A.Tentang Max Weber
Konflik adalah proses sosial yang alami dan universal.” (Economy and Society, 1922)
Max Weber
Max Weber (1864-1920) adalah seorang sosiolog, ekonom, dan filsuf Jerman yang berpengaruh besar dalam pembentukan sosiologi modern. Berikut adalah beberapa fakta tentang Max Weber:
a). Kehidupan Awal
- Lahir di Erfurt, Prusia (Jerman) pada 21 April 1864.
- Ayahnya, Max Weber Sr., adalah seorang politikus dan pengacara.
- Weber menderita penyakit mental dan fisik sepanjang hidupnya.
b). Pendidikan dan Karir
- Belajar hukum, ekonomi, dan sejarah di Universitas Berlin.
- Meraih gelar doktor dalam hukum pada tahun 1889.
- Menjadi profesor ekonomi di Universitas Freiburg (1894) dan Universitas Heidelberg (1896).
- Mengundurkan diri dari jabatan profesor karena penyakit mental (1903).
c). Teori dan Karya
“Kekuasaan tradisional berdasarkan kebiasaan dan tradisi.”
(Economy and Society, 1922)
- Teori Kekuasaan: membedakan antara kekuasaan tradisional, karismatik, dan rasional-legal.
- Teori Birokrasi: mengkritik birokrasi sebagai sistem yang kaku dan tidak efektif.
- Teori Konflik: melihat konflik sebagai perjuangan kekuasaan dan otoritas.
- Etika Protestan dan Semangat Kapitalisme (1905): menghubungkan etika protestan dengan perkembangan kapitalisme.
- Economy and Society (1922): karya utama Weber tentang sosiologi.
d). Pengaruh
- Sosiologi modern: Weber dianggap sebagai salah satu pendiri sosiologi modern.
- Teori kekuasaan dan otoritas.
- Analisis kritis terhadap kapitalisme.
- Pembentukan teori sosiologi politik.
e). Karya Lain
- “The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism” (1905).
- “The Theory of Social and Economic Organization” (1947).
- “General Economic History” (1923).
B. Pembahasan Teori Konflik Max Weber
Teori konflik klasik Max Weber (1864-1920) menjelaskan konflik sebagai perjuangan kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Berikut adalah poin-poin utama:
1). Konsep Dasar
- Kekuasaan (Macht): kemampuan individu atau kelompok untuk mencapai tujuan.
- Otoritas (Herrschaft): kekuasaan yang dilegitimasi.
- Konflik: perjuangan antara individu atau kelompok untuk menguasai sumber daya dan kekuasaan.
2). Jenis Kekuasaan
- Kekuasaan Tradisional (Traditionelle Herrschaft): berdasarkan kebiasaan dan tradisi.
- Kekuasaan Karismatik (Charismatische Herrschaft): berdasarkan kekuatan pribadi.
- Kekuasaan Rasional-Legal (Legale Herrschaft): berdasarkan hukum dan peraturan.
3). Faktor Penyebab Konflik
- Perbedaan kepentingan.
- Kesenjangan sosial dan ekonomi.
- Perebutan kekuasaan.
- Perbedaan nilai dan ideologi.
4). Tahap Konflik
- Konflik laten (tidak terlihat).
- Konflik manifes (terbuka).
- Konflik intensifikasi (memburuk).
- Konflik resolusi (penyelesaian).
5).Dampak Konflik
- Perubahan sosial dan politik.
- Kehilangan nyawa dan harta.
- Kerusakan lingkungan.
- Gangguan psikologis.
6). Karya Utama
- “Economy and Society” (1922).
- “The Theory of Social and Economic Organization” (1947).
7). Pengaruh
- Sosiologi konflik modern.
- Teori kekuasaan dan otoritas.
- Analisis kritis terhadap kapitalisme.
- Pembentukan teori sosiologi politik.
8). Kritik
- Terlalu fokus pada kekuasaan.
- Mengabaikan peran faktor-faktor lain.
- Terlalu simplistik dalam menjelaskan kompleksitas sosial.
C. Perbedaan Teori Konflik Max Weber dengan Karl Marx
Berikut perbedaan utama antara teori konflik Max Weber dan Karl Marx:
Perbedaan Utama
- Fokus Konflik:
- Karl Marx: Konflik kelas sosial (borjuis vs proletar) sebagai penggerak sejarah.
