Oleh: Rosmawati*
Pagiku hari ini, secangkir susu Anline penguat tulang menemaniku. Maklum usia setengah muda membuat persendian semakin rapuh, pertanda fisik sudah meminta untuk jeda.
Seperti biasa sebelum memulai aktivitas, rutin membuka grup sahabat Bengkel Narasi untuk saling sapa begitu juga dengan grup alumni sekolah SMAPUL Ujung Pandang (Makassar).
Sebuah kabar duka dari grup alumni, ayahanda dari teman Yuliana berpulang menghadap Sang Pencipta. Salut untuk teman-teman, meski sudah lama berpisah dan frekuensi bertemu secara fisik tidak lagi seperti kala masih seragam abu-abu, namun kepedulian sosial masih tetap terjaga dengan baik. Ini terbukti beberapa teman alumni yang berdomisili sama di Makassar menyempatkan hadir di rumah duka sebagai tanda turut belasungkawa.
Kematian adalah satu kata yang ditakuti oleh semua manusia apalagi yang belum siap sama sekali.Tetapi kematian suatu yang dekat dengan kita, karena kematian sejatinya tidak bisa di tolak dan sudah di tetapkan oleh Tuhan.
Kematian atau ajal adalah akhir dari kehidupan. Mengandung makna terpisahnya hidup kita dengan urusan duniawi. Akan terpisah dengan anak, istri/suami dan orang yang dicintai. Berpisah dengan kekayaan yang sudah diperjuangkan selama hidup di dunia. Berpisah dengan pangkat dan jabatan yang kita cari dan sandang selama di dunia. Kematian adalah perpisahan selamanya dengan urusan dunia fana.
Semoga ketika ajal menjemput sudah dalam keadaan siap. Mari kita berdoa semoga kita masih diberi umur yang panjang untuk mempersiapkan diri memghadapi kematian karena jujur untuk saat ini belum siap masih banyak kekhilafan yang sering dilakukan baik secara sengaja maupun tidak. Belajar dari setiap kejadian bahwa kematian merupakan suatu pembelajaran yang hakiki.
“Duka sahabatku juga duka kami.”
*Penulis adalah pecinta dan penggerak literasi Kolaka Utara