Di kala aku duduk merenung, merindukan sekolah ESG LAT tempatku bekerja dulu. Tempat yang aku dirikan sejak sekolah itu berdiri 9 tahun yang lalu tepatnya di tahun 2013, ketika terjadinya konflik di ESG NCS Lospalos. Aku dan teman-temanku bermigrasi dari Escola Secundaria Geral Nino Conis Santana (ESG NCS) Lospalos ke EBC Kuluhun. Kala itu Wakil Menteri Pendidikan TL Sr.Virgilio Smith yang datang membagi lagi, agar ESG No.1 Lospalos kembali ke tempat semula dulu. Karena kalau tetap digabung seperti ini akan selalu ada masalah di sana.
Maka pada saat itu kami sekelompok guru-guru yang dikepalai oleh Sr.Reinaldo Juvinal da Costa selaku Kepala Sekolah memindahkan sejumlah murid kelas I dan II beserta guru-gurunya. Kami kembali ke “Peikara” tempat EBC Kuluhun berada untuk membangun kembali kantor dan ruang sekolah kami. Kami yang numpang di EBC itu tidak ada tempat yang layak untuk menimba dan membagi ilmu disana. Kami semua bekerja keras membangun WC, kantor, perpustakaan. Setelah semuanya jadi kami pindah kesana dan mulai menempati tempat itu ala kadarnya.
Kami selalu mengusahakan yang terbaik untuk anak didik kami, agar mereka dapat menyerap apa yang kami tuangkan pada otak mereka, supaya kelak menjadi manusia yang berguna bagi nusa dan bangsa Timor Leste. Ternyata cita-cita ini tercapai, anak didik kami antusias menerima pelajaran yang kami berikan, melahap semuanya bagai orang kelaparan. Tahun-tahun berikutnya jika ada perlombaan cerdas-cermat anak buah kami selalu menjadi juaranya. Bukan Cuma sebagai juara lokal tapi juga mendapat juara nasional pidato portugis pada hari raya kemerdekaan TL nivel nasional yang diselenggarakan di Municipio Lautem. Begitu pula, waktu kami mengikuti ujian EBTANAS pertama di tahun 2014, nilai anak-anak kami baik-baik semua melebihi ESG NCS Lospalos, sehingga mereka menjadi iri pada kami.
Setahun bertahan, kami mulai membuat rencana baru untuk mengganti nama sekolah ini dari SMAN I menjadi Escola Secundária Geral Lere Anan Timur (ESG LAT) hingga kini. Waktu itu mendapat banyak kritikan dari para alumni SMAN I, tapi mereka seperti gong yang berbunyi di udara, maka kritikan mereka hanya sia-sia belaka. Rencana kami mendapat antusiasme dari para veteran di kota Lospalos, meskipun ada segelintir yang menolaknya. Akhirnya tibalah saatnya pada tanggal 9 november 2015 diresmikan oleh jendral F-FDTL Lere Anan Timur dengan wakil Menteri Pendidikan TL, Sra.Dulce Maria, dengan sebuah misa dan makan bersama di Perkara EBC Kuluhun Lospalos. Karena sekolah ini memakai namanya untuk jadi pelindung. Setiap tahun kami selalu merayakannya pada tanggal 9 november sebagai hari ultah ESG LAT.
Hari-hari berganti suka dan duka pun bermunculan, terjadinya pergeseran struktur guru-guru yang mengajar di sana, karena adanya beberapa masalah yang perlu diselesaikan. Aku tiba-tiba digeser ke daerah asal saya Iliomar, untuk mengajar EBC Iliomar disana, selama kurang lebih 3 bulan, pada tahun 2021.
Memasuki tahun ajaran baru pada tahun 2022, ketika saya mulai asyik mengajar di EBC Iliomar, tiba-tiba saya mendapat telepon dari Municipio Lautém-Lospalos bahwa saya mendapat posisi jabatan sebagai kepala departemen protocol municipio, maka saya segera kembali ke Lospalos untuk melanjutkan pekerjaan saya disana. Mula-mula saya tidak tahan dengan AC, tapi hari-hari berikutnya mulai beradaptasi dan bekerja disana sebagaimana tugas yang diembankan padaku.
Hari-hari sibuk kerja silih berganti, tiada henti, baik dari lokal maupun nasional. Aku cepat beradaptasi dengan pekerjaan baru ini, karena sebelumnya belum pernah mendapat pekerjaan seperti ini. Namun, saya jalaninya dengan tekun dan sekarang sudah menjadi terbiasa.
Aku termenung sejenak, seandainya suatu saat pekerjaan ini sudah tiba waktunya untuk diserahkan pada yang lain, maka otomatis saya akan kembali mengajar di ESG LAT tempatku mengajar dulu.
Maka iseng-iseng, pada hari sabtu tanggal 23 juli 2022, saya mencoba untuk melangkah ke sekolah ESG LAT, untuk melihat sikon disana, baik dari guru-gurunya, murid-muridnya, dan fasilitas yang mereka gunakan disana. Ternyata hanya setahun saja saya meninggalkannya tapi kini banyak perubahan disana. Tempat duduk para dewan guru dan ruang TU serta Kepala Sekolah sudah tertata rapi sedemikian rupa. Ada penambahan gedung dua unit, satu untuk kantor dan satu lagi untuk ruang kelas. Semuanya masih dalam taraf pengerjaan proyek dan belum selesai, mungkin dalam tahun ini, mereka akan menyelesaikannya.
Rinduku terobati setelah aku mengunjungi sekolah ESG LAT tempatku bekerja dulu. Aku menemui teman-teman para guru yang mengajar disana, mengenang kembali masa-masa kerja disana, lalu bercerita tentang tempat kerja baruku di kantor bupati sebagai seorang protokoler disana, yang semuanya harus mengikuti tata tertib aturan yang berlaku disana, dengan dedikasi dan disiplin yang tinggi. Lain halnya dengan mengajar di sekolah yang hanya menyita waktu setengah hari, lalu beristirahat. Tapi bekerja di kantor seharian penuh sampai hari jumat, lalu sabtu dan minggu baru libur.
Rasanya ingin kembali mengabdi di sekolah ESG LAT lagi, tapi nanti hanya akan menambah beban pekerjaan saja. Lebih baik beristirahat sejenak di rumah, agar tenagaku pulih dan melanjutkan pekerjaan ku di hari-hari berikutnya di kantor, daripada pusing dengan anak-anak muda masa kini yang tak berminat dalam belajar meniti masa depan mereka yang masih suram.
Sekarang bekerja di kantor lebih santai, mengurangi beban stress kerja, dibandingkan dengan dulu masih mengajar menghadapi anak-anak muda yang selalu membuat kita stress dikala mengajar.
Namun. doaku semoga apa yang dicita-citakan oleh kawula muda TL saat ini, menyadari bahwa suatu saat nanti mereka yang akan menjadi estafet dari para pendiri bangsa ini ke depan. Moga rinduku yang telah terobati ini, suatu saat kita akan bersama kembali membangun sekolah ESG LAT menjadi lebih baik dari sekarang. Dimana tanah kita berpijak disitulah langit kita dijunjung. Dimana ada kemauan dan kerja keras disitulah ada jalan keluarnya.
By Prof Aldo Jlm’22
Edisi, 240722