Oleh: Elvira Pereira Ximenes
Kukenang tanggal 30 Agustus 1999 silang
Momen emas yang terlukis manis tak terlupakan
Dalam sejarah kemerdekaan Timor-Leste
Tertanam kuat dalam hati umat Timor-Leste
Hukum alam semesta menyeleksi manusia
Dengan berbagai cara yang tak dapat diselami
Begitu pun perlakuan negatif dari dunia
Terhadap masyarakat Timor-Leste kala itu
Populasi Timor-Leste waktu itu tidak seberapa banyak
Luas wilayah hanya separuh dari pulau Timor
Namun penderitaan, penganiayaan, kekerasan, jeritan dan air mata menembusi lapisan ozon ke angkasa
Timor-Leste kala itu disapa Timor-timur propinsi ke 27
Sempat membuat Prof.Dr.Ing.Ir.H. Bacharuddin Habibie selaku presiden Republik Indonesia menjadi kewalahan menghadapi masalah Timor- Leste saat itu
Pergolakan, krisis moneter, demonstrasi terjadi
Selalu membawa korban tumpah darah
Para pahlawan semakin semangat dan bekerja keras
Dengan berbagai macam cara untuk melindungi masyarakat dan membela kebenaran
Negeri yang kaya akan sumber daya alam ini
Sering disapa Terra de santa Cruz
Terra de santa Maria
Mayoritas menganut agama katolik walaupun ada lain tetapi minoritas
Terbukti dengan kehadiran kunjungan Ilahi
Bapak Paus Johanes Paulus ke 2 tahun 1989
Sebagai pemimpin tertinggi agama katolik mencium tanah ini
Kini Beliau telah dinobatkan menjadi orang Kudus di surga Yakni Santo Yohanes Paulus ke 2
Umat Katolik mendapat kejayaan melalui referendum
Memiliki rahasia taktik dan teknik bervariasi
Melalui Klandestin melibatkan seluruh lapisan masyarakat yang ingin merdeka termasuk kaum berjubah
Demi membela kebenaran, keadilan dan perdamaian
Beberapa kaum leader diamankan di Cipinang bersama bapak Xanana Gusmao kini Perdana Menteri RDTL
Melalui teknik berdiplomat menggunakan alat komunikasi sederhana membangun jaringan didunia
Terutama negara Portugis, PBB dan Vatikan
Terbukti bahwa dunia mengakui perjuangan pahlawan Timor-Leste
Melalui PBB memberikan piagam penghargaan “Nobel da paz” / “Nobel perdamaian”
Kepada Bapak Uskup Mons. Carlos Filipe Ximenes Belo selaku Uskup administrator Dioses Dili dan Bapak Jose Ramos Horta kini presiden RDTL
Proses mengadakan referendum didukung oleh kaum PBB
Mencapai piala keemasan kemerdekaan digaris finish
Dengan suara terbanyak 78,50 persen pro kemerdekaan
Walaupun banyak jiwa melayang kembali ke perut bumi
Infrastruktur, bangunan, pertokoan, sekolah dan rumah penduduk dihanguskan, hancur berpuing-puing termasuk bangunan gereja
Anggota keluarga berpisah, ribuan anak menjadi korban
Beberapa penduduk mengungsi di negara tetangga terutama ke Indonesia dan Australia namun ada yang pulang kampung naik gunung sampai tiba pertolongan Interfet
Rumah rumah tempat kediaman para pastor dan Suster dipenuhi umat
Menjadi tempat perteduhan
Termasuk kediaman Uskup administrator Dioses Dili di Lecidere
Beberapa pastor, suster Frater dan umat pun menjadi martir di beberapa lokasi
Umat Timor-Leste kala itu memegang senjata masing-masing dalam bentuk biji Rosário
Dalam hati dan pikiran menyebut nama Tuhan
Minta bantuan pada alam semesta untuk selalu hidup berdamai
Puji Tuhan semuanya berlalu dan dilewati atas berkat Tuhan
Melalui persiapan-persiapan yang dilakukan dalam berbagai bentuk
Baik mental maupun Espiritual dilalui dengan Ekaristi Kudus, aktivitas ziarah, gerakan-gerakan aktivitas yang dilakukan oleh kaum muda dalam bentuk demonstrasi di kampus termasuk ritual-ritual secara adat.
Akhirnya perjuangan mencapai garis finish keemasan yang hasilnya diumumkan pada tanggal 4 September 1999 dinyatakan pro kemerdekaan menang.
Ini cocoknya artikel atau ulasan sejarah …bukan puisi…
Puisi isinya padat penuh dgn gaya bahasa metafora, personifikasi..tapi unsur itu tdk ada…
Sorry koreksi untuk memperbaikinya menjadi lebih baik miga profa…
Salam literasi KPKers TL.