Merdeka, semoga bukan hanya sekadar kata yang maknanya terkubur dalam ilusi. Bagai suara gemuruh di malam sepi membahana, namun tak mengusir lengang.

Hari ini, 17 Agustus 2024 usia negeriku genap 79 tahun. Usia yang sudah mapan dan mampu mandiri. Itu harapan kami sebagai anak negeri.

Hari ini, di bawah kibar bendera gagah melambai, kami berharap semoga tak ada lagi jelata merintih di negeri ini ratapi nasib yang tak menentu. Harga meroket tak mampu terbeli lagi, seperti salah satu syair lagu Iwan Fals. Lapangan kerja terhimpit, kalah saing dengan tenaga luar negeri hingga penduduk lokal tak mampu bertahan di tanah pijak. Merantau sebuah pilihan demi bertahan hidup.

Sebagai pejuang pena, meski lisan tak mampu berteriak, namun kami tak kehabisan tinta untuk terus mengobarkan semangat kemerdekaan fisik dan jiwa.

Semoga senjata pena ini mampu menembus jantung penghuni negeri, seperti kata Sang Inspirator sekaligus founder Bengkel Narasi dan Pena Anak Indonesia Ruslan Ismail Mage yg biasa disapa Bang RIM bahwa senjata pena itu buta, memiliki mata elang, cengkraman harimau dan penciuman ngengat sutera. Sekali tinta bisanya keluar, publik memberikan penghukuman.
Mari kita menjadi pahlawan Pena mengisi kemerdekaan dengan semangat juang tanpa pamrih.

Jangan pikirkan yang mau ditulis, tapi tulislah apa yang dipikirkan. Semangat terus, jadilah pendekar pena di negeri ini hingga pembenci pun tersipu malu (RIM).

Dirgahayu Indonesiaku!
Jaya negeriku

(Visited 96 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.