Ingin rasanya mencari keberadaan Dav yang kini hadir kembali dalam kehidupan aku. Aku tidak tahu apakah ke depan ia juga akan melakukan kebohongan yang sama padaku ketika ia memperoleh nomor HPku dengan cara berbohong pada adikku.
Aku terus jengkel ketika berjuang terus menghubungi diriku. Aku benar-benar marah takut jika kebencianku pada Dav justru membuat aku merindukan lagi masa kecil itu. Justru saa aku menasehati serta memeberitahukan komunikasiku dengan istrinya ia makin nekad melebihi hari-hari sebelumnya.
Berjuang melupakan ternyata gagal meskipun delate nomornya bahkan blok berkali-kali. Balik aku bertanya pada Tuhan. Mengapa engkau kini mempertemukan aku dengan dirinya? Aku takut terlalu takut akan muncul lagi perasaan masa kecil yang begitu dalam itu. Akhirnya terus bertahan dengan perjuangan melalui cara delete nomor justru terjadi kebalikan lagi.
Dav tiba-tiba sms aku dengan nomor lain, aku pun beranggapan jika itu nomor dari orang lain jadi aku membalas sambil berkata, dengan siapa nhii? Ia menjawabku batalkan pemblokiran dan jangan basa-basi. Lho kamu siapa kasar bangat. Ini aku Dav, paham!
Aku keringatan entah mengapa dengar suara Dav. Please jangan ganggu kehidupanku jawabku padanya. Dev batalkan pemblokiran. Dav dengarin aku, sumpah aku tidak ingin berkomunikasi lagi dengan kamu Dav. Dev kamu sadar tidak sebenarnya aku yang marah sama kamu. Coba pikir siapa yang nikah duluan, ujar Dav. Bukan itu persoalannnya Dav, aku hanya tidak ingin kita berkomunikasi lagi seperti dulu kecil di mana kamu menganggu kehidupanku dengan ejekan orang dewasa itu terjadi. Hanya itu Dav jadi aku mohon jangan memaksa aku batalkan pemblokiran okey! Dev jika kamu keras kepala kamu ingat ya, aku akan kerumahmu.
Dav please jangan gila, itu tidak boleh terjadi. Aku sudah mendelete nomor HPmu dari HPku karena aku tidak ingin terus berkomunikasi dengan kamu Dav. Stop jangan basa basi sambil Dav mengirimkan nomornya lewat SMS dan akhiri panggilan.
Sepanjang waktu aku tidak fokus lagi kerja. Aku hanya berpikir gimana caranya aku memberikan pemahaman pada Dav untuk memahami keputusanku agar jangan komunikasi lagi dengan aku. Aku harus paham karena istri Dav benar-benar membuka segala tindakan Dav yang keterlaluan sampai nomorku saja bukan simpan pakai namaku tapi pakai kode ini bisa jadi fitnah kedepan.
Sedang berpikir sejenak, Dav call dan dengan nada suara jengkel. Kapan kamu save lagi nomor aku Dev? Okey sekarang jawabku . Cepatan ujar Dav. Ya Dav tapi please simpan saja namaku tidak harus pakai kode karena kita hanya sebatas teman Dav, kenapa harus membingungkan keluarga kamu? Okey kali ini aku simpan ujar Dav. Tidak pakai komandan okey.
Usai menjawab Dav lewat call aku langsung save kembali nomor Dav dan batalkan lagi pemblokiran WA. Usai aku batalkan pemblokiran, Dav langsung Video Call. Berat rasanya tapi mau gimana lagi, aku harus menjawabnya. Ya kenapa Dav kayak orang kerasukan ujarku. Hmm Miss you ujar Dav. Setan jangan pancing aku kayak gitu. Hmm kenyataan aku kangen kamu kenapa ! Ujar Dav. Kamu kenapa tidak ada kapoknya, istri kamu sudah jelasin semua ke aku dan aku tidak mungkin jadi korban kamu Dav. Aku tidak bicara korban di sini Dev sambil tersenyum menatapku.
Awas Dev gua menang hatimu lagi. Dav stop aku tidak mau kamu bercanda terus menerus seperti ini. Kita bukan lagi anak remaja yang harus main-main dan saling mengejek kayak dulu. Ya aku tahu itu dan aku harap kamu juga sadar bahwa sejak melihatmu di lokasi Kampanye aku tak bisa menghapus jejak bayangmu Dev, itu saja. Terserah kamu Dav mau makan kek, mau apain bayangan itu. Dev aku mau kamu jujur kayak aku jika kamu masih menimpan perasaan masa kecil kita ujar Dav.
Kalau tidak kenapa? Selagi kamu masih marah-marah sama aku, aku akan selalu hadir di setiap rasa marah itu Dev. Kamu kenapa shii suka ganggu hidup aku. Bukan aku Dev yang ganggu hidup kamu tapi kamu yang justru ganggu kehidupan aku lagi bahkan menganggu setiap waktuku ujar Dav. Sudahlah mari kita akhir relasi komunikasi ini Dav, aku tidak mau istrimu salah paham Dav. Urusan istri aku bukan urusan kita berdua tapi urusan pribadinya.
Bersambung…