Sulit kita berpikir bahkan membahas arti sebuah kemerdekaan. Kata orang merdeka memerdekakan manusia tapi yang sering kita temukan dalam hidup justru terbalik dari kenyataan akan arti kata merdeka. Bilamana merdeka justru kata yang sering banyak kaum yang digunakan untuk orang kuat secara ide memonopoli bahkan memanipulasi kaum yang lemah.

Contoh sederhana, di mana merdeka agar warga masyarakat menghirup udara kebebasan keseluruhan dan berada di barisan yang sama layaknya masyarakat dalam sebuah negara. Akan tetapi kenyataannya setelah kata merdeka itu terwujud banyak warga yang justru terus ditindas haknya, adanya ancaman pengusuran yang membuat kaum lemah terpojok harus menangis melebihi era pra kemerdekaan. Memberi kredit bebas namun menagih tanpa berpikir keluh kesah atau permasalahan nasabah. Hukum hanya berlaku bagi orang lemah dan orang kuat kebal hukum, tidak adanya solusi atau identifikasi akar KKN merajalelah apakah ini yang dinamakan kemerdekaan. Ataukah mampu aku katakan mengartikam rima dan irama dalam struktur penjajahan dimana mundur dari ancaman fisik dan terlena lagi dengan penjajahan psikis.

Aneh tapi nyata kerena itu aku pikir apa shii untungnya sebuah kemerdekaan, jika tidak memerdekakan manusia dari jiwa maupun raga, malahan yang kelihatan cuman merdeka secara raga saja tapi psikis hancur berkeping keping?

Jika dalam sebuah negara kalau ada kaum marjinal yang tetap diabaikan di mata hukum, atau apapun maka sebenarnya konsep kemerdekaan hanya pilar kompetisi oleh kaum arogan yang sedang memerdekakan ide lewat konsep tanpa kenyataan yang memukau akan kata merdeka.

Mengapa kita tak berpikir kritis sebelum bertindak? Jangan hanya berpikir jika ide yang kita konsep akan mencapai kesuksesan dalam suatu negara tapi justru membawa dampak bagi banyak orang juga menjadi kebanggaan padahal yang sedang sefrekuensi dengan ide kita sebenarnya sama-sama gagal mendidik diri.

Merdeka tapi begitu nampak kesenjangan antara masyarakat di berbagai bidang dimana anak-anak konglomerat mendapat kesempatan di sekolah yang berkualitas sedangkan anak-anak fakir miskin sekolah di sekolah-sekolah yang harusnya diperhatikan oleh pemerintah secara maksimal, tapi malahan kebalikan…Anak-anak kaum marjinal atau masyarakat biasa melanggar hukum disiksa bahkan dipenjarahkan dalam hitungan detik tapi anak-anak elit kebal hukum, apakah itu yang dinamakan kemredekaan? Ataukah menjadikan negara sebagai sebuah bangunan rumah sakit yang dilihat dari luar begitu rapi dan bersih sedangkan di dalamnya yang variatif megah dan indah itu, adalah kumpulan orang-orang yang sedang sakit dari berbagai penyakit?

Jujur bahwa di era milenial kita telah dibutakan oleh aplikasi. Segala ide cemerlang kita telah di adopsi oleh kaum orang ada dengan menghilangkan nama pemilik ide yang terkonsep terstruktur. Arti kata merdeka hanya terdengar tapi tak terlihat maksimal. KKN yang berakar dan menjalar di mana-mana kita beri kebebasan dan bukan cari solusi untuk mengatasi melainkan kita justru melestarikannya.

Mengapa orang harus sekolah tinggi-tinggi apabila ilmu pengetahuan mereka kita kuras habis-habisan namun kita tak memberikan kesempatan bagi pemilik ide turut berkontribusi dalam roda pembangunan sesuai dengan kapasitas serta pola pikir mereka? Apakah ini arti sesungguhnya kata merdeka?

Aku takut jika kita menggunakan kata merdeka namun sejujurnya yang terjadi hanya sedang mengantikan struktur atau penjajahan semata. Karena banyak pihak yang di era kemerdekaan tapi masih terus menangis, bentrokan ide, berdemostrasi, merasa dijadikan kambing hitam, teraniaya, terintimidasi, terisolir bahkan lebih banyak yang hanya jadi penonton apalagi mendapat kempatan kerja sesuai dengan skill dan kemampuan saja tak ada kesempatan dan ini terradi bahkan nampak di semua negara di era milenial merdeka atau merombak saja konsep penjajahan?

Semakin nalarku mendidikku untuk mengungkapkan fakta karena kata meredeka bukan milik beberapa pihak tertentu tapi mengandung arti bagi banyak orang karena mempertaruhkan nyawa manusia yang lain dengan propaganda melalui arena politik.

Jika suatu negara sudah merdeka tapi masih ada penindasan,masih ada monopoli ide, masih ada diskriminiasi, masih ada pengusuran, masih ada penyiksaan apakah itu bukan sama halnya kita menghilangkan kata penjajah melainkan hanya mengantiikan konsep dan struktur penjajahan terus apa makna kemerdekaan bagi kaum yang tertindas dari bidang pendidikan,keamanan, hukum juga perekonomian juga kesehatan ?

Aku melihat dengan sudut padang dari kacamata pribadi, mengapa di setiap negara masih harus ada pertumpahan darah? Aku takut orang lemah akan di jadikan sebagai obyek amunisi serta konsep pola pikir dari kaum elit yang ingin berkuasa di bumi ini. Apakah kemerdekaan ini benar adanya sesuai dengan fakta dari konsep kata merdeka atau hanya variasi dari sebuah konsep kata-kata saja?

Merdeka adalah sebuah kata yang amat sangat berarti bagi setiap manusia yang hidup atau menetap di bumi menurut batasan perairan dan daratan yang sebut negara. Maka sudahkah orang menerapkan kata merdeka sesuai dengan konsep sesungguhnya atau terus menjadikan kata merdeka sabagai kambing hitam seperti di bidang hukum dan lainnya?

Segalanya butuh kacamata kaum cendekiawan oleh negara-negara beradab jika tidak maka akan semakin meningkatnya kaum marjinal di setiap negara yang sesungguhnya merupakan kaum pejuang sejati yang haknya dimanipulasi oleh orang-orang yang menganggap dirinya adalah penguasa bumi yang sedang lupa bahwa dunia ini ada pemiliknya yakni Tuhan sendiri.

(Visited 18 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.