Karya Dev. Seixas’25

Hari itu hari penuh goresan pena Rudy yang merupakan seorang pendiri sekolah, sedang menanti kehadiran Ratika. Sejak tiga hari yang lalu Rudy selalu inbox kepada Ratika, agar Ratika ke kantor dan bertemu Rudy sang Founder untuk presentasi report kerja selama sebulan.

Ratika ada kesibukan dan kesehatan Ratika kurang baik, karena terlalu kecapean akibat kerja full time. Rudy pun terus chat ke Ratika membuat Ratika harus diam tanpa menjelaskan kondisi kesehatannya.

Dengan cepat Ratika pun mengambil dokumen berupa riport kerja sebulan. Usai mempersiapkan dokumen Ratika pun mandi dengan cepat dan berdandan langsung meninggalkan rumah menuju kantor Rudy dimana Ratika kerja. Tiba di kantor Ratika mengetok pintu. Rudy langsung menatap Ratika dari balik jendela. Ayo masuk Ratika silahkan duduk, ujar Rudy sang Founder. Terima kasih banyak, Rudy tersenyum menatap Ratika.

Ratika tak peduli kondisi di ruangan itu meskipun hanya Ratika dan Rudy yang ada. Rudy mempersilakan Ratika untuk menjelaskan atau presentasikan repot kerja selama sebulan. Masih ada berapa modal yang tersisa tanya Rudy Pada Ratika. Ratika menjelaskan bahwa masih sisa sekitar 65 dolar namun sudah saya pakai untuk mengorder kembali kebutuhan kantor. Jadi sisa hanya itu? Yaap karena modal kita kemarin dicuri semua oleh pencuri, jadi hanya ini yang mampu persentasikan Pak Rudy, ujar Ratika.

Rudy mulai berubah pandangannya ke Ratika. Ratika hanya diam dan terus menjelaskan output dan input perusahaan. Rudy mulai tersenyum manis kepada Ratika sambil berkata, okey karena masih libur nanti bisa ajak anak-anak, bawa kebutuhan perusahaan. Kalau kegiatan berjalan lagi baru kita cari solusi bersama.

Baik Pak Rudy siap, ujar Ratika tersenyum sambil membaiki report tersebut. Pak Rudy tiba-tiba menatap wajah Ratika dengan tatapan liar. Okey, berarti aku bisa pulang. Ya jawab pak Rudy. Ketika Ratika hendak berdiri, tiba-tiba pak Rudy sudah di belakang Ratika. Menatap wajah Ratika dengan senyuman mempesona. Ratika baru mengambil dokumen, Pak Rudy langsung memeluk dan mencium sekujur tubuh Ratika.

Pak Rudy, apa yang pak Rudy lakukan? Hmm, yuk mari kita lakukan, ujar Pak Rudy. Pak Rudy, anda bos aku, apa-apaan ini. Tanpa berkata-kata, tatapan pak Rudy makin liar, akhirnya Pak Rudy tidak mampu sadarkan diri terus mempet dan merapatkan tubuh Ratika ke dinding sambil menusuk Ratika dari arah bawah. Oh Pak Rudy apa-apaan ini, Ratika tercengang halus tak bisa lagi mengendalikan dirinya, akhirnya Ratika pun membalas pelukan Pak Rudy.

Ayo, Ratika terima suntikanku, ujar pak Rudy makin bergairah. Pak Rudy, aku mohon lepaskan pelukan ini pak. Tanpa menjawab pak Rudy makin liar gairah sexnya, mulut dan bibinya benar-benar bekerja dengan aktif.

Please Pak Rudy nanti ada yang bakalan mengetahui, tolong lepaskan aku pak. Tak ada jawaban dengan nada suara yang ada, bibir dan lidah pak Rudy makin liar di bibir Ratika sampai Ratika pun Harus membalasnya dengan ganas, tatapan liar Pak Rudy. Suntikan pak Rudy ke tubuh Ratika pun makin terasa ganas…. bahkan Pak Rudy tidak memberikan kesempatan sedikitpun untuk Ratika beropini atau berargumen.

