Oleh: Artati Latif*

Berawal dari penugasan lapangan dan pembinaan obyek yang sama hampir satu dasawarsa yang silam, swafoto bersama serta kunjungan destinasi yang sama ternyata berdampak terhadap embrio perasaan perhatian dan takjub pada relasi kerja, teman atau sahabat hingga berujung pada hubungan humanis yang semakin dekat.

Hingga suatu waktu kita dipertemukan pada momen yang tak pernah diduga dan akhirnya rasa itu kembali hadir dan selalu bergeliat dalam hati, akankah kita bisa dipertautkan dalam satu ikatan cinta yang berlegalitas? Status perasaan yang tak bisa dinafikan akan menjadi penanda bahwa hubungan ini sebagai keniscayaan yang berpotensi terwujud.

Kecenderungan perasaan ini kerap kali tertuju kepadanya bahkan tanpa jeda sekalipun. Mungkin karena dilatari oleh pembinaan kepada sasaran yang sama walau tidak dalam satu profesi. Namun nyaris setiap waktu selalu berjumpa dan atensinya kepadaku begitu intensif. Intensitas pertemuan tersebut terkadang memberiku asistensi dan penyelesaian pekerjaan maupun menangani masalah job masing-masing.

Entah bagaimana nanti endingnya, yang jelas rasa itu masih tetap sama dalam waktu yang lama dan terus terpelihara hingga kini, semisal harus terjeda oleh situasi apa pun namun tidak akan memutuskan tali kasih di antara kami.Dengan rasa persahabatan yang begitu kuat, bagaikan tancapan anak panah yang terlepas dari busurnya yang sulit untuk dicabut.

Goncangan jiwa ini semakin hebat tatkala melihatnya seolah tak peduli, apakah itu pertanda bahwa aku sangat memujinya dan mengaguminya? Ataukah rasa ini hanya sebatas rasa kagum terhadap perhatiannya, bantuannya, elok performanya, kecerdasannya maupun keuletan kerjanya sehingga membuatku merasa simpati padanya.

Ibarat bunga yang memiliki gelombang cinta, kedua insan ini terus merajut cintanya. Jiwanya akan meronta jika terjadi ketidakcocokan. Gelora cintanya merana apabila harapan dan kenyataan tidak tercapai. Namun, dari semua itu mampu untuk dijalaninya dengan kebesaran jiwa masing-masing.

Menurut para ahli bahwa cinta itu tak berwujud-sifatnya abstrak. Namun, kekuatan dan pesonanya mampu dirasakan oleh pelakunya karena sikap yang menunjukkan daya dorong dan suplemen setiap bulir cinta tersebut cukup bermakna. Cinta sebagai nutrisi energizer yang memberi imajinasi kebahagiaan. Pikiran dan ungkapan hati tergambarkan dari setiap perilaku insan yang saling memenuhi hasrat kerinduan untuk selalu bersua.

Bangunan konstruksi cinta dalam jiwa raga ini sangat memukau dan merengkuh kerinduan satu sama lain. Efek determinasinya melahirkan chemistry yang berkesesuaian sehingga mampu merekatkan hubungan batin. Memelihara cintanya adalah sebuah pilihan bagiku dan puja pujinya padaku adalah hal logis. Inilah rasional cinta yang membuatku gamang tak berujung. Ungkapan hati laksana menyatakan menggapaimu adalah suatu keniscayaan.

Endless love story.

*PPL Kab. Barru

(Visited 48 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.