Alligi atau kepanjangan dari Adipala Lintas Generasi adalah perkumpulan warga Desa Adipala yang sedang bekerja di Korea Selatan. Alligi dibentuk pada tanggal 25 Januari 2020, beranggotakan 25 orang yang sampai saat ini masih stay di Korea Selatan. Seluruh anggota Alligi adalah pahlawan devisa, para pejuang keluarga yang seluruh anggotanya berasal dari Adipala. Adipala sendiri adalah sebuah nama desa yang terletak di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah.
Visi dari Alligi adalah sebagai sarana atau wadah silaturahmi dan komunikasi sesama warga Desa Adipala yang bekerja di Korea Selatan agar jalinan silaturahmi dan keakraban tetap terbina dan terbangun rasa persaudaraan antar sesama warga Desa Adipala.
Selain visi, Alligi juga memiliki beberapa misi, di antaranya:
1. Menjadi wadah sosial kemasyarakatan dalam ruang lingkup warga asal Adipala yang berada di Korea Selatan guna mendorong terciptanya suasana kebersamaan antar anggota Alligi dengan latar belakang status sosial dengan karakter yang berbeda-beda sehingga dapat menumbuhkan rasa kecintaan terhadap daerah asal, yaitu Adipala.
2. Menjadi wadah yang bisa mempelopori solidaritas dan jiwa sosial yang tinggi sehingga bisa saling berbagi atau gotong-royong dan saling menjunjung tinggi nilai-nilai persaudaraan antar anggota yang berada di Korea Selatan.
3. Menjadikan wadah sebagai ajang untuk bertukar informasi umum atau kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan Alligi ke depannya secara langsung atau jejaring sosial.
Meskipun bukan berasal dari daerah yang sama, tetapi persaudaraan yang terjalin antara mereka begitu erat, bahkan bisa melebihi saudara sendiri. Mereka saling menguatkan satu sama lain. Rasa kekeluargaan yang tercipta menjadi sebuah obat yang sangat mujarab tatkala disibukkan dengan banyaknya pekerjaan yang melelahkan. Pun ketika rasa sedih mendera, teringat sanak saudara di tanah air yang tiba-tiba menyeruak di hati.



Semangat yang kadang kembang kempis sering kali dirasakan oleh para pejuang keluarga ini. Di tempat inilah mereka menemukan semangat dan motivasi yang luar biasa. Ibarat balon yang kempis, kemudian diisi, dipompa, sehingga terisi dan penuh kembali. Hati yang gundah gulana pun sirna, hilang bersama dengan candaan yang terlontar dari para sahabat seperjuangan. Mengingat bekerja di negara orang bukanlah pekerjaan yang terbilang singkat, tetapi pekerjaan yang membutuhkan waktu relatif lama dan bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Ketika di kampung halaman begitu sulit mencari pekerjaan, apa yang bisa dilakukan agar kebutuhan hidup sehari-hari bisa terpenuhi dengan baik? Maka, keputusan untuk menjadi seorang TKI dianggap paling baik, meskipun sebenarnya terasa amat berat dan tentu saja penuh dengan risiko.
Memutuskan bekerja di luar negeri juga bukan suatu keputusan yang mudah, bukan pula suatu keputusan yang gampang sehingga siapa saja bisa menjadi TKI di luar negeri, khususnya di Korea Selatan. Perjuangan dan kesiapan mental yang kuat, persaingan yang ketat, dan modal berangkat menjadi TKI di Korea Selatan yang tidak sedikit adalah sebuah perjuangan yang tidak bisa dianggap remeh, bahkan sepele. Apalagi kehidupan di Korea Selatan begitu amat keras. Harus berjuang menghadapi pekerjaan yang penuh tantangan. Harus bekerja dengan siap dan sigap dan dengan penuh tanggung jawab.