Ratika di ruangan ini hanya ada aku dan kamu jadi mari kita menikmatinya Ratika. Aku takut Pak Rudy. Ah,ah…Pak Rudy semakin memberikan suntikan amat kencang, meskipun belum tepat pada sasarannya. Mata Ratika hanya tersenyum membalas kecupan pak Rudy dan suasana terasa nikmat, antara Pak Rudy dan Ratika.

Gairah pak Rudy makin membara membuat mulut pak Rudy makin liar di tubuhnya Ratika dengan menarik nafas dalam-dalam Ratika hanya mengikuti irama biduan, yakni Pak Rudy. Ratika, wow… Ratika please mari kita nikmati Ratika, karena hanya ada aku dan kamu di ruangan ini Ratika please ujar Pak Rudy dengan badan penuh keringatan.

Wow teriak Ratika, kenapa? Tanya pak Rudy. Hmmm jarum suntikan Bapak begitu tajam dan kencang. Usai mendengarkan Ratika berkata demikian, justru kesempatan bagi pak Rudy makin kencang menusuk dengan jarum tajam itu.

Pak please lepaskan sudah, teriak Ratika. Pak Rudy terseyum dan makin liar jilatan di tubuh Ratika sambil jemari Pak Rudy turut liar di seluruh tubuh Ratika. Pak Rudy dan Ratika sama-sama ganas dimana gairah sex membara dan liar, mengundang Pak Rudy harus berkeringat, karena telah ganas cara gerakannya. Ratikaaa please peluk ayo, aku tak tahan akhirnya suntikan tepat sasaran, dan Pak Rudy dengan perlahan menarik jarum suntikkannya dari tubuh Ratika. Upsss nikmat kan, ujar Pak Rudy. Ah nakal juga bapak yang satu ini. Hahaha Thanks ya sudah selesai, ujar Pak Rudy. Ternyata berkas atau report ini yang bapak butuhkan tenyata, jawab Ratika.

Pulang Ratika sibuk melakukan pekerjaannya, akhirnya di tengah larut malam, Ratika mengirimkan sesuatu di nomor Pak Rudy. Tak menyangka jika pak Rudy bangun jam 4 pagi dan meminta sesuatu yang Ratika kirim. Namun Ratika lalu menjelaskan jika masih di luar.

Hari mulai pagi Ratika mengejutkan Pak Rudy bahwa, ia tak ingin lagi bekerja bersama pak Rudy di perusahaannya.

Pak Rudy mengatakan kenapa kamu berpikir begitu Ratika? Apa maksud dari segalanya. Ya aku merasa tidak nyaman lagi dengan situasi Pak Rudy, jadi aku Ratika minta batalkan juga kerjasama kita di bidang lain.

Lho kemarin kita melewatinya dengan baik, kenapa kamu berubah pikiran Ratika. Tidak tahu tapi aku merasa keberatan saja setelah melewati moment itu bedua dengan Bapak, ujar Ratika. Ratika jika itu komitmen kamu aku dukung, tapi aku mohon jagalah rahasia kita berdua Ratika.

Baik Pak Rudy. Sepanjang malam Ratika terus berpikir, mengapa di Institusi dan perusahaan harus menyapkan kondisi ini bagi orang-orang yang menjadi manusia kepercayaan? Apakah hal seperti ini juga sering terjadi kepada staf lain di kantor ini? Ratika bukan menyesali apa yang telah terjadi antara dia dan Pak Rudy. Akan tetapi Ratika justru khawatir pada kondisi Pak Rudy. Dia seorang founder mengapa harus melakukan hal konyol itu pikir Ratika dalam hati.

Pak Rudy dan Ratika kembali berkomunikasi melalui chat pada momen pagi. Pak Rudy pun jujur aku tidak tahu Ratika kemarin ketika kita membahas tentang hasil kerja sebulan tiba-tiba aku terus memperhatikan kamu secara dalam entah mengapa. Akhirnya aku pun terpaksa menyentuh tubuhmu dan itu hanya suatu kebetulan Ratika tidak ada rencana, ujar Pak Rudy.

