Hari liburku di Hong Kong selalu terasa padat, seolah-olah waktu tak pernah cukup. Setelah menghadiri seminar di KJRI Hong Kong, aku segera melangkah menuju Victoria Park. Cuaca dingin yang mulai menyelimuti kota tak menyurutkan semangatku untuk menjalankan rutinitas, yakni menggalang dana. Aktivitas ini selalu menjadi bagian dari hariku, terutama saat libur.

Sembari berjalan cepat, udara dingin yang menusuk kulit malah membuat langkahku semakin mantap. Begitu tiba di lapangan rumput Victoria Park, aku melihat sekumpulan teman sedang berkerumun, wajah mereka ceria sambil memotret seseorang. Rasa penasaran pun muncul, memaksaku untuk mendekat dan bertanya.

“Siapa itu?” tanyaku pada seorang teman.

Rupanya, orang yang menjadi pusat perhatian adalah Koko Sen Sen, seorang peserta MasterChef Indonesia musim ke-10 yang berhasil masuk ke posisi lima besar. Kini, ia telah beralih profesi menjadi terapis pijat kretek—sebuah teknik pijat tradisional yang terkenal karena sensasi uniknya. Di tengah kesibukan di Hong Kong, Koko Sen Sen sedang menikmati hari liburnya sembari membuat konten.

Melihat sosok yang biasa wara-wiri di layar televisi, rasanya seperti momen yang tak boleh terlewatkan. Beberapa teman Buruh Migran Indonesia (BMI) yang sedang berkumpul langsung menyerbu Koko Sen Sen. Mereka tidak hanya meminta foto bersama, tetapi juga berkonsultasi tentang keluhan kesehatan, seperti nyeri leher, punggung, hingga tangan.

Aku memperhatikan dari kejauhan dengan penuh rasa kagum. Koko Sen Sen melayani setiap orang dengan sabar, tanpa memandang status sosial. Ia ramah dan tulus mendengarkan setiap keluhan, lalu menawarkan solusi melalui keahliannya. Dalam waktu singkat, banyak dari teman-temanku yang langsung merasa lebih baik setelah merasakan pijat kreteknya.

Ketika giliranku tiba, aku tidak meminta pijatan. Aku ingin sesuatu yang lebih: kesempatan untuk mengenalnya lebih dekat.

Aku menyodorkan sebuah buku kecil—kartu namaku dalam bentuk buku, berisi kumpulan catatan dan pengalaman selama bekerja di Hong Kong. “Ini adalah buku pertamaku. Sebuah catatan kecil tentang kisah hidupku di sini. Aku ingin menghadiahkan ini untuk Koko Sen Sen. Semoga berkenan membacanya,” ucapku sambil menyodorkannya dengan harapan.

Responnya benar-benar di luar dugaan. Dengan senyuman ramah, ia menjawab, “Buku ini karya kamu? Keren sekali bisa menulis buku. Terus semangat berkarya, ya!”

Kata-katanya membuatku sumringah. Kami pun terlibat dalam obrolan ringan. Ia bahkan tidak keberatan aku mengabadikan momen ini untuk dijadikan tulisan. Dengan murah hati, ia memberikan nomor kontak dan menyarankan untuk mengikuti akun media sosialnya.

“Jangan lupa hubungi kami, ya, dan ikuti medsos kami!” tambahnya dengan hangat.

Sungguh, hari itu menjadi momen yang begitu istimewa. Dari sekadar kegiatan rutin di hari libur, aku mendapat inspirasi luar biasa dari seseorang yang tak hanya sukses di dunia kuliner, tetapi juga mampu membawa manfaat melalui profesi barunya.

Koko Sen Sen membuktikan bahwa perubahan dalam hidup bisa menjadi peluang baru, asalkan kita menjalaninya dengan tulus dan semangat. Hari itu, aku pulang dengan hati penuh rasa syukur. Bukan hanya karena bertemu seorang public figure, tetapi juga karena energi positif yang ia bagikan kepada kami, para BMI Hong Kong.

Di tengah kesibukan hari libur yang biasanya terasa melelahkan, pertemuan ini menjadi pengingat bahwa selalu ada momen inspiratif di setiap langkah kita, selama kita mau membuka hati dan melihatnya dengan penuh rasa syukur. []


Meet Koko Sen Sen Master Chef

My holidays in Hong Kong always feel packed, as if there is never enough time. After attending a seminar at the Indonesian Consulate General in Hong Kong, I immediately headed to Victoria Park. The cold weather that began to envelop the city did not dampen my enthusiasm for carrying out my routine, namely fundraising. This activity is always part of my day, especially during holidays.

While walking quickly, the cold air that pierced my skin actually made my steps more steady. As soon as I arrived at the Victoria Park grass field, I saw a group of friends gathering, their faces cheerful while taking pictures of someone. Curiosity arose, forcing me to approach and ask.

“Who is that?” I asked a friend.

Apparently, the person who was the center of attention was Koko Sen Sen, a participant in the 10th season of MasterChef Indonesia who made it to the top five. Now, he has changed professions to become a kretek massage therapist—a traditional massage technique that is famous for its unique sensation. In the midst of his busy schedule in Hong Kong, Koko Sen Sen is enjoying his holidays while creating content.

Seeing the figure who usually appears on the television screen, it felt like a moment that should not be missed. Several Indonesian Migrant Worker (BMI) friends who were gathering immediately rushed Koko Sen Sen. They not only asked for a photo together, but also consulted about health complaints, such as neck, back, and hand pain.

I watched from a distance with a sense of awe. Koko Sen Sen served everyone patiently, regardless of social status. He was friendly and sincere in listening to every complaint, then offered a solution through his expertise. In a short time, many of my friends immediately felt better after experiencing his kretek massage.

When my turn came, I didn’t ask for a massage. I wanted something more: the opportunity to get to know him better.

I handed him a small book—my business card in book form, containing a collection of notes and experiences while working in Hong Kong. “This is my first book. A short note about my life story here. I want to give this as a gift to Koko Sen Sen. I hope you will read it,” I said while handing it to him with hope.

His response was truly beyond expectations. With a friendly smile, he replied, “Is this book your work? It’s so cool to be able to write a book. Keep up the good work, okay!”

His words made me smile. We engaged in a light chat. He didn’t even mind me immortalizing this moment to be written. He generously gave me his contact number and suggested that I follow his social media accounts.

“Don’t forget to contact us, okay, and follow our social media!” he added warmly.

Truly, that day was such a special moment. From just a routine activity on a holiday, I got extraordinary inspiration from someone who is not only successful in the culinary world, but is also able to bring benefits through his new profession.

Koko Sen Sen proves that changes in life can be new opportunities, as long as we live them sincerely and enthusiastically. That day, I went home with a heart full of gratitude. Not only because I met a public figure, but also because of the positive energy he shared with us, the Indonesian migrant workers in Hong Kong.

In the midst of the busy holiday that usually feels tiring, this meeting was a reminder that there are always inspiring moments in every step we take, as long as we are willing to open our hearts and see them with gratitude. []

(Visited 44 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Sarmini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.