Oleh: Kharisma Andika
Sebuah video singkat membuatku termenung dan tersadar bagaimana memahami bulan suci Ramadan bagi umat Islam. Sejak nonton video itu, aku langsung mengingat-ingat kembali ibadah yang kita lakukan 24 jam selama sebulan penuh.
Adalah testimoni seorang wanita mualaf cantik kelahiran Italia yang mengaku dirinya bernama Simona yang membuatku termangu. Simona menjadi mualaf tahun 2018 yang terus mempelajari dan mendalami agama Islam, hingga merasakan kesejukan dan kedamaian dalam kehidupannya. Baginya masuk Islam adalah training untuk menjadi manusia sempurna.
Kalimatnya membuatku terkesima, “Semua perilaku kita yang dikerjakan selama bulan suci Ramadan harus dibawa ke luar bulan Ramadan.” Luar biasa ajaran ini, kataku membatin. Sepertinya disuntikkan vaksin kesadaran ke tubuhku yang terus mengalir meresap ke dalam kalbuku.
Kalau kalimat Simona itu dijabarkan, bisa dikatakan, “Ketaatan menjalankan ibadah salat, keikhlasan berbagi makanan, ketulusan bersedekah, berinfak, menahan segala bentuk hawa nafsu, mengasihi sesama khususnya anak yatim, membaca kitab suci Al-Qur’an, berzikir, dan lain-lain yang diajarkan dalam bulan suci Ramadan harus tetap dilakukan di luar bulan Ramadan. Subhanallah, Maha Suci Engkau ya Allah ya Rabb, mengirimkan guru kehidupan mualaf cantik Simona.
Sebagai mahasiswa, aku tersadar bahwa untuk mendapatkan ilmu bermanfaat itu harus dari segala macam arah dan berbagai sarana pembelajaran. Harus terus memfungsikan segala pancaindra untuk menggali dan menganalisa data, lalu ditulis untuk disebarkan sebagai salah satu bentuk berbagi ilmu.
Terima kasih Simona, engkau telah mengajarkanku bagaimana membawa ketaatan etika, adab, dan moralitas Islam di bulan Ramadan ke dalam kehidupan sehari-hari di luar bulan Ramadan. Insyaallah, aku harus berusaha lolos training menjadi manusia sempurna.
*Mahasiswa Teknologi Komunikasi Telkom University Bandung