Oleh: Muhammad Sadar*
Kita sebagai rakyat Indonesia sangat bersyukur atas dianugerahinya negeri ini pahlawan bangsa. Kita sangat berbangga sebagai warga negara terhadap perjuangan yang gigih para pahlawan yang telah melahirkan negeri ini sebagai negara merdeka dan berdaulat. Perjuangan para pahlawan tersebut baik secara fisik maupun diplomasi mampu mendobrak dan meruntuhkan atas dominasi struktur kolonialisme,
imprealisme dan feodalisme di republik tercinta ini.
Tantangan pejuang dimasanya sungguh sangat berat dan dinamis. Perjuangan tersebut dilaluinya dengan berbagai pengorbanan baik nyawa yang menjadi taruhannya,harta,pikiranmaupun tenaga, darah dan air mata. Oleh karena itu melalui Keputusan Presiden Nomor 316 tanggal 16 Desember 1959 menetapkan tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan.
Penetapan Hari Pahlawan bertujuan untuk menghormati semangat juang dan pengorbanan para pahlawan serta sebagai wujud penghargaan atas jasa-jasa para pejuang dalam berjuang untuk kemerdekaan Indonesia. Peristiwa heroisme yang melatari hari pahlawan adalah pertempuran pejuang menghadapi sekutu di Kota Surabaya yang lazim disebut perlawanan arek-arek Suroboyo.
Semangat perjuangan dalam merebut dan mempertahankan kemerdekaan telah dilalui masanya oleh para pejuang dan founding father negeri ini. Generasi bangsa ini telah melewati berbagai tantangan dizamannya. Kini saatnya generasi pelanjut dan pengisi kemerdekaan untuk mengimplementasikan nilai-nilai perjuangan dalam membangun negeri.
Tantangan pembangunan sekarang adalah jeratan kemiskinan yang masih dialami oleh sebagian rakyat Indonesia. Menurut BPS(2024), jumlah penduduk miskin hingga Maret 2024 sebesar 25,22 juta orang,menurun 0,68 juta orang terhadap periode yang sama Maret 2023. Distribusi aset atau kekayaan yang tidak merata terhadap rakyat Indonesia menyebabkan ketimpangan pendapatan.
Lingkaran kemiskinan baik kemiskinan karena tidak adanya akses ke sumber daya maupun kemiskinan struktural merupakan akar terhadap berbagai ketimpangan baik sosial,pendidikan maupun kesehatan.
Kementerian Kesehatan (2024), melaporkan angka stunting nasional tahun 2023 sebesar 21,5 persen hanya turun 0,1 persen dari periode sebelumnya. Sedangkan target angka prevalensi stunting sebesar 14 persen menjadi sasaran penurunan pada akhir tahun 2024.
Angka pengangguran juga masih menjadi tantangan besar pembangunan nasional saat ini.
Ketersediaan lapangan kerja masih sangat dibutuhkan untuk menanggulangi pengangguran utamanya bagi pemuda-pemuda produktif. BPS (2024) mencatat angka pengangguran sebesar 7,47 juta orang. Penurunan angka pengangguran tidak signifikan dari tahun 2023 ke tahun 2024 sebanyak 390 ribu orang.
Selain tantangan pembangunan nasional tersebut diatas, tercatat beberapa kondisi yang cukup memprihatinkan bagi bangsa ini meliputi indeks persepsi korupsi masih tergolong tinggi diantara negara-negara di dunia. Penegakan dan keadilan hukum yang setiap waktu mengalami sorotan karena masih dinilai dan terkesan tajam kebawah dan tumpul ke atas. Kemerosotan kualitas lingkungan hidup,deforestasi dan degradasi lahan yang sangat mengkuatirkan tatanan lingkungan seiring dengan perubahan iklim yang berpotensi menyebabkan kerusakan dan bencana ekologis.
Dalam laporan Democracy Indeks 2023 yang dirilis oleh Economist Intelligence Unit bahwa Indonesia berada di peringkat ke-56 dengan skor 6,53 turun dua tingkat dari tahun 2022. Pengukuran
Indeks Demokrasi oleh EIU meliputi lima dimensi, yakni proses pemilu dan pluralisme, keberfungsian pemerintahan, partisipasi politik, budaya politik dan kebebasan sipil. Dengan skor tersebut, Demokrasi Indonesia masuk dalam kategori cacat (flawed democracy).
Dengan demikian, tantangan besar dalam pembangunan di negara ini akan menjadi tugas dan tanggung jawab bagi penyelenggara negara bersama rakyat. Bangsa Indonesia terlahir sebagai bangsa pejuang dan suatu keniscayaan bahwa generasi bangsa ini akan sanggup menghadapi setiap tantangan pembangunan dijamannya. Warisan nilai-nilai perjuangan oleh pahlawan bangsa akan menjadi modal dasar dalam memperkuat kapasitas rakyat Indonesia untuk membangun negeri.
Jejak kepahlawanan para pejuang bangsa yang sarat dengan spirit keikhlasan,rela berkorban,teguh dalam prinsip membela kebenaran maupun keadilan untuk bangsa dan negara. Sikap penuh pengabdian, keberanian dan patriotisme serta cinta tanah air pada diri pahlawan semata-mata untuk melawan kezhaliman dan melenyapkan penjajahan dan pengkhianatan di atas muka bumi.
Hendaknya sifat-sifat kepahlawanan para pejuang ditanamkan kepada anak generasi sekarang hingga generasi yang akan datang, karena yang dikuatirkan dan ditakutkan oleh pejuang tersebut adalah ketika generasi saat ini melupakan sejarah perjuangan bangsanya dan mengabaikan raihan kejayaan dan prestasi para pahlawannya.
Pesan Hari Pahlawan tahun 2024,Teladani Pahlawanmu-Cintai Negerimu.
*Peserta Upacara Hari Pahlawan 10 November 2024 di Kabupaten Barru.