A. Mengenal Nicollo Machiavelli
Niccolò Machiavelli (1469-1527) adalah seorang filsuf, politisi, dan penulis Italia yang terkenal karena karyanya tentang politik dan strategi. Berikut beberapa fakta menarik tentang Machiavelli:
- Kehidupan Awal
- Machiavelli lahir di Firenze, Italia, pada tanggal 3 Mei 1469.
- Ayahnya, Bernardo Machiavelli, adalah seorang pengacara dan politisi.
- Machiavelli belajar hukum dan sastra di Universitas Firenze.
- Karir Politik
- Pada tahun 1498, Machiavelli menjadi sekretaris kedua Republik Firenze.
- Ia bekerja di bawah pimpinan Piero Soderini, yang kemudian menjadi mentor dan teman dekatnya.
- Machiavelli melakukan beberapa misi diplomatik ke Perancis, Jerman, dan Italia.
- Karya Tulis
- Machiavelli menulis beberapa karya tulis, termasuk “Il Principe” (Sang Pangeran), “Discorsi sopra la prima deca di Tito Livio” (Diskursus tentang Sejarah Romawi), dan “L’Arte della Guerra” (Seni Perang).
- “Il Principe” adalah karyanya yang paling terkenal dan berpengaruh, yang membahas tentang strategi politik dan kekuasaan.
- Filsafat dan Pengaruh
- Machiavelli dikenal sebagai salah satu tokoh utama dalam sejarah pemikiran politik Barat.
- Ia mempengaruhi banyak pemikir politik dan filsuf, termasuk Jean-Jacques Rousseau, Immanuel Kant, dan Friedrich Nietzsche.
- Machiavelli juga mempengaruhi perkembangan ilmu politik dan strategi militer.
- Kematian
- Machiavelli meninggal pada tanggal 21 Juni 1527, di San Casciano, Italia.
- Ia dimakamkan di Firenze, Italia.
Machiavelli adalah seorang tokoh yang kompleks dan kontroversial, yang telah mempengaruhi sejarah pemikiran politik dan filsafat Barat.
B. Teori Klasik Kekuasaan karya Nicollo Machiavelli
Teori kekuasaan Niccolò Machiavelli adalah sebuah teori politik yang dikembangkan oleh Niccolò Machiavelli, seorang filsuf dan politisi Italia pada abad ke-16. Teori ini terutama terdapat dalam karyanya yang paling terkenal, “Il Principe” (Sang Pangeran).
- Inti Teori Kekuasaan Machiavelli
- Kekuasaan adalah Tujuan Utama: Machiavelli berpendapat bahwa kekuasaan adalah tujuan utama bagi seorang penguasa. Untuk mencapai dan mempertahankan kekuasaan, seorang penguasa harus siap melakukan apa pun yang diperlukan.
- Kekuatan dan Kecerdikan: Machiavelli percaya bahwa seorang penguasa harus memiliki kekuatan dan kecerdikan untuk mempertahankan kekuasaannya. Kekuatan diperlukan untuk menghadapi ancaman dari luar, sedangkan kecerdikan diperlukan untuk menghadapi ancaman dari dalam.
- Penggunaan Kekerasan dan Kelicikan: Machiavelli berpendapat bahwa seorang penguasa harus siap menggunakan kekerasan dan kelicikan untuk mencapai tujuannya. Namun, penggunaan kekerasan dan kelicikan harus dilakukan dengan bijak dan terkendali.
- Pentingnya Citra dan Reputasi: Machiavelli percaya bahwa citra dan reputasi seorang penguasa sangat penting untuk mempertahankan kekuasaannya. Seorang penguasa harus memiliki citra yang kuat dan reputasi yang baik untuk memperoleh dukungan dari rakyatnya.
- Kritik dan Kontroversi
Teori kekuasaan Machiavelli telah dikritik dan diperdebatkan selama berabad-abad. Beberapa kritik yang paling umum adalah:
- Amoralitas: Teori Machiavelli dianggap amoral karena membenarkan penggunaan kekerasan dan kelicikan untuk mencapai tujuan.
