Oleh Bu Dev’25

Hari ini Sabtu, 30/11/2024 serasa aku yang dulu bagai balon yang di tiup tiba-tiba pecah di tengah perjalanan panjang, usai tujuh tahun berlalu telah membuahkan hasil atas kerja sama KPKers Timor-Leste dengan Bengkel Narasi Indonesia melalui dukungan maksimal, oleh Founder KPKers Pusat Indonesia kepada Founder KPKers Timor-Leste, kini telah menuai hasil meskipun begitu lama menunggu.

Terbitnya buku antologi Artikel dan Cerpen, oleh karya anak Indonesia dengan Timor-Leste, merupakan suatu kebanggaan bagi semua member, di Keluarga Besar Komunitas Penulis Kreatif KPKers Timor-Leste.

Berjalan dari titik zero, mengahadapi berbagai rintangan dan tantangan namun tetap tersenyum berdasarkan Motto sang Pendiri bahwa, “Jangan Malu Ketika Orang Menjadikan Kita Sampah Karena Orang Tidak Menyadari Apabila Sampah-sampah Itu Usai Terjadi Penguraian Akan Berubah Menjadi Pupuk Organik Yang Berkualitas di Masa Depan“.

Kini kesempatan emas telah berpihak pada keluarga besar Komunitas Penulis Kreatif KPKers Timor-Leste, karena hasil karya beberapa penulis, telah diterbitkan di Indonesia dengan judul “KUMPULAN ARTIKEL DAN CERPEN” bersama dengan karya, Bengkel Narasi, Juga Pena Anak Indonesia di Indonesia.

Melalui terbitnya buku “NARASI KEMANUSIAAN” ini Founder KPKers Timor-Leste tak lupa mengucapkan rasa syukur serta terima kasih berlimpah kepada, Bapak Ir.Jumari Haryadi bersama Keluarga serta kerabatnya, Bapak Prof.Dr.Ikfan Haris, Selaku Atase Pendidikan KBRI Dili Timor Leste, Bapak Bambang Purwanto Sekretaris 2 KBRI Dili dulu, Bapak Vanhda Manager Program PBI dulu, Kepada Pihak KPKers Pusat, Bengkel Narasi Indonesia, juga kepada Bapak Achmad Tafip Syach Atase Pendidikan KBRI pada eranya juga Kepada Bapak Higino das Neves Komandan F-FDTL Naval, SEJD, Bapak Aje PBI, Kepada Ibu Sabina Lourdes, Bapak Manuel Matos, Kakak Carlito Nunes, Elizete Fernandez Miranda, Kepada Kakak Latino Jeronimo, Kepada Kakak Arnaldo Pinto Soares, Kepada Kakak Al-Asis, Kakak Alipio Almeida, Kakak Antonio da Costa (Almarhum). Dan terima kasih special, kepada Kakek tersayangku, Dom Agusto Seixas Miranda, Nenekku Isabel Lourdes, Lourenco Lourdes, Amelia Jeronimo, juga semua sanak saudara yang telah Almarhum baik dari pihak papa dan mamaku.

Special rasa terima kasihku Kepada ayahku Filipi Seixas yang sudah Almarhum serta ibu cantikku Olimpia Lourdes, kakakku Angelita Seixas serta adik-adik aku Manuel Seixas,Jose Velenti Seixas, Januari Joao Seixas, Maria Seixas Hornai, Veronica Seixas, juga kedua anakku Jaclinton Seixas dan Monalissa Seixas serta semua member KPKers, khususnya buat adik Deometria Alves, Eliu, Tinta, Delifina, Josefa Maia, Joaninha, Agostinha, Carno, Tome, Iko dan Balita, Dulce, Armindo serta Carlos yang selalu memberikan Capuchino dan semuanya.

Berlimpah rasa terima kasih juga kepada adik-adik aku, Lea, Marcel, Vanio, Sarah, Vitha, Novi, Clara, Dit, Frans, Oscar, Jean, Vania, Delina, juga teman sejatiku Ambrosio, Januario, Delio, Teo Viera, Ari, Junior, Rico, Ajay, Alex Wong, Kartini, Ulfa, Yudo, Septy, Nur, Natersia, Ade, Mariano, Claudino, Ricardo, Joanita, Marti, Ana, Natalia Savio, Natalia Ximenes, Natalia Costa, Agripina, Rosentina, Aderita, Alberto, serta adik aku Cesar Soares, Kakakku Armelindo, Kaka Cardy, Kakak Atiu dan kakak Rico serta almharum mama Joana dos Reis yang dulu mengendongku dari Lospalos hingga Dili, pada akhirnya aku capai karya ini bersama dengan generasi penerus bangsa Timor Leste dan Indonesia.

