wer

Perpustakaan di era modern ini tak lagi sekadar tempat menyimpan dan melayankan koleksi buku buku saja. Berbagai jenis, bentuk dan format media perekaman informasi juga tersimpan, dikelola dan dilayankan ke masyarakat atau pengguna. Meskipun memang, buku masih mendominasi jenis koleksi perpustakaan sampai saat ini.

Karcis tanda masuk Destinasi Wisata zaman dulu (sumber: omWilpunyagawe.wordpress.com)

Buku, majalah, koran, jurnal tercetak dan lain lain masuk kategori koleksi karya cetak. Salah satu jenis koleksi karya cetak yang mungkin belum banyak ditemukan pada perpustakaan di Indonesia adalah koleksi Ephemera. 

Apa itu koleksi Ephemera? Menurut Ephemerasociety.com, Ephemera adalah cetakan atau tulisan dari masa lalu yang awalnya dibuat dengan tujuan tertentu dan tidak untuk disimpan lama atau hanya sementara saja, yang sekarang malah banyak dicari dan dibutuhkan orang.

Karcis Bioskop zaman dulu (Sumber: idntimes.com)

Koleksi apa saja yang masuk kategori Ephemera di Perpustakaan? Menurut situs Library of Congress yang masuk kategori Ephemera adalah posters, tagihan, catatan, undangan, petisi, jadwal suatu acara, leaflets, flyer, iklan, kartu suara (saat Pemilu), tiket atau karcis masuk, kartu pos, kartu menu, kartu bisnis (business cards). Bahkan pada beberapa sumber, termasuk juga uang kertas (banknotes) dan pranko. Library of Congress mengoleksi lebih 28.000 jenis koleksi Ephemera dimana lebih dari 10.000 jenis sudah bisa diakses online.

Iklan Zaman dulu (Sumber : Grid.id)

Selembar kartu menu yang kelihatan sangat lusuh dan tidak penting, namun bagi seorang peneliti, akan menganggapnya sangat penting dan informasinya sangat dibutuhkan. Misalnya, kartu menu sebuah restoran puluhan tahun silam, dapat memberikan informasi, tentang jenis makanan yang dijual, harga berapa, atau bahan makanan apa lagi yang ada. Jenis minuman apa yang menyertai menu utama dan informasi lainnya. Bahkan bisa saja pengetahuan kita tentang sejarah kuliner bertambah hanya dengan membaca selembar kartu menu tersebut.

Kartu Iklan mobil zaman dulu (sumber: ephemerasociety.org)

Pada selembar karcis tanda masuk ke suatu destinasi wisata, tercantum informasi tentang biaya masuk, dan peraturan daerah yang menjadi payung hukum penentuan besaran tanda masuk, berapa lama berlakunya, jenis usia yang dibolehkan dan lain lain. Jadi apa yang kita anggap sampah, bisa saja menjadi barang berharga bagi orang lain. Apalagi jika benda benda ephemera tersebut berusia tua, puluhan atau bahkan ratusan tahun.

Di Indonesia, belum pernah saya temukan koleksi ephemera pada suatu perpustakaan. Mungkin pada pengelola perpustakaan tersebut berpikiran bahwa, jangankan benda Ephemera, buku saja masih sangat minim koleksi, apalagi mau mengumpulkan Ephemera.

Tapi banyak orang yang mengoleksi sendiri benda benda ephemera tersebut. Misalnya ada kolektor kartu pos (post card), uang kertas lama, karcis, kartu menu dan lainlain. Selain Perpustakaan, lembaga lain yang biasa mengoleksi benda ephemera adalah Arsip, Museum, Pusat Informasi dan organisasi lainnya.

tt
(Visited 117 times, 1 visits today)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: