Oleh: Juharman Muliadi

Tak menyangka mendapatkan sesuatu yang sangat istimewa di hari kedua setelah bergabung dengan salah satu komunitas yang memiliki tujuan untuk menginspirasi banyak anak di seluruh Indonesia melalui gerakan literasi. Di tengah-tengah Assesmen Nasional Berbasis KomputerĀ  (ANBK) oleh siswa-siswi SMPs Haji Agussalim Katoi yang bertempat di salah satu rumah mantan kepala sekolah tersebut, sekaligus inspirator pemuda-pemudi yang peduli akan pentingnya pendidikan. Sebagai inspirator, memang tak perlu lagi diragukan integritasnya. Integritas yang mengantarkan beliau sekarang menjadi wakil Rektor II Intens Muhammadiyah Kolaka Utara.

Mendapatkan hadiah atau Anugerah “Anu gratis” kata anak milenial, memang sesuatu yang sangat menyenangkan. Tapi, hari ini saya merasakan sesuatu yang jauh dari kata menyenangkan lagi. Andaikan ada perasaan kedamaian sebelum melakukan suatu tindakan, mungkin itulah yang menjadi ilustrasi dari perasaan hari ini. Ditambah lagi yang memberikan hadiah adalah orang yang luar biasa. Beliau adalah mentor Pena Anak Indonesi (PAI) untuk Kabupaten Kolaka Utara. Mentor yang sudah banyak mencetak anak-anak muda usia dini, usia yang masih terbilang labil untuk menjadi penulis. Namun, di bawah arahan dan bimbingannya, anak-anak yang sudah memiliki niat mampu disulap menjadi penulis-penulis hebat.

Setelah saya membuka setiap lembaran buku yang diberikan, saya masih bertanya-tanya, mengapa yang di berikan kepada saya mesti buku. Padahal, jika ingin memperhitungkan rupiah, bisa saja dia memberikan ikan yang ada di kolam. Jadi, tak mestiĀ  mengeluarkan uang. Di saat saya mulai dengan hitung-hitungan saya, seketika saya teringat perkataannya. “Namanya manusia tak ada yang bisa kita bawa mati selain dari pada amal jariyah”. Sungguh suatu perkataan mulia yang menembus dari setiap insan yang berakhlak mulia.

Kini, tugas berat saya menanti. Mengapa? Karena saya yakin untuk beliau mendapatkan amal jariyah yang dimaksud di atas tentunya saya diharapkan untuk mengamalkan ilmu dari buku yang diberikan olehnya, dan menjadi suatu ikrar bagi saya karena telah menerima dengan tulus apa yang diberikan. Semoga buku ini dapat menjadi salah satu dari alasan, mengapa dalam kitab suci Al-Qur’an yang di turunkan mesti Al-Alaq yang artinya bacalah, padahal pada saat itu nabi Muhammad Saw belum bisa membaca.

Terima kasih atas bukunya Bunda. Semoga sehat selalu, dan semoga segala aktivitas kita selalu mendapatkan ridho dari Allah SWT.

(Visited 45 times, 1 visits today)
One thought on “Hadiah Istimewa”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: