Hari itu tak ku duga menjadi hari yang mampu mengubah cara pandangku (Art). Tepatnya bulan Mey 2021 aku yang lagi dilema terus saja mencari arti kehidupan. Tak sadarkan diri fokus melakukan pekerjaan yang jarang disukai masyarakat luas yakni menulis. Ada sapaan datang meyapaku. Hai apa kabar ujarnya. Hmmm siapa shii manusia ini sok akrab. Tak membalas aku acuh tak acuh pada sapaannya. Ah kamu siapa? Orang tidak mau temanan sama kamu juga terus menyapa? Sedikit nada suara dari rangkaian kata yang aku keluarkan berlatar sombong. Hmmm aku niih mau jadi teman kamu ujar manusia itu. Siapa diri kamu bercermin dulu baru menyapa aku pungkas aku dengan tegas. Kita sesama manusia dan aku berniat baik hanya mau jadi teman kamu cantik. Kurang ajar kamu tidak ada pekerjaan ya? Alias penangguran permanent jawab aku makin jengkel. Ah tidak juga ujanya. Terus kenapa chat melulu coba kalau kamu ada aktivitas ini jam kerja. Ya aku tahu kok tapi aku bukan penangguran juga. Terus tidak ada kerjaan makanya chat komunikasi melulu. Aku berniat baik kok cantik jawab manusia itu. Apa! Kamu mau niat baik atau tidak itu urusan kamu bukan urusan aku . Tiba-tiba ia mengirim foto-fotonya. Ah jadi kami security ya jawab aku ketika manusia itu makin berani. Bukan jawabnya! Terus kenapa rambutmu kamu gundulin kayak Security? Ia menambah lagi puluhan foto. Lho kamu kira saya suka lihat foto kamu yang gundul itu, kenapa juga kamu kirim foto sebanyak ini? Emang kamu yang belikan memory card buat aku. Tidak juga, oh ya maaf aku perkenalkan namaku Graz ujarnya. Lho siapa juga yang mau buat sensus penduduk kok perkenalan diri kamu? Tanya saja tidak. Aku yang mau kasih kenal saja nama aku ke kamu karena aku suka bahkan fens berat kamu.
Nama kamu Art kan ? Manusia cukup jangan lanjut terus capek berkomunikasi dengan kamu. Nama aku emang Art apa urusannya sama kamu jawab aku. Aduh kasar bangat padahal kelihatan cantik.

Aduh ini manusia tidak tahu diri juga ya! Orang tidak tanya namanya juga tiba-tiba perkenalkan namanya. Ini intelegen atau apa? Tak lama ia kirim lagi foto-fotonya. Kamu ini manusia atau pocong kenapa juga kirim semua foto kamu ke aku. Ya aku mau kamu kenal nama juga diri aku, tidak ada salahkan? Okey mau kamu kenal sama aku berniat jadi teman, jadi kamu sudah kenal aku bahwa nama aku Art terus apa lagi jawab aku dengan jengkel. Stop jangan emosi dulu kata manusia bernama Graz itu. Mau apa lagi kamu? Gini kamu sudah bisa menerima aku jadi teman kamu kan? Ya ampun dasar Security. kalau belum menerima kamu sebagai teman kenapa juga aku harus korban waktu berkomunikasi dengan kamu ujarku padanya. Terus sekarang kamu sudah kenal aku jadi panggil namaku Graz jangan panggil manusia bisa kan? Okey . Aku langsung memblok karena aku melihat Graz cowok yang baru hadir itu terlalu alay.

Hmm alay bangat itu cowok. Tak lama ia video call lagi. Manusia sinting yang lagi traning mau jadi gila bising hadapi kamu siang kayak gini ujarku. Kan aku sudah jujur karena takut dosa Art, jika kamu blok lagi aku maka aku akan pakai 1000 cara untuk menghadapi kamu tahu, kata Graz. Kalau aku mencari cara melebihi 1000 cara kamu mau apa. Mau kamu Art. Aduhhh sinting aku tambah jengkel. Andai kamu dekat aku akan hilangkan satu mata kamu, juga telinga kamu, paham. Hmmm Art jangankan mata hati yang kau keluarpun aku akan terus cari kamu. Hahahahah ya lucu juga manusia ini tidak ada kapoknya. Ya Art karena mengenalmu sama seperti aku mengkomsumsi Vitamin C tahu. Oh gitu ya Graz aku justru beda, mengenal kamu rasanya sedang menghirup orang lagi goreng sambal tahu. Hahahaa enak dong kalau aku kau samakan dengan sambal goreng, berarti aku lebih baik karena semua masyarakat heterogen di kota ini tak sudi makan tanpa sambal. Heyyyy sinting stop aku ada pekerjaan. Ya aku tahu juga kamu ada pekerjaan . Kamu benar-benar keterlaluan Graz. Kita dua sama Art bukan aku sendiri. Apa kata kamu Art jengkel. Aku ulangi ya kamu dan aku alias Graz dan Art sama-sama keterlaluan jadi porsinya masih seimbang pungkasnya. Hmmm memang!!! Memang apa? Art marah.

Part 1

(Visited 44 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.