Dari atas pete-pete ada yang mengusik pandangan mataku. Tak mau kehilangan momen, sesaknya kabin pete-pete berwarna biru tak ku hirau. Buru-buru ku ambil hape dari saku celana, tanpa aba-aba jempol ini memainkan kamera buat mengabadikan sebuah pemandangan yang tidak biasa.
Tak bisa dipungkiri dijaman teknologi informasi saat ini, urusan jual rumah bukan perkara mudah. Mengingat statusnya sebagai aset berharga, menjual hunian satu ini membutuhkan kesabaran.
Berbeda dari biasanya, sebuah tulisan berukuran besar di sebuah rumah kosong mirip pondok bambu terbengkalai dan tidak terawat. Lazimnya memasarkan terpasang rumah tertera, “TANAH DAN RUMAH INI AKAN DIJUAL TANPA PERANTARA”.
Kali ini berbeda dengan apa yang saya saksikan di depan mata dan kepala. Entah apa maksud dari pemilik rumah atau orang yang dipercaya menjaga tanah rumah menuliskan pesan raksasa tersebut, sehingga dilihat oleh orang yang melintasinya. Kebetulan rumah sederhana ini posisinya ditepi jalan raya Maros menuju Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan pada Kamis, 18 Januari 2024 kemarin.
Baiklah, tanpa berlama-lama lagi berikut tulisan yang menghias pondok bambu yang saya maksud “TANAH INI TIDAK DIJUAL”. Pertanyaannya, mengapa tanah kosong itu tidak dijual.
Boleh jadi tanah dan rumah tadi dalam konflik keluarga atau khawatir ada pihak-pihak yang nyerobot, makanya tanah ini tidak dijual. Sudahlah, nggak mau berpanjang lebar. Jangan biarkan lahan kosongmu diserobot oleh pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
Paling penting simpan baik-baik sertifikat tanahmu biar tidak dicuri dan digandakan para makelar atau mafia tanah, ujung-ujungnya berurusan dengan hukum.