Adakah sederet ayat-ayat cinta yang berlaku bagi pasangan homogen yang melangsungkan pernikahan di publik ini? Adakah sederet ayat-ayat hukum yang mendukung cinta homogen ini? Cinta yang demikian hanyalah sekedar cinta simbol semata untuk menunjukkan pada dunia bahwa mereka telah bercinta. Kata orang cinta demikian itu bukan cinta yang dikehendaki oleh Tuhan sebagai makhluk ciptaanNya di muka bumi ini.
Cinta itu timbul dari mata turun ke hati, lalu ada gaya tarik antara si emisor dan si reseptor saling berinteraksi satu sama lain, yang disebut cinta erros, versi biologis. Cinta itu saling menyayangi, mengasihi satu sama lain sebagai kodrat Tuhan tampa pandang bulu, dari segi apa saja, dinamakan cinta agape, cinta versi Tuhan Yesus.
Dari kedua versi cinta diataslah, kedua insan manusia baik homogen maupun heterogen menjalin hubungan satu sama lain, timbul rasa suka di hati, hingga membawa mereka sampai ke pelaminan, yang disebut sebagai perkawinan/pernikahan. Tujuan perkawinan/pernikahan adalah untuk mendapatkan keturunan seperti yang Tuhan amanatkan pada Abraham bahwa, keturunannya akan sebanyak bintang di langit dan pasir di laut.

Secara normal pernikahan yang tejadi adalah pernikahan heterogen atau cinta heterogen. Yang diakui dan dianut sejak nenek moyang kita, begitu pula gereja Katolik mempunyai aturan dan hukum tersendiri untuk melarang perkawinan sejenis ini berlangsung. Karena di dalam Injil mengatakan bahwa, laki-laki dan perempuan harus meninggalkan bapak-ibunya untuk mendirikan sebuah rumah tangga atau disebut perkawinan untuk melanjutkan ketururan kedua belah pihak. Lalu kalua perkawinan homogen, apa yang mau diharapkan dari kedua belah pihak? Atau hanya sekedar gaya-gaya saja? Adakah rasa ketertarikan tersendiri di antara mereka?
Hal ini baru pertama kali terjadi di Timor Leste, sehingga menimbulkan pro dan kontra, banyak kritikan dan kontroversi dari para biarawan, dan LSM. Menurut Romo Domingos Maubere bahwa, perkawinan semacam ini merupakan suatu aib yang kita buat secara sengaja dalam menyambut kedatangan bapak suci Paus Fransiskus yang akan berkunjung ke bumi lorosas’e pada September nanti. Untuk itu dia menghimbau pada dewan keuskupan Timor Leste, lebih baik bapak suci tidak datang ke Timor Leste, atau cancel aja kedatangannya, karena dalam rumah tangga kita masih kotor. Hal ini adalah budayanya orang barat bukan budaya orang timur, begitu pula bertentangan dengan ajaran gereja yang melarang adanya perkawinan homogen atau cinta homogen.
Hal ini adalah perbuatan setan yang tidak bisa ditoleran. Sebagaimana tema paus “que a vossa fé seja a vossa cultura” atau “semoga iman anda menjadi budaya kalian”, Presiden Republik sendiri telah melanggar duluan dengan mempraktek perbuatan setan ini. Jangan-jangan kedatangan paus ini tidak membawa berkat melainkan malapetaka. Lebih baik bapa suci tidak usah datang menyaksikan perbuatan jahat dari pemimpin ini. Kita tunggu saja apa reaksi dari para uskup, apakah berani mengatakan pada paus agar tidak datang, karena dalam rumah tangga kita masih kotor, dimana bapak negara ini telah mengakuinya. Hal ini merupakan suatu pukulan bagi keimanan Katolik dan hukum tradisi Timor Leste yang melarang agar orang-orang yang berjenis kelamin sama tidak boleh kawin. Kita minta pertolongan Bunda Maria Ramelau dan Tuhan Yesus untuk mengampuni kesalahan besar ini. Pungkasnya lagi.
Hal ini merupakan kultur/budaya orang asing di Eropa dan Amerika sana, jangan membawa kultur asing datang ke sini untuk merusak tatanan budaya TL yang telah ada berabad-abad lamanya sejak nenek-moyang kita ada, dan gereja Katolik juga melarang hal ini, untuk mengimplementasikannya di TL, sehingga semua orang dapat memberi nilai-nilai moral bagi semua orang, dan minoritas yang merasakan disisihkan/didiskriminasikan dan terlantarkan. Pintanya lagi.
