Oleh Dev Seixas 2⁵
Tak terduga kerinduan kian hari kian membara kala aku berjuang untuk melupakan Yano begitu pula Yano. Usaha saling menghindari satu sama lain justru terus terjadi kebalikan. Itu yang terjadi padaku dan Yano. Aku tidak tahu tapi khemistri yang tumbuh di hati kami sudah terlalu dalam jika dibandingkan sebagai virus mungkin sudah tak ada obat yang mampu menyembuhkannya. Yano yang awalnya hanya biasa juga tetap saja nekad bagiku.
Pada tanggal 02/11/2024 di mana hari itu hari SABTU aku melihat Yano membatalkan pemblokiran nomor WAku. Akhirnya aku mengirimkan link berita padanya. Tak lama ya membalas text padaku. Tak mengira kerinduan beberapa hari lalu masih terasa. Aku hanya bertanya posisinya dan aku menjelaskan bahwa aku sedang sendirian semalam dan aku merasa takut pada petir ketika hujan semalaman. Tanpa berkata apa-apa Yano langsung datang dari rumah menuju tempat tinggalku. Saat aku sedang berjalan ingin membakar sampah yang bertumpukkan di depan rumah, justru aku terkejut melihat Yano berkunjung ke rumah dengan berjalan kaki.
Aku lari menuju pintu ingin rasanya menutup pintu baginya, tapi Yano tetap pria yang unik buatku akhirnya aku mempersilahkan masuk. Ia langsung menutup pintu. Tanpa berbisik bahkan berkata apa-apa Yano langsung memeluk aku hingga mengecup bibirku dengan gairah yang membara seperti orang yang kehausan Yano, please lepaskan pelukanmu, ujarku padanya. Tidak Art, kau adalah segalanya bagiku Art “segalanya” ingat itu. Jika aku egois aku tidak akan datang lagi menemuimu Art karena kata-katamu sangat tajam, saat kau marah padaku melalui chat Art. Hanya aku pikir jika kamu tiada duanya bagiku Art, ujar Yano sambil mendorong tubuhku yang lagi berbalut saja dengan celana pendek warna putih ke kasur yang tergeletak di lantai. Yano stop aku sesak nafas, namun tetap saja Yano tidak mendengar kata-kataku.
Yano terus saja menjilat sekujur tubuhku sampai aku harus menyerah pada kesempatan romantis lagi bersamanya. Art I love You, ujar Yano. I Love too Yano, sambil aku menatap mata Yano entah kenapa semua sudah terjadi hampir lima tahun lalu, tapi khimestri antara kami berdua tak ada yang berkurang.
Art kamu tahu jika aku tak bisa hidup tanpamu. Saat kerinduan itu datang kau selalu yang terbaik, ujar Yano sambil mendekap erat tubuhku hingga keringatnya mengalir di mulutku. Art, jangan pernah berkata jika kita akan mengakhiri hubungan kita Art, please kamu tahu aku tidak bisa melupakan kamu Art sejak dulu hingga kini. Yano aku hampir mati rasa karena sering berpikir mengapa kita sampai segila ini jika bertemu, kataku.
Diam Art, Yano terus saja mencium sekujur tubuhku tanpa henti sampai aku benar-benar mau sesak nafas. Ia terus mendekapku dengan erat akhirnya kami tengelam lagi dalam suasana romantis berdua. Tanpa suara bising yang menganggu kenikmatan yang kami sedang rasakan. Akhirnya sampai pada masa menstruasi. Yano keringatan. Aku mendekap Yano dengan erat, entah mengapa takut kehilangan dia. Aku sadar hubungan yang kami jaling bukan hubungan legal, tapi jauh lebih special dibandingkan pasanganku sebelumnya.
Semakin hari aku suka menyakiti Yano dengan kata-kata hina, tapi Yano justru berkata makin hari makin aku marah, dia justru kerinduannya padaku makin menjadi-jadi. Akhirnya aku mencium tato di badan Yano sambil berkata, love you Yano, jika bukan karena Tato itu, aku mana mungkin jatuh cinta ke kamu. Ah jadi kamu bukan jatuh cinta ke diri aku ya? Tapi pada tatoku! Ujar Yano. Bukan tapi sejujurnya aku menyukaimu bermula dari saat kau tunjukan tato itu.
Karena melihat Yano makin keringat akhirnya aku bangung dan menghidupkan kipas agar ia merasa sejuk lagi. Usai melewati moment romantis, kami masih membagi cerita entah mengapa Yano tak tahan menatap badanku. Ia mengendongku dan memelukku dengan erat sambil berkata biarkan kita hidup seperti ini hingga ajal menjemput salah satu di antara kita Art. Aku tidak ingin kamu kasar padaku ujar Yano. Sambil berbincang aku mengajak Yano makan tapi ia tidak mau, akhirnya ia memilih pisang masak dan apel saja.
Sungguh relasi kami makin jauh entah akan berhenti di titik mana yang jelas aku akui bahwa aku sangat mencintai dirinya. Bahkan Yano juga mengakui bahwa aku adalah wanita yang unik baginya di mana berbeda dengan semua wanita yang ia kenal semasa hidupnya. Kami bercanda gurau hingga tiga jam lamanya. Lalu Yano tiba-tiba mengajak aku melihat HP dan bertanya sudah jam berapa. Hmm Pukul 13.45 Jawabku.
