Tiap hari ketika aku aktifkan HP aku, notifikasi pesan dari nomor Graz, aku capek berurusan dengan orang ini. Bagaimana bisa aku terus melihat nomor HP Graz. Jika membeli simcard baru pun pasti sulit karena aku yakin dia akan mencari tahu lagi. Terus begitu tanpa membaca pesan-pesannya Graz aku selalu mendeletenya. Ribuan kali Graz menelfon pun aku tidak menerimanya, intinya aku malas berurusan dengan hewan liar ini. Aku lalu meminta Graz untuk bisa ganggu hidup aku ketika ia menelfon aku. Justru saat itu baru terpikir di benak, HPku kembali berdering, karena nomor baru jadi akupun menerimanya. Hello selamat pagi? Maaf dengan siapa ini? Tanyaku. Orang yang sedang nelfon itu diam tak menjawab. Ah pasti ada yang iseng aku mengakhiri panggilan.
Tak lama hpku kembali berdering. Aku menerima panggilan ternyata nomor yang sama aku langsung mengakhirinya. Baru hendak meletakan Hp berdering lagi. Aku mengira apa dari para narasumber? Hello ujarku. Art please batalkan pemblokiran aku mohon. Aku terkejut, jadi ini kamu Graz. Yaap aku menggunakan nomor teman aku. Gila ya kamu sembarangan saja. Kenapa kamu kontak aku pakai orang punya nomor? Tanya saja pada dirimu apa yang kamu lakukan ke aku, Art ini salah. Kenapa harus memblok nomor aku. Ingat hewan liar, bukan hanya memblok kamu bahkan aku telah menghapus aplikasi WA juga Facebook di Hpku karena aku tidak mau berurusan dengan orang primitif kayak kamu Graz, yang tidak menghargai jam kerja dan terus menganggu kehidupanku. Art kamu pikir dengan memblok nomor aku atau menghapus apliksai di Hp kamu akan merubah keadaanku yang sudah terlanjur menyukaimu? Ingat aku akan selalu berjuang dan kamu harus sadar menunggu konfirmasi selama empat tahun saja aku masih sabar menunggu apalagi kita sudah saling akrab melalui komunikasi ini Art, ujar Graz dengan nada suara serak. Stop aku ada kegiatan hari ini jadi jangan ganggu aku, paham. Aku akhiri panggilan. Hmmm susah berurusan dengan hewan ini pikir aku dalam hati.
Saat aku meletekan HPku hendak berjalan untuk sarapan Hpku kembali berdering, aku takut itu menyangkut soal pekerjaanku jadi aku menerima panggilan yang ada di notifikasi terlihat nomor kantor. Okey akupun menerima panggilan dengan senang hati. Selamat pagi maaf dengan siapa ya? Sudah sarapan atau belum? Aku tidak suka kamu marah aku. Siapa kamu? Aku ya aku Graz seorang pria suami orang yang gilakan kamu beberapa tahun lalu. Hewan liar kamu kenapa kayak begitu. Semua karena kamu Art jadi jawab saja pertanyaanku, sudah sarapan belum? Graz apa yang kau inginkan dariku. Kamu bisa gila kalau terus begitu Graz. Aku harus gimana lagi! Upsss ingat pesan aku please batalkan pemblokiran WA. Tidak hewan, kamu tidak ada hak memaksa aku paham, ujarku. Batalkan segera atau aku benar-benar marah sama kamu Art. Please jangan sombong. Graz kamu nanti bisa gila sewar. Sudah gila buktinya sampai pakai nomor kantor nhii nelfon aku. Okey aku mau kerja jangan buat aku marah Art tolong ya batalkan pemblokiran titik.
Usai Graz berkata demikian, Ia mengakhiri panggilan. Aku cuek, emang kamu siapanya aku famili bukan, keluarga juga bukan untuk apa memikirkan kamu ah dasar hewan.
Pada waktu yang persamaan aku juga memiliki pekerjaan karena harus menginterwiew narasumber. Saat interview berlangsung justru nomor kantor itu menelfon lagi. Aku jengkel. Narasumber itu berkata terima dulu panggilannya siapa tahu urusan darurat karena ini jam kerja. Maaf aku tidak bisa teinggalkan pekerjaan aku demi penggilan Bu. Tidak aku paham jadi layani dulu yang sedang menelfon okey. Tidak ibu jawabku karena aku tahu pasti dia Graz ini nomor kantor. Saat aku mengakhiri panggilan justru ia menjadi-jadi akhirnya kerja akupun terganggu. Ibu narasumber itu kembali berkata, jika sesorang yang call ke kita ketika jam kerja itu tandanya kita adalah penting dalam kamusnya itu ibu ya! Aku tersenyum menatap ibu sambil berkata apakah aku bisa menerima panggilan di hadapan ibu karena ini jam kerja. Bisa tentu bisa kata nara sumber.
Hello dengan siapa ? Aku Graz. Okey ada yang di bicarakan ? Yaap aku mau bilang saja ke kamu Art jika aku merindukan kamu di tempat kerjaku. Namun jika kamu tidak paham ucapanku dalam bahasa ini maka bahasa asingnya “I Miss You“. Aku malu darahku mendidih karena long spiker. Okey thanks ya aku juga akupun akhiri panggilan.
Ibu yang merupakan nara sumberku pagi itu berkata, benarkan kata ibu. Thanks ya bu, tapi dia bukan manusia bu, namun hewan liar.
bersambung……