Waktu terus berjalan. Hubungan persahabatan kamu sudah menjelang delapan bulan. Keakrapan kami hanya melalui dunia maya internet. Graz call ke aku dan berkata jika ia akan pulang ke rumah. Art selama di rumah aku akan blok nomor kamu ya! Kok bisa katanya cinta mati sama aku, kenapa nomor aku mesti kamu blok, lagian kita hanya sekedar sahabat Graz. Aduh Art istriku itu pemahamannya primitif bangat jadi aku harap kamu mengerti. Sejak hari itu aku sudah bisa membaca karakter Graz, bahwa dia bukan pria baik. Saat pulang ke rumah ia benaran memblok nomorku dan aku merasa jika Graz termasuk seorang pria pecundang bukan sama aku, tapi bisa saja sama istrinya juga begitu.
Keesokan harinya ia menelfon aku sambil mengajak aku video call. Aku bingung katanya selama di rumahnya ia akan memblokir nomorku tapi buktinya ia menelfon lagi aku bahkan mengajak aku video call. Saat video call ya berkata kepada aku, I miss you Art. Upss kamu kenapa sembarangan Graz. Aku kangen Art sumpah.
Art aku tidak bisa melupakan bayangan kamu Art ujar Graz. Setan bangun dari tempat tidur itu kamu gila ya? Kamu benaran makluk liar. Tidak seharusnya kamu berlagak kayak pencuri, ujarku pada Graz. Kamu pikir aku wanita gila. Aku mulai paham karakter Graz yang sebenarnya.
Sambil video call Graz berkata jika maaf aku kangen makanya video call mau lihat wajahmu saja. Hmmm terus kamu sudah lihat aku bisa segera akhiri kan? Jangan Art ngobrol dulu. Katanya takut istri kok berani sekali kamu Graz. Art istri aku lagi main bingo jadi aku free makanya bisa ngbrol sama kamu Art. Okey aku ada pekerjaan Graz jadi aku akhiri dulu panggilan. Aku kayak langsung tidak ada rasa lagi seperti hari-hari sebelumnya. Aku mengira Graz orang yang baik dan bertanggung jawab ternyata perasaan aku kosong. Namun aku justru bersyukur karena sikapnya bisa membantu aku untuk mengetahui jati diri Graz yang sesungguhnya.
Ke esokan harinya pada hari senin ia chat dan berkata jika sebentar lagi aku akan balik ke Markas. Terus aku membalasnya. Terus apa hubungannya dengan aku Graz. Jika mau pulang ia kasih tahu ke istri kamu bukan aku Graz ujar aku serius. Graz hanya membalas I miss you Art.
Saat balik ke Markas Graz seolah sudah setahun tak chat atau video call. Masih di tengag perjalanan ia sudah video call. Aku menjawab dengan baik karena aku tahu seberapa nekadnya Graz buat aku dan aku takut letika aku abaikan Graz kecelakaan di perjalanan.
Tiba di Markas baru menuju kamar saja ia langsung video call. Aku berkata kurangi caramu video call ke aku. Art kamu tidak ada larang aku. Bukan begitu Graz kita memiliki pasangan hidup masing-masing dan aku bukan wanita pecundang kayak kamu Graz, ujarku padanya. Tiba-tiba Graz bertanya, kamu kenapa berbeda sekarang? Terkadang orang harus beruba karena arus jadi aku emang harus gini Graz. Aku hanya sarankan ke kamu kurangi caramu call atau video call ke aku karena aku sibuk.
Oh jadi ini karakter orang berduit ya ? Bukan Graz kamu jangan salah paham. Tanya pada diri kamu. Kamu tahu kenapa aku berubah karena aku belajar perubahan ini dari kamu. Hari kemarin berbeda dengan relasi kita delapan bulan lalu sejak hari pertama hingga aku memahami sendiri siapa kamu yang sesungguhnya.
Kamu tahu jika aku adalah wanita yang mampu mendeteksi egomu dengan caraku? Apa maksud kamu Art medeteksi aku. Kamu harusnya tobat Graz. Saa kamu di markas kamu anggap aku adalah segalanya, aku salut itu tapi aku tidak suka tindakan kamu saat pulang ke rumah memblokku. Aku sadar kamu orang baik yang ada selama ini buatku tapi aku tidak mendidik kamu menjadi wanita suami pecundang untuk istri dan anak-anak kamu Graz. Kita hanya teman dan aku sadar selama. masa persahabatan telah lahir benih cinta antara aku dan kamu Graz, tapi itu tidak mungkin akan jadi kenyataan di masa depan jadi di lain waktu jangan menggunakan cara itu.
Terima kasih Art kau telah memberi aku petunjuk karena aku selama ini tidak menyadari jika tindakan ini salah Art, jadi setiap teman perempuan aku perlakukan sama seperti kemarin aku perlakukan ke kamu Art. Samakan saja perlakuan kamu tapi jangan pernah samakan aku dengan perempuan lain dalam hidupmu karena aku sama dengan istrimu bahwa aku punya suami dan aku butuh cinta dan perhatian dari suamiku, bukan dari suami orang lain.
Stop Art aku salah apa sampai kamu ucapin kata-kata itu coba jelaskan ke aku. Graz aku hanya sebatas teman kenapa balik ke rumah kamu harus memblok aku Graz apakah tindakan kamu etis sebagai seorang anggota militer? Coba pikir kalau aku tidak tegur siapa lagi yang akan negur kamu coba. Aku bukan siapa-siapanya kamu, kenapa harus main blok jika pulang ke rumahmu. Kamu takut istri mau tahu jika kamu persahabatan dengan aku. Ingat Graz seorang anggota militer jika sudah tidak beres dari dalam rumah maka dalam menjalani tugas pun akan nampak seperti sifat dan karakteristiknya di masyarakat. Graz apakah kamu lupa jika selain temanku juga warga masyarakat yang butuh hidup nyaman di negara ini!
Stop Art aku lakukan semua itu karena aku mau hubungan persahabat kita berjalan dengan mulus tanpa hambatan karena istri aku selalu mencurigai aku dengan semua teman wanita Art. Aku tidak mau ini juga terjadi sama kamu. Kamu salah, jika sebuah hubungan di bangun dengan kejujuran tentu akan bertahan lama, entah seburuk apapun hubungan itu Graz, jadi jangan menyalahkan istrimu jika kamu sadar kalau aku juga wanita seperti istrimu Graz, ujar aku dengan nada suara mendidik. Usai itu aku langsung menghakhiri video call dengan Graz.
Graz tidak terima perlakuanku mengakhiri video call ia langsung call lagi. Aku cukein saja hari itu. Terus call dan video call tapi aku benar-benar sudah malas untuk menjawab karena aku sadar jika Graz bukan pria baik. Tindakan seperti itu mungkin ia selalu lakukan terhadap wanita lain di luar sana tapi aku tidak karena hal-hal seperti itu akan merugikan diri kita sendiri. Call dan video call hingga berjam- jam pun aku selalu mengabaikannya. Aku tidak peduli lagi karena aku tidak mau orang mendidikku dengan kemunafikan, sebab ada konsikuensinya kelak apalagi Graz adalah seorang anggota militer.
Graz kembali berpesan, Art mengapa kamu lakukan ini pada aku, apakah kamu tidak puas dengan perlakuan kamu pada awal persahabatan Art. Aku sudah minta maaf jika aku salah tapi jangan menghukum aku dengan cara konyol mengabaikan aku Art ujar Graz. Hmmm kamu kira aku wanita bodoh, aku justru sedang mendidik kamu agar jadi suami yang baik bagi istrimu Graz. Harusnya kamu berterima kasih padaku. Aku bukan wanita-wanita lain di luar sana yang selama ini kamu pakai sebagai upaya untuk tempat pelampiasan nafsumu Graz, jadi maaf tidak berteman dengan kamu juga aku tidak rugi. Usai membalas pesan Graz dari chat aku langsung adakan kegiatan.
Intinya aku mulai fokus lagi pada kegiatanku. Pandemia Covid-19 membuat aku menemukan hal baru serta karakter baru dari orang jauh yang hadir dalam kehidupanku. Aku memetik semua pelajaran berharga itu sebagai salah satu upaya apabila benar bahwa segala yang kita lihat tidak selamanya benar itu yang aku telah temukan dalam relasi persahabatanku dengan Graz. Andai semua suami itu sama karakternya terus sebagai sosok wanita tidak saling mengenal apa yang bakalan terjadi di masa depan Tuhan, pikirku dalam hati.
bersambung….