Oleh: Andi Satia

Pertama kali menginjakkan kaki di kota Bau Bau, sasaran yang kami tuju adalah Pantai Nirwana, tepatnya Minggu 3 Maret 2024. Kami bersama rombongan 80 peserta pendongeng tiba dengan selamat setelah menempuh perjalanan kurang lebih 7 jam lamanya dari kota Kendari dengan tumpangan kapal viber. Akhirnya rasa lelah terbayar lunas.

Hotel yang kami tempati bentuknya unik dan sangat menarik. Sebuah hotel berbentuk kerucut menghadap laut lepas dengan pantainya yang indah benar-benar lukisan alam yang sangat menakjubkan dengan laut yang terbentang luas dikelilingi pulau-pulau kecil, air yang biru dan pasir yang putih , diselingi riak-riak ombak kecil yang saling berkejaran. Benar-benar pemandangan alam yang sangat memukau, dapat menghipnotis pandangan mata, membuat kami terlena.

Perjalanan kali ini dewi keberuntungan menyertai langkah-langkah kami. Bukan cuma hotel tempat kami menginap dapat memanjakan , tapi menu setiap harinya yang dihidangkan dapat memanjakan lidah dengan rasa yang berbeda mengundang selera, serta pemandangan alam yang memanjakan mata.

Di sore hari torehan langit jingga memancarkan aura keindahannya, seakan mengajak kami bercengkrama lewat bahasa kalbu. Tersimpan makna yang tersirat dalam cerita jingga, mengukir garis cakrawala di ufuk barat, yang sebentar lagi akan bergeser di peraduan sang malam membuat kami enggan untuk beranjak dari tempat.

Satu yang tak dapat kami lupakan dari bunda PAUD kota Bau Bau. Beliau memfasilitasi kami delapan kendaraan bus untuk membawa kami jalan-jalan menikmati indahnya kota Bau Bau selepas pelatihan. Kami juga berkunjung ke Keraton Kesultanan Bau Bau, serta di tempat patung kepala naga dan patung ekor naga.

Konon patung kepala naga itu dibangun pada tahun 2007 setinggi 5 meter di pantai Kanali, sedangkan patung ekor naga dibangun pada tahun 2010 setinggi 7 meter di bukit Palagimata. Patung kepala naga terpisah jarak sekitar sekitar 5 kilo meter dari patung ekor naga.

Inilah kisah perjalanan kami berkunjung ke kota Bau Bau menikmati lukisan alam yang sangat menakjubkan di bawah torehan langit jingga di pantai Nirwana dalam rangka mengikuti pelatihan mendongeng. Ilmunya, healing-healingnya, dan rasa kulinernya pun dapat.

Terima kasih yang tak terhingga kami haturkan pada seluruh panitia pendongeng Balai Guru Penggerak ( BGP) kota Kendari dan Bau Bau.

Kolaka Utara, Juli 2024

(Visited 3,269 times, 2 visits today)
11 thoughts on “Torehan Langit Jingga di Pantai Nirwana”
  1. salam sehat dan bahagia selalu bundaku, sebuah prestasi dan trend positif, usia hanya lah angka namun karya tetap masih melanglangbuana🙏😇 sukseski selalu bundaku❤‍🔥

  2. Salam sehat dan bahagia selalu bundaku, sebuah prestasi dan trend positif, usia hanya lah angka namun karya tetap masih melanglangbuana🙏😇 sukseski selalu bundaku A. Satia❤‍🔥

  3. Sebagai salah satu daerah di timur Indonesia, bau bau termasuk daerah yg kecantikannya tiada tara. Perjalanan yg luar biasa menyenangkan ya puang, dan sebagai pembaca aku ikut larut menikmati indahnya senja bersama pikiran ku yg mengembara ke pulau indah tersebut.
    Nice work puang, semoga semakin banyak pengalaman yg mampu dibagi utk kami yg membaca, sukses selalu ya BN 🥰

  4. Sungguh indah rangkaian di setiap kalimatnya seindah pantai nirwana. Petualangan yg menarik yang membuat hati ingin mengulang kembali.. Masih terbayang warna senja yang memerah dan air lautnya yg biru dan jernih ibarat berlian berkilau.. Tulisan ini menggugah hati sungguh karya yg patut di beri kesan yang baik.. I like it 👍🙏

  5. Perjalanan yang begitu berkesan🫰👏👏🥰 teruslah berkarya puang bunda cantik Insya Allah makin sukses ke depanx🫶😘🙏

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.