Bakal Calon Presiden Nomor urut 1 Anies Baswedan yang berpasangan dengan Muhaimin Iskandar kerap disapa Cak Imin, mendapat ancaman teror akan ditembak saat melakukan siaran langsung diaplikasi medsos Tiktok oleh pemilik akun @calonistri71600 yang melakukan pengancaman penembakan kepada calon presiden nomor urut 1, Anies Rasyid Baswedan. Akhirnya, pelaku yang berinisial AWK berhasil diciduk pihak Kepolisian di Jember Jawa Timur.
Ancaman penembakan datang dari salah satu warganet (warga internet). Tak butuh waktu lama, pemilik akun tiktok pelaku dengan inisial AWK berhasil diciduk pihak kepolisian beserta barang bukti berupa 1 buah telpon genggam.
Dalam pemeriksaan polisi pelaku pengancaman, AWK mengakui perbuatannya cuitan ancaman itu. Polisi juga menjelaskan bahwa ancaman penembakan terhadap capres Anies Baswedan tidak berafiliasi dengan salah satu pasangan calon capres dan cawapres lainnya.
Menurut keterangan pihak kepolisian yang disampaikan Kadiv Humas Irjen Sandi Nugroho, tindakan ancaman tersebut tidak berkaitan dengan capres maupun partai tertentu. Namun demikian pelaku terancam Undang-Undang ITE, tentang ancaman melalui media sosial.
Atas keberhasilan pihak kepolisian, Calon Presiden Anies Baswedan dengan kesabarannya mengapresiasi pihak kepolisian yang telah bergerak cepat mengungkap dan menangkap pelaku.
Menurut Anies kebebasan berbicara dan mengungkap pandangan memang sah-sah saja, apalagi kebebasan berbicara juga dilindungi undang-undang, namun dalam prakteknya tidak boleh dibayang-bayangi dengan ancaman.
Anies pernah berpesan, untuk yang mengancam secara fisik agar dilaporkan. Kalau kritik-kritik enggak perlu dilaporkan. Anies Baswedan berharap kasus serupa tidak terulang kembali.
Dari peristiwa diatas, emang boleh milih pemimpin yang menggemaskan saja, tentu boleh dong. Kita mau memilih pemimpin warna rambutnya, warna mata, kulitnya apapun boleh.
Hanya ada dua hal di indonesia ini, pertama, siapa pun berhak untuk dipilih, tidak ada larangannya. Disisi lain siapapun berhak punya alasan untuk memilih, jadi di Republik Indonesia ini tidak ada larangan untuk dicalonkan dan tidak ada larangan untuk memilih alasan dalam memilih pasangan atau calon sama sekali.
Tentunya dalam memilih calon Presiden dan Wakil presiden jangan saling menjatuhkan, mengejek, mencaci maki, mengunkit-ungkit masa lalu, merasa paling benar sendiri, pokoknya pesta demokrasi tahun 2024 ini jauhkan dari sentimen negatif.
Indonesia ini saat ini membutuhkan sosok Presiden yang bisa dipercaya kata-katanya, pikirannya dan perbuatannya. Kalau kita diejek, dibully, diancam tembak, dilempar botol biarkan saja, kita kasih senyum saja, meski berat, cukup kita bilang “nggak apa-apa, selain berbagi pahala, kasih mereka kebahagiaan yang mengejek”.
Kami percaya pada akhirnya, siapapun nanti yang terpilih sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 warga negara tetap harus bisa menjaga Persatuan Indonesia.