Perayaan Santo Yohanes Bosco & Pembukaan 100th Misi Salesian di Timor-Leste

Fatumaca, 31 Januari 2025 – Hujan deras yang turun saat Misa Kudus berlangsung di Fatumaca hari ini bukan sekadar fenomena alam, tetapi juga sebuah tanda kasih dan rahmat Tuhan. Dalam setiap tetes yang membasahi bumi dan jiwa, aku merasakan kehadiran-Nya yang begitu nyata. Hujan ini menjadi simbol penyertaan Tuhan dalam perayaan besar: Pesta Santo Yohanes Bosco dan Pembukaan 100 tahun kehadiran misi Salesian di Timor-Leste.

Hujan sebagai Rahmat dan Berkat Tuhan

Dalam Kitab Suci, hujan sering digambarkan sebagai tanda berkat dan kesuburan dari Tuhan. Ulangan 11:14 berkata:
Aku akan memberi hujan pada waktunya bagi tanahmu, hujan pada awal musim dan hujan pada akhir musim, sehingga engkau dapat mengumpulkan gandummu, anggurmu, dan minyakmu.”

Hari ini, hujan turun saat aku membawa persembahan hosti dan lilin ke altar suci. Dalam momen itu, aku merasakan betapa Tuhan sedang menyatakan kasih-Nya. Aku mengizinkan diriku menerima rahmat keberlimpahan dari semesta, membiarkan setiap tetes hujan membersihkan hatiku dan memperbaharuiku dalam iman.

Pesta Santo Yohanes Bosco: Rasul Kaum Muda

Setiap tanggal 31 Januari, Gereja merayakan Pesta Santo Yohanes Bosco, seorang imam dan pendidik yang mendedikasikan hidupnya bagi kaum muda. Don Bosco percaya bahwa pendidikan, iman, dan cinta adalah kunci untuk membentuk masa depan yang lebih baik. Ia mengajarkan bahwa setiap anak memiliki potensi luar biasa yang harus dikembangkan dengan kasih dan perhatian.

Sebagai seorang imam yang penuh semangat, Don Bosco tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membantu kaum muda menemukan panggilan hidup mereka dalam Tuhan. Hingga hari ini, spiritualitas Salesian terus hidup melalui para imam dan suster yang mengikuti teladannya.

100 Tahun Misi Salesian di Timor-Leste: Perjalanan Iman dan Pendidikan

Tahun ini menandai satu abad kehadiran misi Salesian di Timor-Leste, sebuah perjalanan panjang yang penuh dengan pengorbanan, dedikasi, dan kasih dalam membina generasi muda. Para misionaris Salesian pertama kali tiba di tanah Timor dengan misi yang sama seperti Don Bosco: mendidik, membina iman, dan membawa kaum muda kepada Kristus.

Selama 100 tahun terakhir, karya mereka telah berkembang, membangun sekolah, pusat pelatihan, dan komunitas yang mendukung pendidikan serta pembentukan karakter anak-anak dan kaum muda. Hujan yang turun hari ini seolah menjadi simbol penyuburan iman yang telah ditanam oleh para misionaris selama satu abad terakhir.

Hujan dan Rahmat Allah: Momen Kontemplasi dan Syukur

Saat hujan turun, aku mengambil waktu untuk merenung. Aku sadar bahwa hujan bukan hanya tentang air yang jatuh dari langit, tetapi juga tanda berkat dan pembaruan hidup. Seperti bumi yang disuburkan oleh air hujan, demikian juga hatiku yang dikuatkan oleh kehadiran Tuhan dalam setiap aspek hidupku.

Di tengah suara rintik hujan, aku berdoa:

“Tuhan, aku bersyukur atas hujan yang Engkau turunkan pada hari ini. Aku percaya bahwa Engkau hadir dalam setiap tetes yang jatuh, menyegarkan jiwaku dan memperbaharuiku dalam iman. Semoga aku dapat menjadi alat kasih-Mu, seperti Don Bosco, yang membawa terang bagi sesama. Amin.”

Kesimpulan: Menerima Kehadiran Tuhan dalam Setiap Peristiwa

Hujan yang turun saat Misa di Fatumaka menjadi tanda kehadiran Tuhan dalam hidupku. Melalui perayaan Pesta Santo Yohanes Bosco dan 100 tahun misi Salesian di Timor-Leste, aku semakin percaya bahwa Tuhan selalu menyertai dan memberkati umat-Nya.

Seperti Don Bosco yang mengabdikan hidupnya bagi kaum muda, aku pun ingin menjadi saluran kasih Tuhan bagi dunia. Aku mengizinkan diriku menerima rahmat keberlimpahan dari semesta, percaya bahwa Tuhan akan selalu menyediakan yang terbaik bagi setiap orang yang mengandalkan-Nya.

Hari ini, hujan tidak hanya membasahi bumi, tetapi juga menyegarkan jiwa dan memperkuat imanku.

by profa Elvira’25

(Visited 8 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Elvira P. Ximenes

Elemen KPKers Dili TL, telah menyumbangkan puluhan tulisan berupa, artikel, cerpen, dan puisi ke BN, dengan motonya, "Mengukir makna dalam setiap kalimat, menghidupkan dunia dalam setiap paragraf", pingin jadi penulis mengikuti jejak para penulis senior lainnya di Indonesia.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.