Oleh : Hamsah*
 
Konstruksi sebuah negara bisa dikatakan maju jika didukung dengan Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah dan Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul. Namun, tidak sedikit juga dijumpai negara miskin SDA tetapi bisa maju, karena memiliki SDM yang unggul seperti Singapura, Finlandia, dan lain-lainnya. Oleh karena itu, sebuah negara dengan dua potensi sekaligus harusnya mampu melampaui negara-negara maju yang hanya memiliki satu potensi SDM saja.
 
Dari data dan fakta itu, Indonesia adalah negara yang sangat berpotensi menjadi negara maju karena memiliki modal utama yaitu SDA yang melimpah. Hanya saja SDA yang melimpah tersebut, belum didukung sepenuhnya oleh SDM yang unggul. Tentu bukanlah pekerjaan berat untuk menciptakan SDM yang unggul dengan potensi jumlah penduduk terbesar kelima di dunia. Tinggal bagamana komitmen dan konsistensi pemerintah menjamin dan menambah suplemen berupa jaminan kesejahteraan dan hak mendapatkan apresiasi atas prestasi mereka.
 
Persoalannya kemudian, kecenderungan pemerintah dari waktu ke waktu lebih fokus dan bangga memiliki Sumber Daya Alam yang melimpah. Namun, lupa memaksimalkan memperbaiki dan meningkatkan kualitas SDM. Karena itu, untuk melahirkan SDM yang unggul kita mesti memperbaiki akar dan sumber reproduksi dari pengetahuan yaitu guru.
 
Sesungguhnya kekayaan suatu negara yang paling tinggi nilainya adalah guru. Guru adalah akar dari sebuah peradaban bangsa. Guru adalah harapan untuk melahirkan generasi atau SDM yang unggul untuk kemudian bisa mengelola SDA yang melimpah tersebut. Namun, sayangnya guru sebagai akar belum sepenuhnya dirawat dan disiram dengan tingkat kesejahteraan yang cukup. Alih-alih guru dituntut untuk memiliki kompetensi dan profesionalisme yang tinggi, sementara faktanya masih banyak guru yang hari demi hari, pekan demi pekan, bahkan tahun demi tahun mereka masih dihantui dengan kecukupan ekonomi yang belum pasti.
 
Oleh karena itu, kita membutuhkan pemimpin visioner yang punya kemampuan investasi SDM yang tinggi. Dalam hal ini elemen utamanya adalah memperhatikan dan meningkatkan kesejahteraan guru yang tersebar di seluruh pelosok nusantara. Tentu kesejahteraan guru adalah hal yang sangat mendasar harus terpenuhi bilamana kita tempatkan guru sebagai akar dan ujung tombak untuk melahirkan dan menentukan kualitas SDM.

Kita mesti belajar tentang pentingnya peran guru seperti yang dicontohkan oleh negara Jepang pasca perang dunia II. Hal pertama yang dicari oleh pemerintah Jepang adalah masih ada berapa guru yang tersisa. Dengan jumlah guru yang terbatas, Jepang bisa kembali bangkit dalam waktu singkat menjadi negara maju di dunia. Jadi benar kata quotes dari sang Inspirator Ruslan Ismail Mage (RIM) bahwa, “Sumber daya terbesar dan termahal dalam suatu bangsa bukanlah minyak bumi tetapi guru. Dengannya manusia meninggalkan kehidupan purba”. Selamat Hari Guru, 25 November 2022.

*Akademisi Universitas Negeri Manado
 

(Visited 49 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Hamsah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: