Dalam hidup ini mengalami arus kehidupan yang sangat variatif, selalu mengalami kesedihan, kegembiraan, keputusasaan, kesedihan, kekuatan, kelemahan. Dengan adanya berbagai macam pengalaman hidup dapat mendewasakan kepribadian kita menjadi semakin berkualitas.

Beberapa hari yang lalu aku bertemu dengan seorang alumni dari salah satu SMU Negeri di kota Dili. Namanya Neny (bukan nama asli). Neny tidak dapat lanjut kuliah setelah tamat, karena menjelang ujian nasional Neny sedang hamil. Suaminya berasal dari satu sekolah yang sama dan seangkatan cuman beda kelas. Suaminya kelas IPA sedang Neny kelas IPS

Saat ini mereka membangun bahtera rumah tangga berstatus suami istri. Si Neny sudah melahirkan anak mereka tiga bulan yang lalu. Banyak arus gelombang datang menghantam bahtera rumah tangga mereka karena salah satu penyebab utamanya adalah sang suami belum mendapatkan pekerjaan yang jelas untuk menghasilkan upah sebagai kepala rumah tangga.

Kehidupan rumah tangga mereka masih termasuk tanggungjawab orang tua dari si Neny. Terkadang sang suami kena marah dari orang tua Neny, sehingga sang suami kabur dari rumah atau nongkrong dengan teman – teman masa SMA  di luar rumah sampai larut malam, sampai tidak jaga bayi anak kandung mereka.

Neny banting tulang urus anak sendiri sambil membuka usaha kecil di rumah dengan menjual pop ice, boba, gorengan buat beli susu SGM. Hal ini membuat Neny sangat sakit hati. Stress. Pusing mendengar ayah marah sama suaminya. Sakit hati sama suaminya karena suami sering keluar rumah karena kena tampar dari mertua. Sampai – sampai Neny mengambil keputusan untuk bunuh diri beberapa kali walau tak sempat. Seolah hidup dalam keadaan sakratul maut. Posisi berdiri bagai berada di ujung teping.

Sebuah pertemuan yang singkat namum penuh makna. Mendengar curhatan dari sang mantan siswi merupakan sebuah ibadah karena melahirkan seorang anak manusia adalah sebuah anugrah dari Tuhan. Dia berani dan mau terbuka agar bisa mendapat kelegaan. Mau tak mau harus dihadapi dan dijalani dengan modal percaya diri. Lebih – lebih percaya akan penyelenggaraan ilahi. Bahwa cinta Tuhan lebih besar dari permasalahan yang kita hadapi. Pesanku pada Neny; bersyukurlah atas hidup ini. Karena hidup adalah anugerah dari Tuhan. Jalanilah hidup ini apa adanya. Ada hikmah dari segala penderitaan yang kita hadapi. Peliharalah anak – anakmu dengan cinta kasih karena mereka adalah hadiah terindah dari Tuhan untukmu dan keluarga besarmu.

Dili, 19 Juli 2024

(Visited 12 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.