisah ketika aku memandangi putri kecilku yang masih berusia tiga tahun. Aku tidak tega meninggalkannya, walaupun tetanggaku sudah seperti keluarga menawarkan untuk menjaganya sampai suamiku tiba.

Kebetulan suamiku bekerja sebagai seorang pedagang telur yang bolak-balik dari Payakumbuh ke Pesisir Selatan. Untung suamiku paham kegelisahanku hendak menitip anak sama tetangga, sehingga menyuruhku membawa anak ke Hotel Gizella tempat acara. Nanti katanya dalam perjalanan dari Payakumbuh mampir hotel jemput anak membawanya pulang.

Terima kasih dukungannya suamiku tercinta, anak-anaku dan tetanggaku, juga tidak lupa kedua orang tuaku yang selalu menyelipkan namaku di setiap untaian doa mereka. Alhamdulillah, semuanya berjalan lancar. Aku kira datang terlambat karena ngurus anak dulu, ternyata acaranya belum dimulai ketika aku memasuki ruangan.

Wajah berseri tampak ketika aku memasuki ruang pertemuan. Semuanya penuh semangat yang membara dan berapi-api, ada perasaan bangga saat berada di antara mereka. Acara pun dimulai dengan lantunan ayat suci Al-Qur’an, hingga menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sesaat kemudian acara inti dimulai, sang narasumber founder Bengkel Narasi Indonesia Bapak Ruslan Ismail Mage memperbaiki posisi duduknya untuk kemudian mengucapkan salam kepada seluruh peserta.

Vokalnya yang berirama, diksi katanya bernuansa filosofis, serta kalimatnya yang inspiratif, membuatku tak satupun narasinya yang saya lewatkan. Semua yang keluar adalah motivasi yang meyakinkan bahwa semua orang punya hak menjadi orang besar, menjadi tokoh terkenal. Menurutnya, kita selama ini sibuk mengidolakan tokoh hingga lupa bahwa kita adalah tokoh itu yang sebenarnya. Banyak kelebihan yang sebenarnya kita miliki, namun kita masih berada dalam penjara yang paling terkejam di dunia yaitu pikiran kita sendiri.

Terima kasih suamiku, cintamu telah mengantarkanku bisa bertemu sang inspirator menulis Indonesia Bapak Ruslan Ismail Mage, yang telah mengeluarkanku dari penjara pikiranku yang terkadang melemahkan diriku sendiri, padahal sesungguhnya aku bisa muncul ke permukaan dengan karya-karya bukuku. Terima kasih cinta, dengan cinta aku berkarya untuk cinta. []

*UPT SDN 31 Koto Merapak Kecamatan Sutera Pesisir Selatan

(Visited 113 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Inspirasi Daerah

Inspirasi Daerah memuat narasi pemerintahan daerah seluruh Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: