Hujan begitu deras mengguyuri bumi permata sudiang dan sekitarnya. Sedari viralnya berita tenggelamnya putra sulung Ridwal Kamil rona bumi tak seperti biasanya. Tadinya cerah ceria, sontak mendung begitu lesu, kelam seakan enggan beranjak dari peraduan, pertanda apa gerangan. Sabtu, 4 Juni 2022.

Rupanya mendung itu mengundang guyuran hujan menggelayuti bumi nusantara. Salah satunya daerah Swis di Makassar.

Bukan Swiss di negara eropa sono, namun prokem dari pada Sekitar Wilayah Sudiang. Jika di Swiss Eropa sana ada musim Es alias Salju, berbeda dengan Swis di Makassar, di sini ada musim hujan, kemarau, musim banjir dan musim sampah.

Swiss di eropa berjuluk negara terbersih di dunia, bagaimana dengan Swis di Sekitar Wilayah Sudiang Indonesia? Coba tanyakan saja pada rumput yang bergoyang.

Dan memang benar kalau hujan lebat sekali, air itu menggenangi jalanan, sehingga mengakibatkan permukaannya naik dan perlahan namun pasti genangan air itu memaksa masuk ke teras serta menyerbu dalam rumah. Air hujan kebingungan mau rehat di mana, semua buntu tersumbat, tak ada jalan pulang.

Tak pelak, barang-barang rumah tangga harus diselamatkan agar terhindar dari banjir, salah satu caranya menaruhnya diatas meja maupun lemari. Apabila air terus pasang, mau tak mau genangan semakin meninggi meneggelamkan benda-benda dihadapannya.

Hati-hati dan waspada terhadap banjir yang datang, jaga keselamatan dan kesehatan tubuh agar terhindar dari banjir musiman ini.

Menurut informasi negara yang memiliki kota-kota bersih dan rapi membuat warganya sehat dan nyaman. Kebersihan tersebut bisa dilihat dari pengelolaan sampah, sanitasi, air bersih, kualitas udara, dan penanganan limbahnya. Negara dengan kota-kota yang bersih dan sehat juga bisa meningkatkan kualitas hidup warganya.  

Dari pencarian mbah google menuliskan kalau negara Swiss itu berada di peringkat ketiga sebagai negara terbersih di dunia setelah Denmark dan Luxemburg.

Selain itu, lanjut mbah Google negara Swiss ini juga dikenal dengan air bersih dan satwa liarnya yang melimpah. 

Berbicara negara Swiss saya jadi terngiang berita tenggelamnya putra Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Kahn Mumtadz atau disapa Eril. Informasi itu mengabarkan Eril hilang terseret arus saat berenang di Sungai Aare di Swiss pada Kamis (26/5/2022) kemarin. Insiden hilangnya Eril terjadi pada pukul 10.00 waktu Swiss. Saat itu Eril bersama adiknya, Zara dan temannya sedang berenang di Sungai Aare Swiss.

Sungai Aaree berada di pinggiran kota Bern, Swiss. Sungai Aaree melintasi tiga kota, yaitu Bern, Solothurn, dan Aargau.

Kebersihan air sungai Aaree magnet tersendiri bagi destinasi wisata favorit turis lokal dan mancanegara di kala musim panas. Para turis bisa menikmati keindahan sungai Aaree dan kesegaran airnya, tak ayal mengundang orang untuk menceburkan diri ke air sungai Aaree.

Sumber air sungai Aaree berasal dari pegunungan Alpen. Warna air sungai Aaree tidak bening, melainkan biru kehijau-hijauan. Tak heran jika air sungai Aaree suhunya cukup dingin.

Sungai Aaree merupakan sungai terpanjang di Swiss. Panjang sungai Aaree mencapai 295 km (183 mil) dan memiliki luas area 17.779 kilometer persegi (6.865 mil persegi). Sungai Aaree memiliki kedalaman sampai 200 meter.

Mengutip pesan puitis menyayat hati dari Gubernur jawa Barat Ridwan Kamil melalui media sosial pribadinya dan juga pernyataan yang mengatakan jika dirinya dan keluarga sudah resmi melepas dan mengikhlaskan dengan sepenuh hati berpulangnya sang putra Emmeril Kahn Mumtadz.
 
Berikut kutipan puisi Ridwan Kamil dan istrinya Atalia Prataya yang menyentuh hati. Keduanya sudah mengikhlaskan dan meyakini Emmeril Kahn Mumtadz sudah meninggal karena tenggelam di Sungai Aare Swiss.

Wahai Sungai Aare,
Sebagai sesama mahluk Allah SWT, aku titipkan jasad anak kami kepadamu.

Sudah kukumandangkan adzan terbaikku di tepi batasmu…

Bahagiakan dia dalam keindahanmu.
Selimuti dia dalam kehangatanmu.
Lindungi dia dalam kemegahanmu.
Sucikan dia dalam kejernihanmu.
Jadikan doa-doa kami menjadi cahaya penerang jasad syahidnya di dasarmu.

Engkau sudah ditakdirkan sebagai tempat terindah dan terbaik baginya untuk bertemu dengan pemilik dan pelindung sejatinya, Allah SWT…

Berjanjilah padaku, wahai Sungai Aare”.

Innalilahi wainna illaihi rajiun. Tulis kang Emil.

(Visited 32 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: