Keberadaan Ibu Kota Nusantara (IKN) menjadikan Kabupaten Paser sebagai daerah penyangga sektor pangan sekaligus daerah mitra yang, ke depannya, diharapkan bisa menyuplai berbagai bahan makanan ke IKN. Untuk mendukung ini, salah satu program yang saat ini digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Paser adalah Paser Berbuah.
Paser Berbuah adalah strategi mewujudkan Paser sebagai kampung hortikultura dengan memanfaatkan komoditas unggul dan endemik lokal sesuai dengan potensi dan lingkungan. Saat ini, produksi hortikultura buah masih belum dapat memenuhi kebutuhan, dan petani masih kurang. Lalu sarana, prasarana dan pembiayaan yang terbatas, penanganan olahan dilakukan secara tradisional dan hanya terbatas pada beberapa komoditas tertentu, serta sumber daya penyuluh yang belum memadai pula, baik kualitas maupun kuantitas.
Oleh karena itu, Paser Berbuah jika berhasil nanti, akan menghasilkan berbagai buah sebagai komoditas unggulan di setiap kecamatan di Kabupaten Paser. Ada 10 kecamatan di Paser dan masing-masing wilayah itu akan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan jenis buah yang berbeda, yang dimulai tahun 2024.
Masyarakat setempat diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk menanam, membudidayakan dan mengembangkan pohon dengan memanfaatkan lahan kosong, seperti pekarangan rumah, halaman samping ataupun depan, serta kebun yang tidak terpakai.
Untuk tahap awal di 2024, Paser baru bisa menghadirkan program ini di 9 kecamatan. Yaitu, alpukat di Tanah Grogot, lengkeng di Kuaro, pisang krecek di Batu Engau, jambu air dan kristal di Long Kali, durian di Long Ikis, jeruk di Pasir Belengkong, elai di Muara Komam, duku di Muara Samu, dan cempedak di Batu Sopang. Sementara Tanjung Harapan, satu kecamatan tersisa, yang menghadap ke Selat Makassar, masih dalam proses.
Khusus bagi masyarakat Paser, ada beberapa manfaat dari Paser Berbuah. Di antaranya, menambah komoditas baru sebagai salah satu sumber mata pencaharian pada komoditas hortikultura khusus buah, lalu UMKM indutri agro akan mendapatkan input berupa hasil produksi buah yang diharapkan dapat bersinergi dengan program milenial sambil tetap memanfaatkan kearifan lokal. Kemudian, menambah area wisata, edukasi wisata pertanian dan wisata industri kreatif.
Adapun peran Pemerintah Kabupaten Paser terhadap keberlangsungan dan kesinambungan Paser Berbuah ini adalah pengembangan korporasi pertanian yang akan bertransformasi menjadi korporasi petani. Pemerintah daerah hadir dalam setiap siklus pengembangan mulai dari persiapan lahan, pengelolaan tanaman panen, pasca panen, pengolahan dan pemasaran yang tujuan akhirnya adalah meningkatkan kesejahteraan petani.
Lalu, selain dengan status Paser sebagai penyangga dan mitra, apa yang membuat keberhasilan program Paser Berbuah ini dapat mendukung kebutuhan buah di IKN. Dari segi konstelasi regional, Kabupaten Paser berada di bagian Selatan Kalimantan Timur. Posisinya dilintasi jalan arteri primer yang menghubungkan dua provinsi yaitu Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Pada bagian Timur melintang Selat Makassar yang di masa mendatang memilliki prospek dan fungsi penting sebagai jalur alternatif pelayanan internasional.
Ibukota Kabupaten Paser, Tana Paser, berjarak 167 kilometer dari IKN, dengan waktu tempuh normal kurang dari 3 jam, jalan darat. IKN dan Tana Paser, jika diibaratkan dengan eks Daerah Khusus Ibukota (DKI), bisa setara dengan Jakarta dan salah satu Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi).
Analogi secara geografi seperti Surabaya dengan Gresik atau Sidoarjo. Atau Makassar dengan Maros atau Gowa. Jogjakarta dengan Sleman, Klaten, Kulon Progo dan Gunung Kidul. Kota Semarang dengan Kabupaten Semarang. Kota Bandung dengan Kabupaten Bandung dan Bandung Barat.
Nah, kembali ke Paser Berbuah. Salah satu dari buah ini, yaitu Lengkeng sebanyak 20.000 pohon yang dikembangkan di Kecamatan Kuaro, tepatnya di Desa Klempang Sari, telah produksi untuk pertama kalinya. Panen perdana sekaligus panen raya dihadiri Sekretaris Daerah dan seluruh Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Paser, Sabtu (4/1/2025).
Ini baru awal. Meski tergolong cukup melimpah, dan hampir semua yang hadir dapat membawa pulang lengkeng dengan porsi jumbo, produksi perdana ini masih jauh dari harapan untuk menunjang kebutuhan lengkeng di IKN. Namun melihat antusias masyarakat Klempang Sari saat ini dalam membudidayakan lengkeng atau Dimocarpus longan, dan dukungan Pemerintah Kabupaten untuk upaya ekstensifikasi, maka diprediksi hasil buah ini akan meningkat berkali lipat di tahun ini.
Andai ini terjadi maka Paser tidak perlu lagi mendatangkan lengkeng dari luar, seperti yang sudah-sudah, atau yang sekarang-sekarang. Dan pada tahun-tahun mendatang, produksinya bisa memenuhi kebutuhan lengkeng di Kalimantan Timur. Mungkin ini termasuk too high expectation, namanya juga mimpi. Dan, hasil nyata, banyak yang diawali dari mimpi, lalu diwujudkan dalam bentuk kerja keras dan kerja cerdas.
Sebelumnya, pada November 2024 lalu kegiatan serupa juga sudah dilaksanakan di Kecamatan Long Kali, yaitu panen jambu air dan jambu kristal. Saat itu Bupati Paser hadir bersama sejumlah Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Paser.
Kuaro sudah, Long Kali juga sudah. Kini Paser menunggu kabar baik dari 7 Kecamatan lain, yang kabarnya, dalam waktu dekat ini akan ada yang menunjukkan hasil. Namun ada pula yang lama, karena sesuai dengan masa pertumbuhan dan produksi jenis pohon. Duku mungkin nanti yang paling akhir berproduksi.
Apapun hasil dari 7 jenis buah itu, semoga bisa minimal sama dengan produksi lengkeng dan jambu. Dengan demikian, Paser akan punya predikat baru. Yaitu sentra hortikultura di sekitar IKN. Hitung-hitung bisa mengejar kabupaten dan kota buah di Indonesia yang sudah lebih dulu terbang di angkasa. Seperti Kabupaten Subang dan Prabumulih yang produksi nanas, Kota Malang dan Batu sebagai kota apel, Indramayu dengan mangganya, lalu Banyuwangi bersama buah naga, terakhir ada Kabupaten Jepara dan Kota Lubuk Linggau yang terkenal dengan durian melimpah.
Wallahu a’lam bishawab.
Sebagian besar isi tulisan ini disadur dari Laporan Implementasi Proyek Perubahan (Proper) Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat II Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Paser, Dr. Erwan Wahyudi, S.P., M.Si. angkatan XII tahun 2023 di Puslatbang KPOD LAN RI Samarinda.
Paser-Kaltim, 9 Januari 2025