Oleh: Boy Andar*

Kemajuan teknologi membuat hidup jadi semakin mudah, segala sesuatu yang dulu susah dan tidak mungkin, kini jadi mungkin dan nyata. Tidak dapat dipungkiri bahwa inovasi baru dalam perjalanan kehidupan manusia senantiasa akan berdampak positif dan negatif. Di satu sisi ada kemaslahatan, di sisi lain terikut mudharat yang mengintai saat kita kurang bijak menggunakan teknologi tersebut.

Di kekinian, teramat jarang kita bertemu orang yang tidak memiliki piranti komunikasi bernama handphone yang lebih familiar di sebut HP. Keberadaan HP yang setahu penulis mulai booming di Indonesia sejak tahun 1997 membawa banyak perubahan dalam pola hidup manusia. Dulu kita tidak pernah khawatir tentang ada atau tidak adanya orang yang menghubungi kita di rentang waktu keseharian yang kita jalani.

Namun kini, coba tengok diri kita, jika dalam beberapa saat saja kita tidak memegang HP, entah karena HP kelupaan, rusak atau hilang, seakan akan sebagian hidup kita hilang dalam dunia yang entah di mana. Kita langsung khawatir dan berpikir betapa banyak panggilan, pesan, dan informasi yang sudah terlewatkan karena HP tidak berada dalam kendali kita.

Seuntai adagium tentang HP membuat saya jadi tersenyum, katanya lebih baik lupa membawa dompet dari pada lupa membawa HP. Alasannya, jika dompet terlupa, maka kita bisa telpon orang rumah untuk mengirim atau membawanya, namun jika HP terlupa, maka amat susah untuk mengetahui sudah seberapa jauh informasi terkini meninggalkan kita. Lebih parah, jika sampai ada chating masuk dari cewek kenalan baru yang terbaca oleh bini, alamat kiamatlah dunia ini, ha…ha….ha…

Keperluan akan komunikasi yang intens, cepat dan akurat adalah sebuah keniscayaan. Keberadaan HP membuat banyak lompatan teknologi yang berakibat pada semakin cepatnya teknologi menjadi usang/kuno. Kita tentu masih ingat bagaimana perkembangan teknologi media hiburan berikut perangkatnya.

Bagi kita yang lahir pada era 1960-1970 an, pasti tidak asing dengan yang namanya tape recorder. Masih teringat ayah atau ibu atau keluarga kita yang lain memutar radio, mendengarkan lagu kesayangannya dengan memasangkan sebentuk benda sedikit bersegi empat, memiliki dua lobang bergerigi yang merupakan tempat melekatnya gulungan pita berwarna coklat, disebut dengan kaset. Kala pagi menjelang atau di tengah hari, pun di malam menjelang terlelap, sering kita dengarkan sayup-sayup lagu populer di era itu. Lagu yang kini menjadi kenangan yang saat kita dengarkan tanpa sadar imajinasi kita akan flash back, mundur puluhan tahun ke belakang.

Keberadaan radio kaset tersebut mulai pupus perlahan, digantikan oleh teknologi terbaru yang bernama laser disc, dengan piringan yang tipis mengkilap, mata kita dimanjakan dengan gambar beresolusi tinggi yang halus, cerah serta suara yang memiliki format stereo-surround. Tapi itu tidak berlaku lama, era 90-an akhir muncul alat pemutar musik berbentuk cakram di kenal dengan sebutan compact disc atau CD yang mampu merekam puluhan lagu dan video.

Dalam era yang hampir bersamaan, muncullah format perekam musik dalam bentuk flash disc yang memiliki kapasitas lebih besar, seiring pada masa itu, muncullah HP dengan merek NOKIA, sebuah brand yang bagi pengguna HP era awal menjadi suatu kebanggaan kala mampu memiliki. Sejak saat itu banyak bermunculan brand HP dengan teknologi yang semakin canggih. Transformasi dunia teknologi komunikasi menjadi sangat cepat perkembangannya hingga seperti saat ini yang kita rasakan.
Dunia dengan dinamikanya yang sangat kompleks, senantiasa akan membawa dua hal, ibarat pisau ada sisi tajam dan majal.

Lompatan teknologi yang sangat tak terduga membuat sebagian orang menjadi kalap dan kurang bijak dalam menggunakannya. Dalam keseharian sering kita temui orang tua yang tidak mau pusing menggunakan HP sebagai “obat” buat menenangkan balita, sementara efek negatif dari penggunaan HP pada anak sangat fatal, dan terbukti beberapa survei/penelitian terkini menemukan makin meningkatnya penderita rabun pada anak usia pra sekolah.

Efek yang lain, pada tingkatan usia yang lebih tinggi HP banyak menjadi alat promosi seks dan narkoba yang sangat efektif dan murah, di mana residu efek dari remaja yang terpapar pornografi sangat sulit di sembuhkan. Fenomena terakhir yang makin marak mengenai pinjaman online atau yang dikenal pinjol dan judi online dgn trauma kerusakan yang sangat parah hingga menembus bilik-bilik rumah tangga dan menjadi salah satu faktor penyebab tingginya angka perceraian, bahkan kematian (ingat banyak kasus bunuh diri karena judol dan pinjol, juga kasus polwan yang bakar suami).

Melihat dampak negatif dari penggunaan HP, sebagai orang tua sepatutnya kita harus belajar dan mengajarkan bagaimana menggunakan HP secara cerdas dan bijak. Sudah terlalu banyak contoh yang tersiar di medsos dan media cetak tentang bagaimana HP menjadi hal yang mampu merusak dan mengubah tatanan dan pola hidup seseorang.

Keluarga adalah pilar utama suatu negara. Perumpamaan keluarga adalah sebuah atom, sebagai partikel terkecil yang menentukan baik buruknya suatu bangsa. Bangsa besar dan cerdas serta berkepribadian yang luhur berasal dari kumpulan keluarga-keluarga yang baik dan benar. Saatnya berbenah, ayo lebih bijak dalam bersosial media, ajarkan keluarga kita untuk ingat bahwa bagaimanapun modernnya suatu inovasi teknologi tetap akan di pengaruhi oleh manusia sebagai pengguna,penikmat sekaligus pengendali.

Majene, 29 September 2024

*Eks Bankir

(Visited 57 times, 5 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.