- Kekerasan: Teori Machiavelli dianggap membenarkan kekerasan dan penindasan terhadap rakyat.
- Kelicikan: Teori Machiavelli dianggap membenarkan kelicikan dan manipulasi terhadap rakyat.
Namun, teori kekuasaan Machiavelli juga telah dipuji karena:
- Realisme: Teori Machiavelli dianggap realistis karena mengakui bahwa kekuasaan seringkali diperoleh dan dipertahankan melalui cara-cara yang tidak selalu moral.
- Pragmatisme: Teori Machiavelli dianggap pragmatis karena menekankan pentingnya mengambil tindakan yang efektif untuk mencapai tujuan, bahkan jika itu berarti melakukan hal-hal yang tidak populer.
C.Perbedaan dengan Teori Kekuasaan John Locke
Berikut beberapa titik perbedaan fokus kajian teori kekuasaan antara Niccolò Machiavelli dan John Locke:
- Teori Kekuasaan Nicollo Machiavelli
- Fokus pada kekuasaan sebagai sarana untuk mencapai tujuan politik.
- Menganggap kekuasaan sebagai alat untuk mempertahankan dan memperluas kekuasaan.
- Menekankan pentingnya kecerdasan, kekuatan, dan keberanian dalam mempertahankan kekuasaan.
- Menganggap rakyat sebagai objek kekuasaan, bukan sebagai subjek yang memiliki hak dan kebebasan.
- John Locke
- Fokus pada hak-hak alami manusia dan kebebasan individu.
- Menganggap kekuasaan sebagai sarana untuk melindungi hak-hak alami manusia dan mempromosikan kebaikan bersama.
- Menekankan pentingnya kontrak sosial dan persetujuan rakyat dalam membentuk kekuasaan.
- Menganggap rakyat sebagai subjek yang memiliki hak dan kebebasan, dan kekuasaan harus bertanggung jawab kepada rakyat.
Dalam sintesis, Machiavelli fokus pada kekuasaan sebagai alat untuk mencapai tujuan politik, sedangkan Locke fokus pada hak-hak alami manusia dan kebebasan individu sebagai dasar kekuasaan.
D.Kesimpulan
Teori kekuasaan Machiavelli dan Locke memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal fokus, implikasi, dan pengaruh. Machiavelli fokus pada kekuasaan sebagai alat untuk mencapai tujuan politik, sedangkan Locke fokus pada hak-hak alami manusia dan kebebasan individu.
Menurut Machiavelli, tidak ada yang abadi dalam hal kekuasaan dan politik. Ia percaya bahwa semua kekuasaan dan pemerintahan akan mengalami perubahan dan kemerosotan seiring waktu.
Dalam karyanya “Il Principe”, Machiavelli menulis bahwa “semua hal di dunia ini tidak stabil dan selalu berubah”. Ia juga menulis bahwa “kekuasaan yang tidak pernah berubah adalah kekuasaan yang tidak pernah ada”.
Machiavelli percaya bahwa perubahan dan kemerosotan kekuasaan dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti:
- Perubahan dalam kekuatan dan kelemahan pemerintahan.
- Perubahan dalam keinginan dan kebutuhan rakyat.
- Perubahan dalam lingkungan dan kondisi ekonomi.
- Perubahan dalam kepemimpinan dan kebijakan pemerintahan.
Dalam konteks ini, Machiavelli menekankan pentingnya fleksibilitas dan adaptasi dalam politik dan kekuasaan. Ia percaya bahwa seorang pemimpin yang baik harus dapat menyesuaikan diri dengan perubahan dan kemerosotan kekuasaan, serta harus dapat mengambil keputusan yang tepat untuk mempertahankan kekuasaannya.
Demikian utas tentang teori klasik Kekuasaan oleh Nicollo Machiavelli, semoga bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan, Selamat membaca
“Tidak ada yang abadi, dalam hal kekuasaan dan politik”
Makassar, 02.02.25
Diberdayakan:

Dr.Sudirman, S. Pd., M. Si.
Tidak Ada Kawan dan Lawan Abadi, yang Ada Hanya Kepentingan Abadi