Oleh: Elvira Pereira Ximenes
- Amanat Sang Guru
Hai anakku
Belajarlah
Raihlah cita-citamu
Tunjukkanlah kepintaranmu pada dunia
Hai anakku
Bersemangatlah
Kejarlah impianmu
Nyatakanlah kemampuanmu pada alam semesta
Hai anakku
Berjuanglah
Terbanglah ke angkasa
Amatilah dan sebarkanlah misterinya
Hai anakku
Temukanlah
Masuklah ke dalam perut bumi
Pandanganlah dan saksikan gerakannya
Hai anakku
Berlayarlah
Berenanglah ke dalam samudra raya
Adakah makhluk yang masih terselubung?
Hai anakku
berlarilah
Jemputlah ilmu
Praktikkanlah dalam hidupmu
Hai anakku
Nikmatilah
Gunakanlah alat teknologi
Temukanlah ilmu baru dalam hidupmu
Hai anakku
Jelajahilah alam ini
Dengarlah keluh kesah mereka
Adakah mereka minta pertolongan?
Hai anakku
Janganlah takut
Maju dan bertempurlah melawan musuh
Negeri ini adalah milikmu
Hai anakku
Berhati-hatilah
Hadapilah tantangan dan cobaan
Dunia sedang ada dalam persaingan
Hai anakku
Berdoa, bersujud dan bersyukurlah
Berserahlah pada sang pencipta
Doaku menyertaimu selalu
2. Luka Seorang Guru Terhadap Mantan Siswa
Wahai anakku…
Kau seorang wanita elegan
Jabatanmu saat ini membanggakan diriku
Tapi sayangnya membuat mu lupa daratan
Wahai anakku …
Jiwaku menderita
Saat kau memandangku dengan keangkuhan
Seolah kau tak pernah mengenalku
Wahai anakku…
Hatiku hancur
Saat kau melihatku berjalan ke arahmu berdiri
Tapi seolah aku tak pernah ada dalam hidupmu
Wahai anakku…
Apa kesalahanku padamu?
Amarah apa yang kau simpan?
Hingga detik ini aku terima balasannya
Wahai anakku…
Mungkinkah kau terluka di masa lampau ?
Maafkan diriku
Jika aku bukan ibu yang baik
Wahai anakku…
Ingat…sadarkah engkau
Bahwa kesuksesanmu saat ini
Tidak terlepas dari kehadiranku di masa lalumu
Wahai anakku
Mengapa kau berubah?
Senyum pun tidak, menyapa apalagi
Maaf aku aku tidak haus penghargaanmu
Wahai anakku…
Pernahkah kau ingat
Aku pernah ada di hadapanmu?
Dan kau pernah dengar ceramahku
Wahai anakku…
Sadarkah engkau
Namamu pernah terlukis di absenku
Dan mengisi nilai di buku rapormu?
Wahai anakku…
Perlakuanmu yang congkak
Membuat kecantikanmu berkurang
Kumohon kembalilah merenung
Wahai anakku…
Sungguh aku kecewa
Melihat drama yang kau lakoni
Doaku untukmu semoga kau sadar dan bertobat
3. Kebahagiaan Sejati
Di manakah engkau?
Aku sedang mencarimu
Apakah yang sedang kau lakukan?
Aku amat merindukannya
Akankah aku mendapatkanmu?
Ku kejar jejakmu setiap saat
Walaupun kau hanya seuntai kata namun sulit Di jangkau
Dengan berjalannya waktu
Aku mengejar engkau
Aku berharap bakal mendapatkanmu
Namun yang ku dapati Hanyalah kekosongan
Aku mengejar mu
Semakin engkau berlari menjauhi ku
Aku sadar kau sedang kerjain aku
Namun aku tidak menyerah
Ku terbang melintasi Benua
Ku berlayar keliling samudera
Ku mendaki gunung yang tinggi
Namun aku belum menemukanmu
Kesulitan apa pun ku hadapi
Tantangan apapun ku lalui
Hanya demi engkau
Ternyata kau ada dalam
Kedalaman hatiku
Mungkinkah ini cara Tuhan
Ternyata kau ada untukku
Maafkan diriku yang hina ini
Ternyata aku selama ini salah menilaimu……
4. Xanana Gusmao: Pahlawanku
Engkau seorang Lider karismatik
Engkau begitu peka….
Ke mana angin berhembus
Ke situ kakimu melangkah
Engkau bapak yang murah hati
Engkau tahu apa keinginan anak-anakmu
Engkau tunjukkan kompas
Ke mana dia harus pergi
Engkau guru yang teladan
Engkau tahu nasib seorang murid
Engkau tahu apa kebutuhan mereka
Engkau sediakan sarana dan prasarana
Engkau seorang dokter profesional
Engkau mengetahui penyakit pasien
Engkau melayani dan merawat
Engkau memberi resep bagi pasien
Engkau seorang sahabat yang baik
Engkau empati di kala suka dan duka
Engkau begitu simpatik
Kepada siapapun, kapan pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun
Engkau seorang pembawa damai
Di mana ada pertentangan
Ke situ engkau hadir
Kedamaian pun terjadilah
Engkau seorang penolong
Di mana ada penderitaan
Di situ engkau berada
Pertolongan pun tiba untuk memberi
Engkau seorang penghibur
Kehadiranmu memberi senyum dan kelegaan
Luka batin engkau sembuhkan
Engkau pemberi kabar suka cita
Engkau seorang relawan
Engkau berkarya siang dan malam
Engkau rela tidak makan dan tidak minum
Engkau tidak mengenal lelah dan tidak menuntut imbalan.
Penulis: Elvira Pereira Ximenes
Puisi dan opini sangat bagus…bagi anak2 bangsa ikutilah gurumu agr masa depanmu cerah…secerah langit di ufuk timur dikala mentari mulai menampakkan wajahnya…
Ada yg tdk ingin belajar mka hdupnya akan jdi sampah masyarakat dn jlan di t4….
Amen. Puji Tuhan. Terima kasih atas kunjungannya. Semoga pesan yang anda tinggal kan dapat bermanfaat bagi para generasi muda selanjutnya.