Jam’iyah Dzarwatul Ittihad adalah sebuah komunitas pengajian yang dibentuk oleh para buruh migran Indonesia (BMI) di Hong Kong, yang berfungsi sebagai wadah untuk memperdalam ilmu agama Islam di tengah kesibukan mereka bekerja di negeri orang. Majelis ini beranggotakan sekitar tiga puluh orang, semuanya BMI yang berusaha mengisi hari libur mereka dengan kegiatan yang bermanfaat. Setiap minggu, komunitas ini mengadakan kegiatan rutin di daerah Causeway Bay, yang tidak hanya menjadi tempat belajar mengaji tetapi juga wadah untuk mempererat tali silaturahmi sesama pekerja migran.

Setiap Minggu, Jam’iyah Dzarwatul Ittihad mengadakan pengajian yang dimulai dari belajar Iqro bagi yang belum bisa membaca Al-Qur’an hingga pembacaan Al-Qur’an dengan tajwid yang benar bagi mereka yang sudah lebih mahir. Selain itu, jama’ah ini juga aktif dalam menghidupkan tradisi Islam seperti pembacaan Salawat Al-Berjanzi atau Dhiba’, istighosah, serta pembacaan kitab manaqib. Suasana pengajian diisi dengan lantunan doa, dzikir, dan salawat yang tidak hanya menyejukkan hati, tetapi juga memperkuat iman dan taqwa para anggotanya.

Keistimewaan dari komunitas ini adalah keterbukaannya bagi siapa saja yang ingin belajar, tanpa memandang latar belakang pendidikan atau kemampuan awal. Semua pelajaran diberikan secara gratis, yang terpenting adalah adanya kemauan yang kuat dari setiap individu untuk belajar. Tidak ada struktur organisasi atau peraturan formal di dalam jama’ah ini. Setiap anggota diharapkan mampu mengatur diri mereka sendiri dengan komitmen untuk aktif dalam kegiatan.

Bunda Siti Insyiah, yang saat ini menjadi pembimbing komunitas ini, adalah sosok kunci dalam menjaga dan mengarahkan jalannya kegiatan di Jam’iyah Dzarwatul Ittihad. Ia menerima amanah ini dari Yayasan Al-Muwajanah yang berlokasi di Kediri setelah pembimbing sebelumnya pulang ke Indonesia. Sebagai seorang yang berlatar belakang pendidikan pesantren, Bunda Insyiah merasa terpanggil untuk membantu para BMI di Hong Kong dengan memberikan pembinaan keagamaan, terutama karena banyak dari mereka yang belum memiliki kegiatan positif di hari liburnya.

Pembentukan majelis ini diawali dengan kepedulian atas fenomena para buruh migran yang saat hari liburnya hanya berkumpul untuk mengobrol tanpa ada aktivitas yang bermanfaat. Dahulu, organisasi atau majelis pengajian di kalangan BMI Hong Kong masih jarang ditemui. Dengan latar belakang itu, pembimbing sebelumnya memulai inisiatif ini, mendapatkan restu dari pengasuh yayasan untuk mengajarkan ngaji bagi siapa saja yang berminat. Sejak saat itu, majelis ini berkembang dan menjadi tempat di mana para pekerja migran bisa belajar agama dengan niat ikhlas dan tulus.

“Saya sebagai pembimbing hanya sedikit membantu buruh migran Indonesia yang ada di Hong Kong yang ingin belajar dengan niat yang ikhlas dan tulus,” ungkap Bunda Insyiah, dengan rendah hati menggambarkan perannya dalam komunitas tersebut.

Tidak hanya aktif dalam bidang keagamaan, Jam’iyah Dzarwatul Ittihad juga terhubung dengan Jaringan Buruh Migran Indonesia (JBMI). Bunda Insyiah menyadari bahwa pentingnya memahami peraturan perburuhan di Hong Kong adalah untuk membantu para buruh migran yang menghadapi masalah dengan agen atau majikan. Melalui JBMI, jama’ah ini dapat memberikan solusi dan dukungan bagi anggota yang mengalami kesulitan terkait hak-hak mereka sebagai pekerja.

Sejak berdiri pada 11 Juni 2006, Jam’iyah Dzarwatul Ittihad telah berjalan selama tujuh belas tahun dengan visi dan misi yang mulia. Visi dari komunitas ini adalah mewujudkan kerukunan hidup sesama buruh migran Indonesia di Hong Kong yang dilandasi iman, taqwa, akhlak mulia, serta toleransi dan kebersamaan. Mereka menginginkan kehidupan yang harmonis, damai, dan sejahtera sesuai dengan ajaran Al-Qur’an dan Hadist.

Misinya antara lain:

  1. Mengedepankan persatuan, kesatuan, dan ukhuwah Islamiyah di antara sesama umat Islam.
  2. Menumbuhkan rasa cinta, syukur, ikhlas, dan tawakal kepada Allah SWT, dengan harapan mendapat ridha-Nya.
  3. Menguatkan kecintaan kepada Rasulullah saw dengan menjalankan sunnahnya, serta berharap mendapatkan syafaat beliau di hari akhir.

