Oleh: Muhammad Sadar*
Siapa sih yang mengharapkan kehilangan sesuatu. Apakah itu kehilangan berupa harta, kehilangan nama baik, kehilangan rasa, atau kehilangan iman dan kepercayaan. Tentunya semua jenis kehilangan tersebut tak mungkin diharapkan terjadi.Dalam konteks ini kehilangan yang dimaksud adalah kehilangan hasil panen padi (losses)yang terjadi setiap kali dilakukan aktivitas panen di sawah.
Padi merupakan komoditas utama pangan rakyat Indonesia. Kebutuhannya setiap tahun meningkat karena dipengaruhi oleh perkembangan jumlah penduduk, anomali iklim, alih fungsi dan fragmentasi lahan sawah sehingga ketersediaannya harus selalu dijaga dan ditingkatkan. Berbagai program, kegiatan, dan upaya yang dilakukan pemerintah agar eksistensi dan pasokan komoditi tersebut tetap stabil.Salah satu upaya yang dilakukan pemerintah adalah pengamanan produksi melalui kegiatan pengukuran susut (kehilangan) hasil panen padi.
Bidang Tanaman Pangan dibawah Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Provinsi Sulawesi Selatan menyelenggarakan kegiatan bertajuk “survei pengukuran susut hasil panen manual dan mekanis” di lokasi Gapoktan Surya Tani Desa Manuba Kecamatan Mallusetasi Kabupaten Barru yang berlangsung pada hari Kamis-Sabtu (28-30/9).Ketua tim survei dipimpin oleh Ir.Hj.Andi Musykerinawati,
M.P., (Analis Pasca Panen dan Pengolahan Hasil Pertanian) beserta staf, Maradona Ahmad,S.P.,
(Pengawas Mutu Hasil Pertanian) dan Koordinator Penyuluh Pertanian- Bakorluh sekaligus sebagai pelaksana lapang survei, Akmal Amir, S.P., M.P. Sedangkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Barru dihadiri oleh Kepala Bidang Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan dan para staf, Mantri Tani, PPL setempat, Pengurus Brigade Alsintan dan Ketua Gapoktan Desa Manuba serta para petani lainnya.
Jenis pekerjaan pengukuran meliputi perontokan manual dengan tahapan peletakan plot ubinan dan penggunaan perontok gebotan, selanjutnya pengukuran petak survei untuk panen mekanis menggunakan power thresher, terakhir perontokan mekanis menggunakan mesin combine harvester dengan ukuran petak 40×10 meter diatas lahan sawah seluas 0,70 ha. Semua tahapan tersebut masing-masing dilakukan tiga kali ulangan. Parameter yang diukur antara lain: kadar air, bobot gabah yang rontok, gabah yang tidak terpanen, gabah yang terikut jerami/hampa dan gabah yang terikut pada kotoran. Prinsip dalam pengukuran ini adalah semua dilakukan dengan cara petani tanpa intervensi petugas.
Ketua tim Ir.Hj.Andi Musykerinawati, M.P., mengatakan bahwa,”kegiatan pengukuran susut hasil panen padi manual dan mekanis di Kabupaten Barru ini adalah kegiatan survei ke dua setelah Kabupaten Wajo pada tahun 2023 sebagai representasi wilayah timur dan barat dengan dua musim tanam (musim hujan dan musim kemarau) yang bertujuan untuk mendapatkan nilai kehilangan hasil kuantitatif pada proses panen padi secara manual dan mekanis. Output dari kegiatan ini adalah sebagai bahan acuan/rekomendasi bagi penentu kebijakan dan bahan evaluasi dan perbaikan bagi penyedia/produsen alsintan untuk dapat memproduksi alsintan secara efisien dan efektif dengan mengurangi tingkat kehilangan hasil (losses) seminimal mungkin.”
Sedangkan menurut Koordinator survei Akmal Amir,S.P., M.P., yang berpengalaman di bidang penyuluhan mengungkapkan bahwa,”petani, kelompok tani/gapoktan sebagai pengguna merupakan edukasi bagi mereka agar melaksanakan panen yang baik dan benar, dengan cara manual maupun mekanis sehingga dapat menekan tingkat kehilangan hasil panennya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dan produksi secara keseluruhan.” Ditambahkan pula bahwa,”hasil data susut (losses) yang diperoleh hari ini masih akan diolah datanya untuk kemudian diambil kesimpulan data kehilangan hasil panen padi manual dan mekanis di Kabupaten Barru.”demikian ungkapnya.
Selanjutnya Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2006)bahwa,”Salah satu upaya peningkatan produksi tanaman pangan dilakukan melalui penerapan alat dan mesin pertanian (alsintan) secara selektif dengan memadukan seluruh potensi yang ada di pedesaan. Alsintan merupakan teknologi yang kini sudah tidak asing lagi diterima dan berkembang di kalangan petani bahkan sangat dibutuhkan dalam setiap proses produksi tanaman hingga proses penanganan hasil.Penerapan alsintan secara benar dapat mengoptimalkan produksi dan memberikan efektivitas tinggi dalam pelaksanaan pekerjaan usaha tani.”
Kehilangan hasil panen padi (losses)sama sekali tidak diharapkan terjadi. Kehilangan tersebut akan meresahkan dan berdampak serta memberikan pengaruh terhadap produktivitas hasil panen. Walau fakta lapangan menunjukkan dengan berbagai dinamikanya tidak bisa dipungkiri bahwa losses biasa terjadi dan diharapkan kepada para petani pelaku usaha tani padi untuk tetap melaksanakan standar operasi panen yang baik dan benar.
Barru,30 September 2023
- Penguji Perbenihan TPH
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan
Kabupaten Barru.
Sukses terus pertanian Sulsel