Kasih sayang adalah senjata menumpas kejahatan diri. Ia menjadi bekal hidup damai, tentram dan bersahaja. Rasa kasih sayang harus kita tanamkan pada diri. Karena dengan menanam benih kasih sayang dan menebarkannya pada orang lain, dapat membuat hidup kita lebih bermakna. Kita bisa merajut tali silaturahmi tanpa batas tanpa syarat ke sesama.Sesungguhnya kasih sayang adalah dasar atau pijakan manusia dalam hidup bermasyarakat. Ia menjadi pengikat antar manusia dalam mewujudkan kebersamaan. Hati yang bertabur kasih sayang akan mampu menciptakan hubungan harmonis dengan siapa saja dan dimana saja tanpa melihat atribut yang melekat pada diri seseorang. Jiwa yang telah diselimuti kasih sayang akan memberikan yang terbaik untuk diri kita sendiri. Kita akan melayani diri sendiri dengan sebaik-baiknya. Artinya setiap upaya yang kita lakukan selalu dilaksanakan dengan sepenuh hati. Sedangkan diri yang tidak melibatkan kasih sayang hanya dapat melakukan sesuatu dengan setengah-setengah, disertai kepentingan tertentu.Ketika akar kasih sayang itu telah tercabut dari dalam diri, maka kekuatan dan daya tahan diri menjadi melemah. Sehingga dapat membuat derajat seseorang menjadi lebih rendah. Coba kita lihat sekarang ini di kehidupan nyata, kejahatan begitu mudahnya meraja lelah di sudut dunia manapun. Ayah tega memperkosa anaknya sendiri, darah dagingnya. Anak tega membunuh ibu kandungnya. orang tuanya demi keinginan duniawi saja. Seorang istri atau pun suami rela saling membunuh pasangan hidupnyandemi harta kekayaan. Seorang pacar memutilasi dan membakar kekasihnya hidup-hidup karena kecemburuan yang telah membabi buta. Masih banyak lagi kasus lain yang muncul karena pelakunya sudah terserabut kasih sayang dalam jiwanya.Tanpa kasih sayang negara pun bisa ikut hancur berantakan. Itu mungkin saja sudah terjadi di belahan dunia manapun. Kenapa tidak? Karena ketika seorang pemimpin suatu negara sudah jauh dari unsur kasih sayang dalam menjalankan tupoksi kepemimpinannya, otak dan perasaannya telah tersemai dan tumbuh benih keserakahan. Detak jantungnya berisi darah kotor yang hanya mementingkan diri sendiri. Hampir bisa dipastikan kekuasaan dan otoritas yang dimiliki hanya akan dijadikan alat untuk menumpuk kekayaan saja.Parahnya lagi ketika perwakilan rakyat yang merupakan penyambung lidah rakyat pun ikut layu, kering bahkan mati akar kasih sayangnya. Sehingga tidak bisa lagi merasakan, melihat, dan mendengarkan suara jeritan kesakitan, tangisan dan penderitaan rakyat atas kebijakannya. Bagaimana rumah bisa berdiri kalau pondasinyan tidak kokoh. Tiang pun ikut rebah dimakan rayap korupsi. Jadinya atap tidak dapat di pasang. Tiada tempat nak berteduh.

(Visited 60 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: