Oleh Aldo Jlm
Setelah melewati setahun, baru si cowok Alino menceritakan mimpinya, ketika menjelang hari pernikahannya dengan si jantung hatinya si Atira. Mimpinya demikian, mereka berdua akan pergi ke sebuah gereja untuk menikah dijemput oleh sebuah taksi berwarna coklat, namun dalam mobil itu ada seorang anak kecil yang hitam sekali tidak mengenal wajahnya, yang duduk di depan bersama sopir, lalu si jantung hati Atira dengan kekasih belawan jiwanya Alino yang telah berdandang berpakaian pernikahan, bergandengan tangan menaiki mobil taksi argo itu, tapi anak kecil hitam tidak memberinya tempat duduk, akhirnya mereka berdua mengambil tempat duduk di belakang sopir.
Mobil taksi mulai tancap gas sekencang-kencangnya, sampai di tengah jalan taksi itu terbalik dan masuk jurang, si jantung hati Atira bersama sopir dan anak kecil itu telah hilang ditelang jurang, dan tak pernah ditemukan. Dan si cowok Alino sendiri selamat keluar dari mobil di tengah jalan, hingga mencari kekasih yang hilang ditelang jurang, akhirnya pulang sendiri ke rumah dengan bersedih hati. Mimpi ini pertanda bahwa si jantung hati Atira bersama anaknya meninggalkan dunia ini ke alam keabadian, dan tak pernah kembali.
Menjelang hari kepulangannya si jantung hati Atira dalam satu tahun, biasanya disebut sebagai pelepasan kain hitam, pada saat itu ia datang dalam mimpi sang kekasih jiwanya Alino bahwa, harus membangun rumah abadinya, karena sudah setahun tapi hanya dipagari saja, dan belum dibangun makamnya. Si Alino memohon pada sanak keluarganya tapi mereka tetap menolak dengan alasan belum ada uang, dan tunggu ada uang dulu baru buat. Maka ia memobilisasi anak buahnya di sekolah untuk mengangkut pasir guna membangun makamnya. Setelah pasir terkumpul secukupnya, baru dari pihak keluarga si Atira dan si Alino duduk bersama untuk membangunnya, hingga hariha pada tanggal 2 november 1994, menaburkan disana, dan diakhiri dengan perjamuan bersama para guru-guru dan murid di SMP itu yang turut membantu membangun makamnya.
Setahun telah berlalu, pelepasan kaim hitampun telah usai namun cinta mereka belum pudar juga, setiap malam tiba si jantung hati Atira selalu datang melawat sang kekasih jiwanya Alino yang berbaring sendiri di pelaminannya di dunia fana ini. Hingga suatu malam, si jantung hati Atira datang mengajak kekasih jiwa Alino ke alam baka sana, untuk berekreasi bersama di sana, dan menjelaskan proses transmigrasi dari dunia fana ini ke dunia keabadian di alam baka sana. Selama kurang lebih dua jam di alam baka sana, si jantung hati Atira menjelaskan bagaimana caranya kita berangkat kesana. Sampai disana si Alino tak ingin kembali, karena keadaanya yang sangat indah dan menyenangkan, alamnya sagat sejuk bagaikan firdaus dengan AC alamiahnya. Namun ia tidak mengijinkan agar Alino memakan sesuatu di alamnya, karena kalau makan maka dia tidak akan kembali, dan menetap disana.
Dia menjelaskan bahwa, ketika kita hendak berangkat ke alam keabadian sana, di perkantoran catatan sipil sudah mulai mempersiapkan berkas kita seperti Sertidaun RDTL atau Sertidaun Baptismo, lalu memanggil kita kesana untuk mengadili disana, kalau kita menang kita kembali ke dunia fana ini, tapi kalau kita kalah kita akan menetap disana. Dan proses selanjutnya jasad kita di dunia fana ini sudah tidak bernyawa lagi, mereka memandikan dan memakaikan pakaian pada kita, jiwa kita berdiri di samping sambil menyaksikannya, lalu orang-orang yang melawat untuk berdoa, mereka semua akan mengantarkannya sampai ke perbatasan dunia orang mati dan hidup baru kita kembali.
