Dalam kehidupan, setiap orang memiliki peran dan cahaya masing-masing. Seperti Bulan yang menerangi malam, aku ingin menjadi penerang bagi mereka yang berada dalam kegelapan. Bukan karena aku memiliki cahaya sendiri, tetapi karena aku memantulkan cahaya yang lebih besar—cahaya kebaikan, kasih, dan kebijaksanaan yang berasal dari Sang Pencipta.
Bulan dan Perannya
Bulan tidak memiliki cahayanya sendiri, tetapi ia tetap bersinar karena menerima dan memantulkan cahaya Matahari. Tanpa Matahari, Bulan akan gelap dan tak terlihat. Begitu pula dalam kehidupan ini, manusia sering kali tidak dapat bersinar dengan kekuatan sendiri. Kita membutuhkan sumber cahaya sejati—Tuhan, cinta, dan kebaikan—agar dapat menjadi terang bagi orang lain.

Ketika malam tiba, dunia seolah tenggelam dalam kegelapan. Namun, Bulan hadir dengan sinarnya yang lembut, menenangkan dan menerangi jalan bagi mereka yang tersesat. Aku ingin menjadi seperti Bulan—hadir bagi mereka yang membutuhkan, menghibur yang bersedih, dan memberi harapan bagi yang kehilangan arah.
Menjadi Cahaya di Tengah Kegelapan
Kehidupan tak selalu terang. Ada saat-saat di mana kita atau orang lain merasa terpuruk dalam kesedihan, ketakutan, dan keputusasaan. Dalam momen seperti itu, alangkah indahnya jika kita bisa menjadi cahaya yang menuntun, meskipun kecil, tetapi cukup untuk memberi harapan.
Menjadi seperti Bulan berarti bersedia menjadi refleksi dari kebaikan. Itu berarti memberikan kasih sayang kepada sesama, meski terkadang kita sendiri masih dalam proses penyembuhan. Itu berarti tetap bersinar di tengah kesulitan, meskipun cahaya kita hanyalah pantulan dari sesuatu yang lebih besar.

Menerangi Tanpa Menyakiti
Bulan tidak menyilaukan seperti Matahari, tetapi sinarnya cukup untuk menerangi malam. Ia hadir dengan lembut, tidak membakar, tetapi memberikan rasa nyaman. Begitu pula dalam hidup, kita dapat menjadi terang tanpa menyakiti, membantu tanpa merendahkan, dan memberi tanpa mengharapkan balasan.
Dalam perjalanan hidup ini, aku ingin menjadi seperti Bulan. Tidak selalu berada di garis depan, tetapi tetap hadir untuk mereka yang membutuhkan. Tidak selalu bersinar paling terang, tetapi cukup untuk menemani dalam gelap.
Jadikan aku Bulan, Tuhan. Biarkan aku menerangi malam dengan cahaya-Mu, agar mereka yang tersesat dapat menemukan jalan pulang.
by profa. Elvira’25