Pernikahan sipil antara Bella Galhos dan Iram Saed, yang dilangsungkan di Australia ini disaksikan sendiri oleh Presiden Republik Ramos Horta. Menurut PR. Horta bahwa, masing-masing mempunyai pemikiran dan sentiment sendiri-sendiri, untuk hidup bersama, baik itu sejenis maupun tak sejenis, karena menurut opsi mereka untuk hidup bersama. Sebagai bapak negara jangan mendiskriminasi kehidupan mereka, sebagaimana hukum internasional yang diadopsi oleh parlemen kita, di administrasi kita dan kita yakin bahwa wanita dengan wanita atau pria dengan pria hidup bersama itu hak mereka.
Menurutnya bahwa, dia percaya pada konstitusi, hak asasi manusia, frateli tuti (persaudaraan), violence, diskriminasi, eksekusi anak-anak kita sendiri, meskipun tidak mengikuti keyakinan dan kepercayaan dari agama manapun. Tutur pak PRH.
Presiden membela hak komunitas LGBT (Lesbian Gay Biseksual Transgender), diskriminasi hak hidup mereka. Dimana Bella Galhos merupakan seorang pejuang veteran Timor Leste yang berdomisili di Kanada, mengundannya untuk menyaksikan pernikahan mereka, supaya mendapat legalitas. Lambat laun suatu saat di Timor Leste pasti akan terjadi. Sebagai bapak negara, saya harus merangkul semua orang, hak-hak mereka, menghormati agama mereka, bertoleransi, tidak melawan martabat manusia itu sendiri, bahkan bapak Paus Fransiskus sendiri pun menghendaki demikian. Pungkasnya.
Paus Fransiskus sendiri mengatakan bahwa, jangan mendiskriminasi, harus tolerasi, menghormati satu sama lain, jangan melakukan violence, hidup sebagai citra Allah di muka bumi ini. Tetapi menurutNya bahwa, pernikahan demikian Tuhan tidak memberkatinya karena melawan ajaran Tuhan, karena tujuan perkawinan adalah untuk mewariskan keturunan di dunia ini, bukan cuma hanya keinginan, kenikmatan dan kemauannya sendiri antara satu dengan yang lainnya. Pintanya lagi.

Menurut PR Horta bahwa, pernikahan Bella Galhos dengan Iram saed pada tanggal 20 juli 2024 di Australia itu adalah tujuan pribadi, jangan anggap ini sebagai sebuah keanehan, yang membuat kita terkesima. Kehadiran PR Horta disana, sebagai makhluk pribadi, dan sebagai PR bagi semua orang, harus melindungi budaya, keyakinan dan kepercayaan agama. Menurut hukum gereja, kode sipil, dan budaya di Timor Leste tidak mengijinkan, sehingga mereka mengadakan pernihakan mereka di Australia karena hukum disana memberi jaminan. Katanya lagi.
Sedangkan dari pihak Bella Galhos menjawab kritikan ini bahwa, banyak salah dan dosa yang dibuat di tanah air seperti bapak memperkosa anak perempuannya sendiri, ada perkawinan poligami dengan dua dan tiga istri, pelecehan seksual terjadi di berbagai institusi dan di dalam gereja sendiri, tidak pernah digubris, tetapi malah sibuk dengan orang lain yang mau kawin, dia mau kawin dengan siapa kek, tak peduli karena saya sudah 15 tahun menikah dengan sesama jenis, Timor tidak hancur. Mungkin hal ini belum ada orang yang bertanya pada dunia, tanya pada bapak dan ibunya, hello…saya bias kawin atau tidak? Ini hanya orang gila saja yang berbuat demikian.
Dari analisis, pro dan kontra tentang perkawinan homogen atau cinta homogen di atas kita menyimpulkan bahwa, mungkin itu menjadi takdirnya setiap individu yang tercipta dan terlahir demikian, sebagai LGBT, kita memberi dukungan saja. Mereka bukan orang-orang pinggiran, melainkan sanak sanak saudara kita, yang hidup bersama kita dalam keluarga. Yang penting jangan membuat onar dalam komunitas kehidupan kita. Karena kita di era demokrasi, merdeka di era milenium ini, jadi setiap orang bebas untuk menentukan nasibnya sendiri. Meskipun dilihat dari aturan agama dan budaya setempat hal itu melanggar aturan, tetapi ia tidak hidup bersama kita disini, dia hidup tenang di negara-negara yang telah mengakui kehidupannya, untuk hidup damai dan cinta bersama kekasih hatinya, sampai suatu saat ia menemui ajalnya, Tuhanlah yang mengadilinya, mana yang benar dan mana yang salah.
By Aldo Jlm
Edisi khusus LGBT 230724