Oleh : Kharisma Andika*
Seminggu sebelum berangkat kuliah di Bandung, Bapak memanggilku duduk di ruang tamu. Sesaat kemudian Bapak mengatakan, “Nak, sebentar lagi kamu berangkat kuliah ke Bandung, dan secara jarak butuh waktu kurang lebih tiga jam naik mobil dari Jakarta. Karena itu, tiba saatnya bapak membekalimu modal sukses masa depanmu.”
Mendengar itu, perasaanku berbuga-bunga, pikiranku langsung tertuju modal itu berarti dapat uang. Sambil senyum-senyum membayangkan dan mengira-ngira bapak memberiku modal berapa rupiah ya? Apakah mungkin karena aku kuliah jauh antar kota membuat bapak menyiapkan modal, kataku membatin.
Dalam khayalanku yang indah dapat modal itu, tiba-tiba bapak berkata, “Pikiranmu salah, kalau mengira modal yang bapak hendak berikan adalah modal uang.” Aduh, nampaknya bapak mampu membaca pikiranku. Aku diam tersipu malu bapak benar menebak pikiranku.
Dalam diamku, bapak melanjutkan perkataannya bernuansa menghakimiku. “Kesalahan pertama yang kamu lakukan yang bisa membuatmu tidak sukses, karena ketika mendengar kata modal langsung pikiranmu adalah uang. Padahal ada modal lain lebih utama daripada uang.”
Aku membisu karena belum mampu memahami penjelasan bapak tentang modal selain uang. Supaya aku tidak larut dalam kebingungan, bapak langsung menjelaskan, “Ketahuilah anakku, ada lima modal sukses yang kamu harus pahami dan menggunakannya dalam menata masa depanmu. Pertama, modal ide. Kedua, modal mental. Ketiga, modal sosial. Keempat, modal doa. Kelima, modal finansial. Ingat, kelima modal ini jangan sama sekali dibalik urutannya, karena kalau dibalik, kegagalan akan mengintainya”.
Lanjut bapak, Sebagai mahasiswa, aku sudah memiliki empat modal utama. Pertama, mahasiswa adalah gudangnya ide sebagai modal utama. Kedua, sebagai mahasiswa tentu sudah memiliki keberanian mental. Sebagus apa pun ide, tidak akan berarti apa-apa kalau tidak memiliki modal mental untuk mewujudkannya. Ketiga, pasti sudah memiliki jaringan perteman atau modal sosial sebagai cikal bakal jaringan pasar. Juga sebagai mahasiswa tentu menjalankan ibadah salat dan berdoa dimudahkan segala urusannya.
Artinya sebagai mahasiswa, “Kalau sudah memiliki empat modal utama itu, insyaAllah modal kelima yaitu modal finansial akan datang dengan sendirinya. Untuk mendatangkan modal kelima ini, di situlah perlu kerja sama atau berkolaborasi. Jadi ide yang bagus, mental yang berani mencoba, serta jaringan pertemanan yang luas sebagai pasar, bisa tawarkan berkolaborasi kepada orang yang memiliki modal,” Jelas bapak menutup pembicaraan denganku.
Aku terkesima mendengar penjelasan tentang modal dari bapak. Ternyata selain modal uang, ada empat modal lebih utama yang pada dasarnya sudah aku miliki sebagai mahasiswa. Alhamdulillah, terima kasih bapakku, sang inspirator kehidupan. Kurang lebih 30 menit menjelaskan rasanya dapat 100 SKS yang bisa jadi tidak aku dapatkan di bangku kuliah. InsyaAllah aku akan menggunakan lima urutan modal itu dengan benar untuk membuat bapak dan ibu tersenyum di usia senjanya.
*Mahasiswa Teknik Telekomunikasi Telkom University Bandung.
Masyaallah mendapat kelima modal sukses dari bapak inspirator kehidupan,itu sangat membantu kesuksesan perkuliahan nak andika,semangat sayang semoga impian & harapan nak dika tercapai