Pada suatu hari di sebuah kampung terpencil di pegunungan terdapat sebuah keluarga kecil, dimana dalam keluarga itu ada seorang anak yang menderita penyakit “KENTUT”. Penyakit aneh ini, dia mengalaminya sejak lahir, orang tuannya telah mengobatinya dengan berbagai macam pengobatan tradisional tapi tak mampu mengobatinya, akhirnya mereka pasrah pada Tuhan.
Namun disisi lain, mereka berkoordinasi untuk mengisolasikan anak ini dari rumah karena dianggap menganggu ketenteraman dan kedamaian di rumah mungil di kaki bukit itu.
Keluarga kecil ini memiliki sebuah kebun, dimana setiap malam babi hutan selalu masuk kebun mereka dan memakan tanaman mereka, maka mereka memutuskan untuk mengisolasi anak yang menderita penyakit “KENTUT” ini agar diisolasikan di kebun itu, supaya dapat menjaga kebun dari babi hutan yang sering kali masuk kebun mereka pada malam hari.
Maka keesokan harinya mereka mengantar anak ini dan mengisolasikan di kebun mereka, dengan harapan bahwa kebun mereka tidak akan dimasuki lagi oleh babi hutan. Jika pada malam hari babi hutan masuk ke kebun itu, anak ini mulai kentut yang bunyinya sangat keras bagai senjata api, jadi para babi takut masuk kebun karena dikira penjaga kebun yang menembaknya.
Pada malam berikutnya anak ini mulai tidur, sebelum tidur dia menutup lubang anusnya dengan tempurung kelapa agar tidur pantatnya tidak berbunyi. Dia tidur sendiri di kebun itu, tiba-tiba dia kedatangan tamu tak diundang di tengah malam sekitar jam 2 pagi. Mereka dari kejauhan di kota, rupanya mereka ini adalah pencuri dan perampok toko emas yang membawa banyak emas di karung, dan kebetulan melewati kebun itu untuk beristirahat disitu, sebelum melanjutkan perjalanan mereka.
Namun sesampainya mereka di gubuk kebun itu di malam yang gelap tak ada senter, mereka meraba-raba mencari korek api untuk menyalakan api, tapi mereka salah alamat hingga meraba pantat anak penjaga kebun itu yang sedang tidur menutup pantatnya dengan tempurung kelapa. Begitu mereka menemukan tempurung kelapa di pantat anak itu dan mencabutnya, tiba-tiba pantat anak itu berbunyi keras…”doooor”…mereka takut kalau-kalau ada orang yang telah menembak mereka, sehingga mereka semua lari dari kebun itu, hingga anak itu sendiri di kebunnya.
Pada pagi hari, sewaktu orang tuanya membawa sarapan pada anak ini, mereka heran melihat banyak emas di gubuk itu. Orang tua anak itu kegirangan karena anaknya ini selamam kentut yang menghasilkan emas. Sehingga mereka membawa anak ini ke rumah dan menjual emas itu, lalu mengobati penyakit anaknya dan mendirikan sebuah gedung tingkat untuk keluarga mereka dan mendiaminya.
Simak sebuah puisi kentut betikut ini…

By Prof. Aldo Jlm’22
Edisi 4/7/2022