Jauh dari keluarga dan sanak saudara itu suatu hal yang pasti dan lumrah. Mengingat Indonesia-Korea Selatan adalah dua negara yang berjarak ribuan kilometer. Bertemu dengan mereka yang berasal dari negara yang sama, dari desa yang sama, dan dalam status yang sama, yaitu sebagai TKI, ibarat menemukan sebuah berlian yang nilainya amat sangat berharga dan tak ternilai harganya.
Bukan sekadar ngumpul, ngobrol, atau penghilang penat saja ketika waktu libur, di keorganisasian ini juga memiliki banyak tujuan yang positif dan mulia. Salah satunya yaitu membangun jiwa sosial dan etos kerja yang tinggi. Membantu mereka para kaum duafa, yatim piatu, dan fakir miskin yang berada di kampung halaman mereka. Bahkan, mengadakan pengajian akbar yang sebagian besar dananya berasal dari sebagian penghasilan mereka sendiri. Sungguh suatu contoh positif yang perlu diapresiasi.
Salah satu dari sekian penerima manfaat dari adanya organisasi ini adalah ibu Supriyati. Saat itu, perwakilan Alligi yang berada di tanah air diberi kesempatan untuk berkunjung ke rumah Ibu Supriyati yang saat ini masih berjuang untuk kesembuhannya dari sakit. Bukan hanya Ibu Supriyati saja yang menerima manfaat dari kegiatan keorganisasian ini, masih banyak sekali penerima manfaat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
Mereka yang bergabung dalam organisasi ini, setiap bulannya dengan ikhlas dan sukarela menyisihkan sebagian dari rezekinya untuk membantu mereka yang membutuhkan. Dari dana yang terkumpul inilah terselenggara berbagai kegiatan yang positif di kampung halaman, baik itu mengadakan pengajian, santunan anak yatim piatu, fakir miskin, dan sebagainya.
Sejak berdirinya organisasi ini, tercatat sudah dua kali pergantian ketua. Periode pertama dipegang oleh saudara Kustanto. Saat ini, di periode kedua, dipimpin oleh saudara Andianto. Ketua tidak akan bisa berjalan sendiri tanpa adanya sekretaris, bendahara, dan juga para anggota Alligi yang cerdas dan mempunyai semangat juang tinggi.
Pergantian ketua ini bukan tanpa alasan. Harapannya, Alligi akan terus berkembang lebih luas dan pesat di tangan yang lebih muda. Tentu saja ini melalui seleksi yang ketat sehingga bisa membawa organisasi di jalur yang sesuai dengan tujuan awal dibentuk. Menebar kebaikan dan memberikan banyak manfaat untuk sesama.
Di dalam sebuah keorganisasian, tidak selamanya berjalan lancar dan mulus. Banyak sekali kerikil tajam dan batu sandungan. Sedikit saja tidak berhati-hati, akan sangat fatal akibatnya. Akan menghancurkan, merobohkan, dan memporak-porandakan suatu rumah atau bangunan.
Begitu pula dengan Alligi, tidak mudah menyatukan hati dengan para anggotanya. Beda pendapat, selisih paham sering sekali muncul tatkala berdiskusi. Tetapi, ini adalah hal yang sangat wajar. Perbedaan akan dijadikannya sebagai sebuah lecutan agar rasa saling menghormati dan menghargai antar anggota terpupuk dengan baik. Jangan sampai bangunan yang sudah berdiri kokoh dan kuat luluh lantak hanya karena hal sepele.
Memang, yang namanya niat baik tidak selamanya berjalan mulus. Menuju rida Allah Swt begitu penuh tantangan, penuh rintangan. Jalan untuk menuju surga-Nya memang begitu melelahkan karena tinggi dan menanjak. Penuh perjuangan dan pengorbanan.
Pelan tapi pasti, menebar kebaikan dalam diam. Bermain dalam senyap. Semangat terus para pahlawan devisa, para pahlawan keluarga. Semoga Allah Swt membalas semua kebaikan kalian dengan kebaikan yang berlipat, aamiin. []