Jangan pernah merasa paling tinggi, sebab di atas langit yang kau lihat masih ada langit lain yang lebih tinggi. Di atas keangkuhan, ada kerendahan hati yang lebih mulia. Di atas kebijaksanaan, ada kesadaran bahwa manusia hanyalah setitik debu yang menumpang pada cinta Allah. Setiap kali engkau merasa besar, pandanglah langit sore yang menelan matahari; di sanalah engkau akan mengerti betapa kecilnya dirimu di hadapan keabadian.
Manusia sering terjebak dalam cermin kepintaran yang ia buat sendiri. Ia melihat bayangannya dan mengira itu cahaya. Ia mendengar suaranya sendiri dan mengira itu kebenaran. Padahal, di balik semua yang kita sebut pengetahuan, ada rahasia yang tak akan pernah bisa dijangkau akal. Allah menempatkan kebijaksanaan tidak pada ketinggian derajat, melainkan pada ketundukan hati yang tulus.
Seorang presiden dan seorang pembersih lantai sama-sama menanggung amanah. Yang satu membersihkan negara dari kekacauan, yang lain membersihkan debu dari jejak kaki manusia. Di mata Tuhan, mungkin keduanya berdiri pada garis yang sama, sebab yang diukur bukan seberapa tinggi jabatan, melainkan seberapa dalam keikhlasan.
Aku pernah melihat seorang penyapu jalan bekerja di bawah terik matahari. Di matanya ada kesabaran yang tak banyak dimiliki oleh para pemegang kekuasaan. Ia tidak berpidato, tidak menulis sejarah, tapi setiap sapuannya adalah doa bagi kebersihan dunia. Dari tangannya yang kotor, lahir ketertiban yang membuat kota terlihat indah. Siapa yang berani berkata bahwa ia tidak penting?
Manusia adalah jaringan halus yang saling menguatkan. Yang besar berdiri karena yang kecil menopang dari bawah. Tidak ada pohon yang bisa tumbuh tanpa akar, sebagaimana tidak ada pemimpin tanpa rakyatnya. Jika satu bagian merasa paling berkuasa, maka seluruh tubuh akan pincang. Kehidupan hanya berjalan seimbang bila setiap bagian saling menghormati.
Orang bijak tidak meninggikan dirinya, tapi menundukkan pandangan untuk melihat lebih jauh. Ia tahu, yang membuat langit indah bukan hanya ketinggiannya, tapi juga kerendahan bumi yang menatapnya dengan setia. Dalam pandangan Tuhan, yang tinggi adalah yang bersujud, dan yang rendah adalah yang sombong.
Kebenaran bukan milik siapa pun. Ia seperti cahaya mentari yang menyinari ladang dan kuburan dengan cinta yang sama. Barang siapa merasa paling benar, sesungguhnya sedang menutup matanya dari cahaya itu. Kebenaran tidak bisa dimiliki, hanya bisa didekati dengan kerendahan hati.
Setiap manusia memiliki takaran rezeki, ilmu, dan ujian yang berbeda. Ada yang diuji dengan kemiskinan, ada yang diuji dengan kelimpahan. Ada yang diuji dengan sakit, ada yang diuji dengan kekuasaan. Jangan iri pada yang di atasmu, dan jangan sombong pada yang di bawahmu, sebab keduanya bisa saling bertukar posisi dalam sekejap waktu yang dikehendaki Tuhan.
Jika engkau berjalan di bumi dengan kepala mendongak ke langit, jangan lupa bahwa kakimu masih berpijak pada tanah. Tanah yang sama diinjak oleh pengemis, petani, dan pelajar. Tanah yang kelak akan memelukmu tanpa memandang jabatan atau gelar. Rendahkanlah hatimu, karena semua kemuliaan akan kembali ke debu.
Di atas langit masih ada langit, dan di atas semua langit itu ada Tuhan—Sumber segala ketinggian dan kerendahan. Kepada-Nya, semua kesombongan akan tunduk dan semua kebijaksanaan akan diam. Jangan berlari untuk menjadi yang paling besar; berlarilah untuk menjadi yang paling berguna. Kemuliaan sejati bukan diukur dari seberapa tinggi engkau berdiri, tapi seberapa dalam engkau bisa bersujud.
Manusia sejatinya adalah bayang-bayang yang berjalan di bawah cahaya Tuhan. Ketika bayangan itu merasa tinggi, sebenarnya ia hanya sedang berdiri terlalu dekat pada sumber terang. Karena itu, jangan biarkan dirimu mabuk oleh pujian atau kekuasaan, sebab semua yang tinggi akan merunduk ketika matahari terbenam. Hiduplah dengan rendah hati, sebab kerendahan adalah tangga menuju ketinggian yang sejati—ketinggian yang tidak menaklukkan, melainkan menyentuh; tidak menguasai, melainkan mengasihi. Di sanalah, di puncak langit hati yang berserah, manusia menemukan dirinya yang paling dekat dengan Tuhan. [HTB]