Jejak Kaki di Pasir Pantai
Oleh : Tammasse Balla Di tepi Pantai Bira, aku pernah berjalan seorang diri. Angin laut menyapu wajahku, membawa bisikan yang terdengar seperti rahasia waktu. Pasir putih terhampar luas, menjadi kanvas…
Menulis sambil memeluk kemanusiaan. Menulis sambil mengurus kehidupan. Menulis sambil berbagi.
Oleh : Tammasse Balla Di tepi Pantai Bira, aku pernah berjalan seorang diri. Angin laut menyapu wajahku, membawa bisikan yang terdengar seperti rahasia waktu. Pasir putih terhampar luas, menjadi kanvas…
Oleh : Tammasse BallaEmbun adalah tamu paling sunyi yang datang menjelang fajar. Ia hadir tanpa suara, menempel lembut di daun, menyapa bunga, dan singgah di ujung rerumputan. Ia kecil, nyaris…
Oleh : Tammasse Balla Hidup seringkali menyimpan rahasia yang tak disangka-sangka. Ejekan yang kita dengar hari ini bisa saja menjadi kenyataan indah di kemudian hari. Sekitar medio 1980, saya pernah…
Oleh : Tammasse Balla Sebuah lagu relegius selalu menaklukkan bulu romaku tiap mendengarnya: Sepohon Kayu, ciptaan Ustads Jeffry Al Buchori: sepohon kayu daunnya rimbunlebat bunganya serta buahnyawalaupun hidup seribu tahun…
Oleh : Tammasse Balla Di sebuah dusun yang jauh dari hiruk-pikuk kota, seorang ayah menanamkan benih mimpi di dada putranya. Ia menatap wajah anaknya seperti seorang petani menatap pucuk muda…
Oleh : Tammasse Balla Macet di jalan raya adalah wajah paling jujur dari sebuah kota besar. Di Makassar, misalnya, kemacetan bukan lagi sekadar peristiwa lalu lintas, tetapi semacam “upacara” harian…
Oleh: Ghinda Aprilia Dari seminggu yang lalu sudah dikasih tahu sama si Nona, bahwa minggu ini akan ada topan besar. Dan seperti biasanya, bagi kami para PMI sibuk menyiapkan bekal…
Oleh: Ghinda Aprilia Kasus overstay Martini Saya tertarik dengan kisah ibu Martini sejak Yatyisam salah satu youtuber Hong Kong yang konsisten membantu teman-teman Pekerja Migran yang membutuhkan. Martini yang lahir…
Oleh : Tammasse Balla Di beranda rumah tua, di bawah cahaya lampu Petromax yang bergoyang ditiup angin malam, kakek menuturkan wasiatnya dengan suara berat, namun teduh. Setiap katanya bagai embun…
Oleh : Tammasse Balla Umur bagai peluru yang ditembakkan dari laras senapan. Ia melesat begitu cepat, tidak pernah singgah, tidak pernah menoleh. Kita hanya mendengar desingnya, lalu ia lenyap di…