Aku tidak tahu persis apa yang ada di otak Yano. Dalam bulan juli usai pesta pernikahan digelar ia hadir dua atau tiga kali kembali dalam hidupku. Kini bulan Agustus lagi sudah dua kali yakni saat datang dan sakit tiba-tiba hingga bersandar sampai pagi.
Pada tanggal 17 September setelah hadir pada tanggal 1 September. Pada pagi ini, ia kembali text ke nomorku. Padahal banyak hal yang sudah aku jelaskan padanya. Mohon jangan datang lagi. Ia merupakan suami orang, ayah dari anak-anak aku tidak boleh egois. Sudah ribuan cara aku lakukan agar ia menghindariku. Namun Tetap saja sia-sia.
Aku mencoba kontak ke nomornya tapi tak aktif. Aku mengulangi beberapa kali panggilan agar memberi dia nasehat untuk pulang ke rumah, tapi gagal. Pada akhirnya tepat jam 15:00 waktu itu jam kerja. Yano call lagi ke aku karena aku miscall ke nomornya dengan tujuan untuk mengingatnya agar jangan terus menganggu hidupku, ujar Dexas.
Usai call dengan Dexas tak sampai 10 menit Yano pada akhirnya tiba di pintu rumah Dexas. Aduh apa-apaan kamu Yano. Stop Dexas jangan kau kaget seolah kamu tidak tahu apa tujuanku ke sini. Aku hanya terdiam sejenak. Yano sadarlah ujar Dexas. Mau sadar gimana jika aku mencintaimu?
Tidak Yano sudahlah lupakan saja diriku selamanya, karena aku tidak ingin hidup terus-terusan dalam kondisi seperti ini. Kamu harus paham, jika aku sedang membagi waktuku bagimu juga bagi istriku. Aku tidak mungkin melepaskan kamu Dexas, kata Yano.
Tapi kenapa kamu tidak pernah paham Yano. Kamu butuh perhatian istri dan anak-anak kamu, ujar Dexas. Jika bukan karena keluargamu untuk apa kamu hidup Yano?
Tanpa berkata apa-apa lagi Yano langsung memeluk erat Dexas. Mencium bibir tanpa memberinya kesempatan untuk mengeluarkan satu katapun. Yano lepaskan aku. Tidak Dexas, aku tidak akan melepaskanmu. Jari-jari Yano pun makin liar. Yano please aku mohon jangan Yano. Tidak Dexas apapun yang terjadi aku tidak akan melepaskan dirimu.
Sambil jemari Yano menentu area sensitif Dexas sambil berbisik Dexas kamu beda dari jutaan wanita yang aku kenal selama ini. Aku mencintai kamu Dexas.
Yano please lepaskan aku. Tidak ada kata lagi, Yano terus mendekap erat. Kala Dexas meminta Yano melepaskan dirinya, tiba-tiba Yano makin hari makin bergairah. Ia tak sabar menahan rasa akhirnya membuat Dexas tak bisa bergerak hingga keduanya benar-benar tengelam lagi hari itu.
Terus saja seperti orang yang kelaparan. Dexas mendengar suaramu saja aku tak bisa menahan rasa nafsu apalagi melepaskan kamu dari kehidupanku untuk selamanya Dexas, ujar Yano. Ah habis kamu itu binatang bukan manusia Yano, ujar Dexas.
Terserah Dexas apa katamu yang jelas kamu wanita yang bebeda dari sekian wanita yang aku kenal. Usai tengelam dari moment romantis okey! Aku bertanya, Yano kenapa kamu segila ini! Ya tanya pada hatimu ujar Yano.
Tidak seharusnya kamu seperti ini Yano. Salah apa aku Dexas dan salahnya dimana atas hubungan kita berdua. Salahnya kamu suami orang Yano sadar akan hal itu. Suami kamu juga Kata siapa kamu bilang kamu suamiku juga. Kataku, jawab Yano. Okey pada akhirnya Yano mengakuinya.
Tak lama kemudia Yano merasa agak capek. Itu pertama kali ia meminta Dexas. Dexas bisakah mau membuatkanku teh hangat? Hmm……tidak tahu, apa yang terjadi aku langsung saja memeluk erat dan menciumnya. Kenapa kau Dexas… aku mau bilang aku mencintaimu. Dexas langsung memeluk erat, biarlah kita bertahan hidup dalam situasi begini asalkan kita bisa saling mencintai, ujar Yano.
Dexas lalu berkata, Yano lepaskan pelukanku akan segera membuatkan Capuchino buat kamu sayang. Apa itu? Hmm Good Day. Okey sayang. Yano begitu ceria, entah mengapa ia tidak pernah kapok ketika aku kasih saran ke dia. Sambil minum Yano akhirnya meminta Dexas untuk mengajarinya tentang pengalaman Dexas sebagai wanita super bisa. Yano pun duduk sambil minum dan Dexas pun mulai mengajarinya. Mengapa Tuhan menyusun skenarioku seperti ini.
bersambung…