Terima kasih kepada Bapak Emiliano dos Santos sebagai Editor KPKers di Bengkel Narasi Indonesia dan Ibu Elvira Pereira Ximenes sebagai penulis Kontributor BN-KPKers-TL, serta penulis Junior Alya yang merupakan siswa Sekolah Nicolau Lobato Tasi-Tolu Dili. Berbagai upaya san founder lakukan sejak menerima kepercayaan dari founder KPKers Pusat Indonesia. Terkadang capek, penat, patah semangat sampai menunda masa depan anak-anak, serta berjuang menghidupkan cabang Komunitas Penulis Kreatif KPKers Timor-Leste yang berpusat di Bandung Indonesia, hanya dengan modal “jiwa nasionalisme” pada generasi dan bangsanya, merupakan sebuah pelajaran berharga bagi Devinarti Seixas yang biasa dipanggil “Bu Dev Seixas’25” wanita singgle parent yang lahir di ufuk Timur yakni Kecamatan Iliomar adalah sebuah tekad tiada duanya.

Selama tujuh tahun masa perjuangan kini, akhirnya Tuhan telah membuka mata hati para penulis senior di Indonesia, baik dari KPKers pusat, Bengkel Narasi, Dunia Sastra, bahkan Literasi Pemula juga Temu Karya Serumpun, akhirnya membuka mata hati dan membantu karya member KPKers Timor-Leste yang benar-benar fokus menulis Karena mencintai dunia literasi.

Tentu segala perjuangan ini terjadi karena banyak perhatian-perhatian kecil yang terkadang saya secara pribadi tak menyadari, namun perhatian itu selalu saja tertanam rapi di benak sejak lahirnya KPKers Timor-Leste.

Ada orang tuaku, ada saudara dari ayah dan ibuku, ada teman maupun lawan yang selalu peduli padaku ketika aku benar-benar merasa seorang diri, dengan memiliki cita-cita luhur terhadap bangsaku tercinta Timor-Leste, karena karya anak-anak bangsa harus diakui oleh UNIESCO bilamana aspek kekurangan penerbitan dan ISBN selalu menjadi tujuan utama Founder KPKers Timor-Leste.

Jelas rintangan dan tantangan yang aku lalui bukan sesuatu yang baru karena contoh konkrit sudah diberikan oleh para leluhurku seperti perjuangan para raja zaman dulu, seperti perjuangan para kaum pejuang tentu melewati berbagai proses, agar menjadi pribadi yang kuat di masa depan, demi masa depan generasi penerus kita dan negara tercinta kita Timor-Leste.

Kiranya aku sangat berterima kasih kepada Bapak Lere Anan Timur yang merupakan seorang Lider F-FDTL yang menghentikan langkahku di puncak Atelari ketika 1999, adalah upaya yang membawaku kembali mampu melakukan sesuatu untuk negara ini dari hasil karya, di bidang literasi dasar yang sudah merambah hingga Literasi ASEAN yang masih berlanjut hingga detik ini.

Ada kata terakhir terima kasih almaharum ayahku Filipi Seixas juga Kakek Aku Dom Agusto Seixas Miranda, serta kakekku Lourenco Lourdes dan Nenekku Isabel Lourdes, serta Adikku Aguido dan Mama kecilku Rita Lourdes. Jika bukan karena kisah kehidupan kalian aku pasti tidak akan di posisiku seperti saat ini.

Terima kasih ibuku Olimpia Lourdes dengan adik-adiknya kakak aku juga kakak aku Elizete Fernandez Miranda, bersama dengan sang suami juga anak-anaknya, yang sudah memberiku perhatian selama setahun lebih di rumahnya.

Terima kasih kepada Asrama Yatim Piatu Dominikana, Asrama Yatim Piatu Sta.Clara Maloa, Asrama Aspiran FCJM, Masyarakat Becusi Bawah, Sekolah Nicolau Lobato, Restoran Bidau, juga tempat adik Irafate di Metiaut, lingkungan Besi Mean Tasi-Tolu, Lingkungan Pameran Tasi-Tolu, yang selama ini telah mengsuport program KPKers Timor-Leste.

Sekali Lagi terima kasih atas sahabat-sahabatku yang super dari Tanah Tenggara, Bengkel Narasi Pendiri KPKers Pusat Indonesia, bersama keluarganya juga kedua anak-anakku Jack dan Mona juga sahabat atau adikku Anel Jemafer yang selalu mendengar kisahku serta mendoakanku selama masa perjuangan. Harapanku semoga semua member yang menjadi praktisi di KPKers Timor-Leste bisa menghasilkan Karya kreatif dan Inovatif agar pemerintah Timor Leste juga dapat segera memberi perhatian pada para penulis muda di masa depan.

Teima kasih adik Leonita yang sudah membantuku, kala aku benar-benar dalam masa-masa kritis dan kakak aku Neves.

Akhir kata Thanks buat KBRI Dili atas Fasilitas Tempat yang disediakan secara gratis selama Lima Tahun di Pusat Budaya Indonesia.

(Visited 31 times, 2 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.