Harapan utama dari terbentuknya komunitas ini adalah agar bisa terus memberikan manfaat bagi para buruh migran Indonesia di Hong Kong yang ingin belajar agama dan memanfaatkan waktu libur mereka dengan kegiatan yang positif. Bunda Insyiah dan para anggota berharap agar komunitas ini bisa terus istiqomah dalam menjalankan misinya, serta selalu berada dalam lindungan dan ridha Allah Swt.

Dengan adanya Jam’iyah Dzarwatul Ittihad, para buruh migran Indonesia di Hong Kong tidak hanya mendapatkan ilmu agama, tetapi juga tempat untuk menguatkan iman, menjalankan ukhuwah, dan berbagi cerita serta dukungan moral satu sama lain. Semoga komunitas ini terus tumbuh menjadi cahaya bagi para anggotanya dan menjadi sumber keberkahan di tanah rantau. []


Jam’iyah Dzarwatul Ittihad: A Study Community Formed by Indonesian Migrant Workers (BMI) in Hong Kong

Jam’iyah Dzarwatul Ittihad is a study community formed by Indonesian migrant workers (BMI) in Hong Kong, which functions as a forum to deepen their knowledge of Islam amidst their busy working lives abroad. This congregation has around thirty members, all of whom are BMI who try to fill their days off with useful activities. Every week, this community holds routine activities in the Causeway Bay area, which is not only a place to learn to recite the Qur’an but also a forum to strengthen ties between fellow migrant workers.

Every Sunday, Jam’iyah Dzarwatul Ittihad holds study groups starting from learning Iqro for those who cannot read the Qur’an yet to reading the Qur’an with correct tajwid for those who are more proficient. In addition, this congregation is also active in reviving Islamic traditions such as reciting Salawat Al-Berjanzi or Dhiba’, istighosah, and reciting the book of manaqib. The atmosphere of the pengajian is filled with prayers, dhikr, and salawat which not only soothe the heart, but also strengthen the faith and piety of its members.

The specialty of this community is its openness to anyone who wants to learn, regardless of educational background or initial ability. All lessons are given free of charge, the most important thing is the strong will of each individual to learn. There is no organizational structure or formal regulations in this congregation. Each member is expected to be able to manage themselves with a commitment to be active in activities.

Bunda Siti Insyiah, who is currently the mentor of this community, is a key figure in maintaining and directing the course of activities at Jam’iyah Dzarwatul Ittihad. She received this mandate from the Al-Muwajanah Foundation located in Kediri after the previous mentor returned to Indonesia. As someone with a background in Islamic boarding school education, Bunda Insyiah feels called to help Indonesian migrant workers in Hong Kong by providing religious guidance, especially since many of them do not have positive activities on their days off.

The formation of this assembly began with concern for the phenomenon of migrant workers who only gathered to chat on their days off without doing any useful activities. In the past, organizations or religious study groups among Indonesian migrant workers in Hong Kong were still rare. With that background, the previous mentor started this initiative, getting permission from the foundation’s supervisor to teach religious studies to anyone who was interested. Since then, this assembly has grown and become a place where migrant workers can learn religion with sincere and honest intentions.

“As a mentor, I only help a little Indonesian migrant workers in Hong Kong who want to learn with sincere and honest intentions,” said Bunda Insyiah, humbly describing her role in the community.

Not only active in the religious field, Jam’iyah Dzarwatul Ittihad is also connected to the Indonesian Migrant Workers Network (JBMI). Bunda Insyiah realized that the importance of understanding labor regulations in Hong Kong is to help migrant workers who face problems with agents or employers. Through JBMI, this congregation can provide solutions and support for members who experience difficulties related to their rights as workers.

Since its establishment on June 11, 2006, Jam’iyah Dzarwatul Ittihad has been running for seventeen years with a noble vision and mission. The vision of this community is to realize a harmonious life among Indonesian migrant workers in Hong Kong based on faith, piety, noble morals, as well as tolerance and togetherness. They want a harmonious, peaceful, and prosperous life in accordance with the teachings of the Qur’an and Hadith.

Its missions include:

  1. Prioritizing unity, togetherness, and Islamic brotherhood among fellow Muslims.
  2. Cultivating a sense of love, gratitude, sincerity, and trust in Allah SWT, in the hope of getting His pleasure.
  3. Strengthening love for the Prophet Muhammad SAW by carrying out his sunnah, and hoping to get his intercession on the last day.

The main hope of the formation of this community is that it can continue to provide benefits for Indonesian migrant workers in Hong Kong who want to learn religion and use their free time for positive activities. Bunda Insyiah and the members hope that this community can continue to be consistent in carrying out its mission, and always be under the protection and blessings of Allah SWT.

With the existence of Jam’iyah Dzarwatul Ittihad, Indonesian migrant workers in Hong Kong not only gain religious knowledge, but also a place to strengthen their faith, practice brotherhood, and share stories and moral support with each other. Hopefully this community will continue to grow into a light for its members and a source of blessing in their foreign land.

(Visited 101 times, 7 visits today)
Avatar photo

By Sarmini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.