Oleh: Rosita Samad
Luapan pena ini terinspirasi dari realita kehidupan sehari-hari yang memberi kita sajian pengalaman berbagai hal. Siapa pun itu dengan status sosial budaya, ekonomi dan jabatan apa pun dalam berinteraksi sosial di mana pun itu hampir mustahil tidak bisa tanpa orang lain, sebagai makhluk sosial manusia tentu saja membutuhkan manusia lainnya demikian pula konsep alam yang fitrahnya manusia adalah bagian dari bumi dengan ekosistem besar dengan menggenggam takdir masing-masing. Kita yakin akan takdir baik dan takdir buruk di luar kendali kita.
Mengapa kita harus belajar berdamai dengan takdir seperti halnya belajar menerima tidak “dianggap” karena orang-orang sekitar kita punya pilihan yang tidak bisa kita intervensi dan juga merupakan bagian dari takdir itu sendiri. Orang mau mengajak atau melibatkan adalah suatu pilihan yang tentu saja tidak dapat kita kendalikan walau itu akan menciutkan rasa kita. Sehatkan jiwa dan katakan pada hati untuk tidak bergantung dan tidak berharap semu pada orang lain. Kadang lelah hati jika kita menambatkan asa yang terlampau kuat pada perahu nan lapuk, sia-sia. Kuatkan hati jalani hidup dengan tuntunan agama kita masing-masing dan saling menguatkan dalam keberagaman.
Berdamai dengan takdir yang diwujudkan antara lain dengan belajar ” tak dianggap” bisa terjadi pada pelajar dan mahasiswa yang masih dalam tahap pembelajaran , tetaplah semangat jalani takdir walau mungkin guru atau dosen belum sempat melihat potensi dan talentamu. Belajar “tak dianggap” bisa pada insan yang lagi berjuang menghadapi kerasnya kehidupan dan lingkungan sekitar belum memberi pentas untuk berkarya. Belajar ” tak dianggap” bisa pada orang yang tadinya punya sesuatu menjadi tak berpunya tentu juga karena takdir. Belajar “tak dianggap” bisa pada orang yang tadinya saling cinta menjadi benci yang kesemuanya karena memang telah digariskan seperti itu.
Pepatah klasik berkata kehidupan ibarat roda yang berputar kadang senang kadang sedih. Demikian juga agama mengajarkan bahwa Allah melebihkan seseorang dari yang lain dan sunnatullahnya seperti itulah adanya. Tulisan ini mengajak kita semua untuk semangat menjalani hari kita apapun situasi dan dimana berada karena sejatinya setiap pergantian malam ke siang terpancar harapan dan Rahmat Allah bagi setiap makhluknya.
Mentari yang bersinar pagi ini adalah ketetapan Allah yang tidak dapat kita cegah karena ingin menikmati purnama nan elok atau mencegah malam demi mentari yang hangat. Duhai insan, berdamailah dengan takdir karena dunia ini tak ada yang abadi, kecuali kepentingan.
Daun kering di akhir 30 Oktober 2023
Tulisan senam jiwa juga ini,mantap Kak Ros,teruslah goreskan pena takdirnya untuk mengisi ruang-ruang publik.