Ratika kembali bertanya, sejak kapan Bapak berpikir demikian ke aku? Sejak kapan pak Rudy, please jawab aku, ujar Ratika. Ratika jujur semua terjadi secara tiba-tiba saat aku menatap dirimu Ratika. Okey terima kasih Pak Rudy, dan aku bangga bahkan salut pada pak Rudy, karena telah jujur pada aku.

Oh ya jika demikian halnya maka aku harap bapak jujur ke aku! Pak Rudy apakah tindakan ini sering terjadi di kantor ini? Sumpah tidak Ratika baru kali pertama, Ratika aku minta maaf Ratika.
Okey seperti yang bapak katakan, apabila semua yang terjadi hanya kebetulan mengapa hari pertama aku melakukan pekerjaan Bapak, begitu peduli ke aku sampai melarang aku untuk bekerja layaknya seorang pelayang? Coba jujur.

Aku tahu itu dan aku melarang kamu untuk tidak mengambil job itu marena aku sadar kamu bukan wanita biasa Ratika kamu juga seorang yang berwawasan bahkan berwibawa hal itulah yang membuat aku melarang kamu Ratika. Terima kasih Pak Rudy atas perhatian Bapak ke aku. Okey sama-sama Ratika. Satu pintaku Ratika, jaga rahasia kita berdua. Kemarin Pak Rudy Asyik bangat, ujar Ratika.

Hahaha… jadi Ratika tidak marah kan? Yaap lupakan yang sudah terjadi, karena Ratika akan selalu ada untuk bantu Pak Rudy, agar mampu melakukan sesuatu untuk negara kita Pak Rudy. Ratika secara pribadi saya kagum pada kamu, karena itu aku ke depan kita terus saling mendukung satu sama lain. Ratika open pada pak Rudy, jika bukan kebetulan baginya menerima jarum suntikan dari Pak Rudy, melainkan karena segala yang sudah di alami berdua adalah sebuah realitas hidup.

Tiba-tiba Artika berkata, Pak Rudy aku minta maaf, sama ibu dan adik-adik ya karena tidak seharusnya yang sudah terjadi itu bisa terjadi antara aku dan Pak Rudy, ujar Ratika.

Aku juga Ratika, tapi jujur nikmat banget kecupan kamu di bibir aku Ratika, pungkas Pak Rudy. Hhhh… mana ada kecupan yang asing pasti manis bangat, lagian yang bereaksi duluan siapa coba? Ujar Ratika. Aku Salut padamu Ratika, kamu juga jago bercumbu Ratika, habis kalau tidak jago di bilang kemah giliran jago, Pak Rudy terkejut coba bayangkan momen itu kata Ratika.

Pokonya wow bangat Ratika. Pak Rudy bahkan wow saja, tapi asyik lho tusukan jarumnya. Pak Rudy tertawa bebahak-bahak ehh mau lagi tidak? Hmmm lebih dari mau Pak Rudy. Benarkah! Ya Pak Rudy semua karena aku respect Bapak. Oh ya pak Rudy, tadi aku hanya iseng tapi kalau pak Rudy sampai memberikan posisi kerja itu ke orang lain akan aku bakat tempat itu juga pak Rudy, ujar Ratika.

Hahaha… tentu tidak Ratika aku mengerti benar perasaan kamu, tapi jangan main bakar-bakaran denganku, nanti negara kita tidak maju-maju. Okey nanti baru kita bahas lagi tentang itu, ujar Pak Rudy.

Pada akhiranya Pak Rudy bertanya, mau tidak kita menjaling hubungan ini tanpa ada yang tahu, kecuali kau dan aku Ratika. Ratika hanya menjawab respect Pak Rudy. 1 Desember Pak Rudy dan Ratika membahas tentang suntikan pak Rudy di tubuh Ratika hingga jam lima sore.

(Visited 8 times, 1 visits today)
Avatar photo

By Devinarti Seixas

Penulis dan Pendiri KPKers Timor Leste, dengan mottonya: "Kebijaksanaan bukan untuk mencari kehidupan melainkan untuk memberi kehidupan dan menghidupkan". Telah menyumbangkan lebih dari 100 tulisan berupa; berita, cerpen, novel, puisi dan artikel ke BN sejak 2021 hingga sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.