Okey aku pulang dulu karena sebentar lagi aku mau pergi menabur bunga Art. Tiba-tiba tidak tahu entah mengapa Yano bercerita lagi. Art tadi aku tiba-tiba menangis entah mengapa, ketika aku menulis status tentang ayah air mataku mengalir begitu saja. Ah kamu menulis tentang apa? Tentang mengapa aku dilahirkan berbeda dengan orang-orang di luar sana, jika di mana moment seperti ini orang ke misa balik menciun tangan ayah dan ibunya, sedangkan sepenjang hidup aku tidak pernah meresakan hal itu.
Makanya Yano sadar akan hal itu dan cintailah istrimu juga anak-anakmu. Kamu tahu alasan aku marah sama kamu. Yano jujur selain aku wanita mana saja yang kau pakai sebagai tempat pelampisan nafsumu. Wajah Yano memerah sampai ia hampir menampar aku. Art aku sadar aku nakal Art sejak dulu hingga aku menikah pun tetap nakal dan banyak wanita yang aku pakai seperti katamu Art, tapi sejak mengenal kamu duniaku sudah berbeda Art, ujar Yano.
Aku hanya malu saat kami menghina aku jika aku berhubungan denganmu hanya karena uangmu dan jujur aku malu bahkan minder untuk menjaling hubungan karena kata-katamu. Sambil bercerita, Yano kembali memeluk aku erat. Sambil mengajak aku duduk di paham kanan. Dia mencium keningku sambil memeluk aku dengan erat. Art ingat aku mencintai kamu dan selamanya akan mencintai kamu Art jadi jagalah dirimu untukku. Yano kamu suami dari sesama wanita aku, bagaimana mungkin aku harus menunggumu Yano. Pokonya harus tetap hidup kayak begini hingga ajal menjemput kita berdua ujar Yano. Tak tahu saat ia mencium bibirku Yano tak mampu melepaskan lagi pelukan itu dan makin memeluk aku erat-erat sambil mengecup bibirku lagi.
Art kenapa aku sampai segininya ketika mendengar suaramu bahkan melihat tubuhmu Art. Usai berkata demikian jemari Yano mulai liar ke seluruh tubuhku, pada akhirnya kami berdua tenggelam lagi ke dunia kami. Sambil merajutku Yano begitu percaya diri. Art kamu tahu ketika jauh darimu, aku merindukanmu sangat merindukanmu. Aku diam sambil mencium tato di Pundak Yano. Aku juga merasakan hal yang sama Yano bahkan saat aku sadar jika aku rindu kamu, pasti kontak aku dan ini sudah terjadi sejak kita berhubungan badan.
Art , Yano tak bisa lagi mengendalikan gairah yang kembali menguasai pikirannya. Ia langsung mendekap erat dan membawa aku kamar tidur. Tidak seperti awal, kesempatan ini Yano sungguh bergairah. Di dadanya mulai mengalir air keringat, yang semakin memprovokasi gairahku. Yano memeluk aku sambil melakukan adegan liar lagi. Art, Art Art jangan lepaskan pelukanku Art. Kecuplah tubuhku dengan lidahmu biar aku merasakan kehangatan cintamu, ujar Yano. Art please aku mohon dekap aku erat-erat Art pinta Yano dengan pandangan mata yang tajam serta gairah sex yang makin menjadi-jadi dan makin liar.
Yano tetap saja mendekap aku erat dalam pelukannya. Hmmm aku justru tercengan di kamar dan menerima kenikmatan sambil mengecup dada dan punggung Yano yang penuh dengan Tato. Usai melewati masa mansturbasi bahwa, gairah sex telah memuncak Yano terus saja memeluk aku dengan erat sambil berkata, aku akan selalu ada buatmu Art, meskipun membagi waktu. Ah sudah, lu mandi biar pulang, ujarku. Aku tidak tahu persis yang jelas aku memikirkan dia.
Aku mau memberikan uang $10.00 padanya namun karena tak ada uang kecil jadi ia hanya mengambil dua dolar saja dari tanganku. Jika marah aku selalu bentak dia, tapi jujur aku sayang ke dia. Sayang dan cinta tanpa nama sebuah hubungan yang pasti. Akhirnya aku berkata, Yano Tuhan itu lucu juga ya? Kok Tuhan lucu shii Art menurutmu ujar Yano.
Ya, karena Tuhan yang mengajak pasangan aku berhubungan badan dengan wanita lain, lalu ia sendiri juga yang kembali mempertemukan kamu dengan aku. Terus nasi sudah menjadi bubur, nanti kata dunia kita yang salah lagi, padahal ada satu konsep yang sering aku dengar bahwa hidup mati kita, ada di tangaNya jadi saat ketika kau jadikan aku wanita special kamu, aku justru lebih bahagia karena pertemuan ini juga atas kehedak Tuhan bukan, ujarku pada Yano. Makanya jangan pikir harus nikah lagi hanya demi menghindari aku Art, karena hubungan kita benar-benar luar biasa, jawab Yano sambil pamit untuk pulang.
bersambung…