Pada tanggal 23 April 2021, seiring dengan perayaan Hari Buku dan Hak Cipta Sedunia, berdiri komunitas literasi “Bengkel Narasi”. Dalam rangka meningkatkan kualitas literasi masyarakat, saat ini bertepatan dengan semarak HUT RI ke-79, Bengkel Narasi merintis wadah literasi khusus bagi Buruh Migran Indonesia (BMI). Bengkel Narasi BMI hadir untuk membangun literasi menulis dan membaca di kalangan BMI, sekaligus memperjuangkan hak-hak mereka melalui kekuatan literasi. Bengkel Narasi BMI direncanakan launching di tanggal 18 Agustus 2024.
Inisiatif ini merupakan kelanjutan dari gerakan sebelumnya, seperti “Sahabat Menulis” dan “Kado Buku untuk Sahabat” yang telah sukses mendorong semangat menulis dan membaca. Ruslan Ismail Mage, Direktur Sipil Institute, mengungkapkan, “Setelah kesuksesan gerakan sebelumnya, kami menyadari perlunya menciptakan wadah komunitas literasi yang lebih besar, yaitu Bengkel Narasi, untuk mendukung minat menulis dan membaca secara lebih terintegrasi.”
Bengkel Narasi BMI diintegrasikan dengan platform daring www.bengkelnarasi.com yang memfasilitasi pertumbuhan kreativitas para pegiat literasi. Di sini, anggota dapat mendaftar sebagai penulis (user), berbagi tulisan, dan menemukan berbagai kategori literasi yang relevan. Dengan ajakan “BMI Bersuara” diharapkan mampu menginspirasi BMI untuk memasuki dunia keabadian melalui tulisan, sekaligus menyuarakan hak dan aspirasi mereka.
Sebagaimana diungkapkan oleh Pramoedya Ananta Toer, seorang ikon sastra Indonesia, “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.” Dengan semangat kutipan ini, Bengkel Narasi BMI hadir untuk memberdayakan setiap BMI agar tidak lagi hilang dalam abu waktu, melainkan meninggalkan jejak abadi melalui kata-kata yang menginspirasi dan mencerahkan, serta memperjuangkan hak-hak mereka.
Bengkel Narasi BMI berkomitmen untuk menciptakan ruang aman dan produktif bagi BMI, di mana mereka dapat belajar, berbagi pengalaman, dan memperjuangkan hak-hak mereka melalui literasi. Melalui tulisan, BMI dapat menyuarakan kisah mereka, menginspirasi perubahan, dan memastikan bahwa suara mereka didengar. []