- Max Weber: Konflik kekuasaan dan otoritas antara individu/kelompok.
2. Sumber Konflik:
- Marx: Ekonomi (perebutan sumber daya dan kekuasaan ekonomi).
- Weber: Kekuasaan, otoritas, dan status sosial.
3. Peran Kelas Sosial:
- Marx: Kelas sosial sebagai faktor utama konflik.
- Weber: Kelas sosial hanya salah satu faktor konflik.
4. Tujuan Konflik:
- Marx: Menghapus kelas sosial dan mencapai masyarakat tanpa kelas.
- Weber: Mencapai kekuasaan, otoritas, dan status sosial.
Perbedaan Teoritis
- Determinisme:
- Marx: Ekonomi menentukan struktur sosial.
- Weber: Faktor sosial, politik, dan budaya juga mempengaruhi konflik.
2. Konsep Kekuasaan:
- Marx: Kekuasaan sebagai hasil eksploitasi ekonomi.
- Weber: Kekuasaan sebagai kemampuan mencapai tujuan.
3. Peran Ideologi:
- Marx: Ideologi sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaan kelas.
- Weber: Ideologi sebagai faktor yang mempengaruhi konflik.
Perbedaan Metodologis
- Metode Penelitian:
- Marx: Analisis historis dan ekonomi.
- Weber: Analisis sosial dan empiris.
2. Fokus Studi:
- Marx: Konflik kelas sosial dalam skala besar.
- Weber: Konflik individu/kelompok dalam konteks sosial.
D.Kesimpulan
Berikut kesimpulan teori konflik Max Weber:
Konsep Dasar
- Konflik sebagai perjuangan kekuasaan dan otoritas.
- Kekuasaan (Macht) dan otoritas (Herrschaft) sebagai konsep kunci.
- Konflik sebagai proses sosial yang alami dan universal.
Faktor Penyebab Konflik
- Perbedaan kepentingan.
- Kesenjangan sosial dan ekonomi.
- Perebutan kekuasaan.
- Perbedaan nilai dan ideologi.
Jenis Kekuasaan
- Tradisional (kebiasaan dan tradisi).
- Karismatik (kekuatan pribadi).
- Rasional-Legal (hukum dan peraturan).
Dampak Konflik
- Perubahan sosial dan politik.
- Kehilangan nyawa dan harta.
- Kerusakan lingkungan.
- Gangguan psikologis.
Kritik dan Keterbatasan
- Terlalu fokus pada kekuasaan.
- Mengabaikan peran faktor-faktor lain.
- Terlalu simplistik dalam menjelaskan kompleksitas sosial.
Pengaruh
- Sosiologi konflik modern.
- Teori kekuasaan dan otoritas.
- Analisis kritis terhadap kapitalisme.
- Pembentukan teori sosiologi politik.
Karya Utama
- “Economy and Society” (1922).
- “The Theory of Social and Economic Organization” (1947).
Referensi dan Rujukan
- Weber, M. (1922). Economy and Society.
- Weber, M. (1905). The Protestant Ethic and the Spirit of Capitalism.
- Dahrendorf, R. (1959). Class and Class Conflict in Industrial Society.
- Giddens, A. (1971). Capitalism and Modern Social Theory.
Konflik dapat menyebabkan perubahan sosial dan politik.”
(Max Weber Economy and Society, 1922)
Demikian secara ringkas pembahasan teori Konflik Max Weber, semoga bermanfaat dan menjadi bagian dari merawat ingatan sosiologi.
Merawat Ingatan adalah sebuah teraphy bagi penulis untuk mereplay kembali teori-teori Sosiologi sejak kuliah S2 di Sosiologi Unhas, dan S3 Sosiologi UNM, saya sangat konsen dan suka materi2 Sosiologi klasik dan modern, hingga 2013 penulis terkena stroke ringan serasa semua ingatan itu ingin ku ulang dengan menuliskan nya kembali, sebagaimana Filsuf Friedrich Nietzsche menyebut Ingatan sebagai sumber kekuatan dan kelemahan.mari merawat ingatan kita agar memory kita sehat.
Makassar, 22 Januari 2025.
Diberdayakan untuk ilmu pengetahuan:
Membaca membuat Anda penasaran dan terbuka untuk belajar sepanjang hidup, membantu Anda tumbuh secara pribadi dan profesional.

Dr.Sudirman, S. Pd., M. Si.
[Dosen Sosiologi]