Jiwa yang telah pergi ke alam keabadian sana, masih datang melihat jasadnya dan mendengar orang-orang yang berdiskusi mau dimakamkan dimana. Setelah mereka putuskan untuk menentukan tempat pemakamannya, maka jiwa kita di alam sana akan datang bersama keluarga disana ke kuburan, dimana jasad kita akan dikebumikan. Setelah jasad kita dimasukan ke liang lahat jiwa kitapun mulai bersatu dengannya, dan ketika mereka menutup kuburan, maka pintu dunia ini telah tertutup bagi kita, dan jiwa kita memasuki dunia barunya di alam keabadian sana.
Apa saja yang orang-orang bawa datang melawat jasad kita, merupakan titipan bagi keluarga mereka yang telah mendahuluinya di alam keabadian sana. Seperti pakaian, binatang yang disembelih untuk seseorang yang meninggal, merupakan titipan. Yang jadi milik pribadi adalah barang-barang pribadi, binatang pribadi yang disembelih itulah yang menjadi miliknya.
Selama dua jam berekreasi di alam keabadian si cowok Alino mengaggumi keindahan alam keabadian sana. Alamnya luas, indah dan rata, diperkirakan kita semua di dunia ini mati semua kesanapun, tidak akan pernah penuh. Mobil mereka hanya berwarna dua, yaitu coklat dan hitam. Warna coklat untuk mengangkut orang dan warna hitam untuk mengangkut barang-barang. Dan bagi mereka dimanapun jasad kita dimakamkan dan tidak ada jalan raya kesana, bagi mereka tidak ada mustahil, karena saat mobil mereka datang, tiba-tiba ada jalan aspal goreng menuju tempat pemakaman itu. Dan satu hal di amati oleh si Alino disana bahwa, apa yang kita lakukan di dunia ini akan tertulis otomatik tanggalnya, jamnya, harinya, menunggu kita di sana, saat kita mati dan jiwa kita kesana akan melihat kebenaran dan keadilan di pengadilan sana.
Dua jam sudah usai, perjalanan rekreasi bersama di alam keabadian, si jantung Atira mengantarkan kekasih Alino, kembali ke alam nyata, karena belum waktunya kekasih Alino tinggal disana, karena banyak hal yang harus dilakukan di alam nyata ini. Terobati sudah rasa kegelisahan hati Alino pada si jantung hati Atira yang meninggalkannya sendiri di alam nyata ini.
Tahun berganti tahun, si Alino pun menunggu untuk menyusul si Atira tak kunjung datang, maka suatu malam si Alino memohon pada si Atira bahwa, jika belum waktunya untuk menyusulnya, maka tunjukkanlah seorang wanita penggantinya, sebagai pendamping hidup di dunia fana ini, guna meneruskan generasi penerusnya. Dan dia berjanji, jika anaknya perempuan akan menamai dirinya. Maka selang empat tahun, si Atira menunjukkan seorang wanita pilihannya untuk mendampingi si Alino sebagai pengganti dirinya di dunia ini, hingga meneruskan generasi penerusnya. Dan sejak si Alino menemukan wanita itu, ia pun bahagia hidup bahagia bersamanya hingga kini. Ketika anak pertamanya lahir ia datang melawatnya, dan sesudah itu hilang selamanya sampai kini tak pernah muncul dalam mimpinya.
Kesimpulan:
Cerita bersambung ini merupakan cerita non-fiksi, artinya cerita nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita, cuma namanya saja yang disamarkan, tapi ceritanya merupakan kenyataan, bukan fiksi atau hayalan dan karangan belaka. Jadi cinta kedua insan ini antara Alino dan Atira merupakan cinta yang melawan arus, walaupun orang tuanya tak mau mereka berdua tetap bersikeras menjalaninya, dan itulah konsekuensi akhirnya. Dan walaupun telah melewati tigapuluh satu tahun lamanya tapi cinta mereka masih tetap abadi, dengan menamai salah satu putrinya atas nama almarhumah Atira di dunia nyata ini, sesuai dengan janjinya, agar cintanya tetap abadi.
Finish…