Oleh: Rosita Samad, SP *

Tulisan kali ini bergeser ke Kawasan timur Kabupaten Enrekang menyusuri gugusan pegunungan Buntu Lando dengan altitude lebih dari 1.000 meter diatas permukaan laut. Habitat flora dan fauna pada Kawasan hutan sekaligus menjadi lahan Garapan mayoritas masyarakat Desa Sanglepongan dan Desa Curio Kecamatan Curio. Kawasan hutan menjadi sumber air bersih utama bagi Masyarakat di Kecamatan Curio dan sekitarnya yang dikenal warga dengan sumber air bersih Sitodon. 

Desa Sanglepongan, Desa Tallungura dan Desa Parombean  juga merupakan 3 dari 10 Lokasi investasi Forest and Other Land Use (FOLU) perhutanan sosial pada areal Kelola persetujuan perhutanan sosial di Kabupaten Enrekang. Seperti halnya pada 7 Lokasi lainnya,  implementasi investasi FOLU perhutanan sosial di Kabupaten Enrekang dilakukan dengan penanaman tanaman kayu-kayuan dan tanaman MPTS ( Multi Purpose Tree Species) yaitu tanaman yang dapat dimanfaatkan bunga, buah, kulit dan bagian tanaman lainnya. Selain penanaman juga dialokasikan dana untuk pengadaan alat ekonomi produktif yang dapat digunakan untuk meningkatkan nilai jual produk yang dihasilkan dari areal Kelola perhutanan sosial. Jenis tanaman kayu-kayuan dan MPTS yang dipilih sendiri oleh kelompok sesuai kondisi agroklimat dan minat petani yang menjadi lokus penanaman. Kegiatan penanaman  telah selesai dilaksanakan  dan rampung pada Bulan Maret 2025 dan telah disupervisi oleh stakeholder ( Direktorat PUPS Kementrian Kehutanan, PMU FOLU NC1, Balai PS Gowa, Dinas LHK Provinsi Sulawesi Selatan dan KPH Mata Allo) dan hasilnya  sesuai target.

Gugusan pegunungan Buntu Lando pada ketinggian 500 sampai 2.500 meter diatas permukaan laut menyimpan keindahan dengan deretan pinus berdegradasi dengan pola ruang  yang tertata indah. Dari kejauhan nampak hijau tua berpayung awan putih berjejer indah lukisan alam yang terhampar bagi Masyarakat sekitarnya.  Selain pemandangan  yang indah juga terdapat banyak vegetasi pinus yang dimanfaatkan getahnya sebagai salah satu hasil hutan bukan kayu yang dikelola oleh Masyarakat Desa Sanglepongan, Desa Tallungura dan Desa Parombean. 

Beberapa tegakan pohon dalam Kawasan hutan yang menjadi tempat lebah hutan bersarang dan dimanfaatkan masyarakat untuk diambil madunya dan menjadi sumber pendapatan penting bagi Masyarakat di 3 desa tersebut. 

Hasil hutan bukan kayu lainnya yaitu jasa lingkungan berupa air terjun Sitodon dan sumber air bersih yang diambil dari kawasan hutan. Manfaat ini dinikmati langsung dengan melimpahnya air bersih melalui pipa-pipa yang diambil dari sumber air bersih dari hutan sekitarnya. Keberadaannya tentu saja menjadi urat nadi kehidupan baik sebagai sumber air bersih untuk kebutuhan rumah tangga maupun untuk kebutuhan budidaya tanaman pertanian dan Perkebunan.

Indahnya bentang alam yang selaras dengan manfaat yang ada dibaliknya memanggil kita untuk senantiasa mau dan peduli untuk menjaga kelestariannya, karena ekosistem hutan tidak dapat digantikan dengan Pembangunan fisik non tanaman. Hutan memberi kita air, udara dan hasil hutan kayu (HHK) dan bukan kayu (HHBK) dan tugas kita hanya menjaga keseimbangannya agar tidak terekploitasi oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

Rosita Samad, SP *) 

Penulis adalah Penelaah Teknis Kebijakan DLHK Prov.Sulawesi Selatan sekaligus sebagai tim supervisi implementasi investasi FOLU Perhutanan Sosial.

(Visited 56 times, 2 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.